Chapter 47 - Epilogue

14K 987 129
                                    

WARNING! 21+
(ramein doong. ramein plisss asia sedih kalo gak rame huaaa)


~ Ignite: Epilogue ~

***

Napas Alicia memburu saat merasakan kecupan basah di lehernya. Dia meraih seprai dan meremasnya sangat kencang, menahan suara desahannya lolos dari bibir. Wajahnya bersemu merah dengan mata yang terpejam erat.

"Alice," bisik suara serak di telinganya, terdengar sangat sensual sehingga mengirimkan getaran bagai tersengat listrik ke seluruh tubuh Alicia.

"Hm," gumam Alicia sebagai balasan.

"Sebut namaku!"

Alicia membuka mata, menatap tidak fokus pada objek di hadapannya. Karena bukan hanya bibir pria itu yang bergerak menyiksanya dengan memberikan kecupan-kecupan panas sampai meninggalkan bekas kemerahan di lehernya, tapi juga tangan pria itu yang terasa kasar, menyusup masuk dari balik baju tidur yang ia kenakan, meremas dadanya dan tanpa tahu malu pria itu menjetikkan jari pada puncak dadanya yang telah mengeras.

"Ahh, Lucius!" Alicia sontak mendesahkan nama pria itu dalam ekstasi yang ia rasakan dari rangsangan yang diberikan. Tubuh Alicia tidak bisa berkutik di bawah kuasanya, dan dia merasakan Lucius tersenyum puas di lehernya merasakan gairah Alicia yang semakin memuncak.

Remasan tangan pria itu beralih ke dada Alicia yang satunya, memberikan rangsangan yang sama, sementara lidahnya menjilat dengan sensual area yang baru saja di cium dan gigit cukup keras dengan giginya sehingga rasanya pasti akan sangat sakit, tapi alih-alih mengaduh dan mendorongnya menjauh, Alicia justru menariknya mendekat diikuti desahan yang lolos dari bibir.

Tangan Lucius turun ke perut Alicia, merasakan kelembutan yang sangat kontras dengan kekasarannya.

"Kau berharap ini akan berlanjut?" tanya Lucius, menatap Alicia dengan mata merahnya yang seolah menyala dalam kegelapan, karena pantulan cahaya bulan yang menerpanya.

Alicia mengerjap, dan mengangguk lemah.

Lucius menyeringai. "Katakan dengan lebih jelas, Little Girl."

"A-aku mau," jawab Alicia, wajahnya semakin memerah.

"Mau?"

"Ya-ahh!" Alicia mendongak saat tangan Lucius meraba bawah pusarnya dan menekan tangannya di sana. Alicia merasa seolah bagian dalam dirinya ikut merasakan sentuhan panas pria itu.

Sebelah tangan Lucius yang lain menarik ke atas baju tidur yang Alicia kenakan, sehingga payudaranya terbebas dan tampak dalam pandangan mata merah yang menatap lapar ke arahnya.

"Lu-Lucius ...?" Alicia menatap tidak mengerti karena tiba-tiba saja sentuhan pria itu terhenti dan tatapannya hanya tertuju ke arah dada Alicia.

Sontak Alicia ingin menutupi dadanya karena pandangan pria itu yang terlalu intens sehingga membuatnya malu. Apa yang Lucius pikirkan saat dia melihat Alicia seperti itu?

Lucius berpikir bahwa Alicia lebih baik tidak tahu karena dia mungkin tidak sanggup untuk mendengar jawabannya, seberapa liarnya fantasi yang Lucius miliki pada gadis ini. Kalau Alicia tahu, dia mungkin akan lebih memilih untuk kabur saat ini juga.

Bayangan tersebut membuat seringai di bibir Lucius melebar.

"Alice," panggilnya.

Alicia yang masih berupaya menutupi dadanya walau sia-sia karena ukurannya yang besar sementara telapak tangannya sendiri kecil, mendongak. "A-apa?" sahutnya terbata.

LIVING WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang