Chapter 16 - Angel Without Wings (a)

29.6K 2.1K 85
                                    

Cuma mau tes aja :) sepertinya wattpad masih error, baiklah... Asia akan balik lagi di abad berikutnya 🌚

•●※●•

Keesokan harinya, seorang dokter datang untuk memeriksa kesehatan Alicia. Alicia hanya diam saja saat dokter tersebut melakukan tugasnya. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Dokter Hank, namun sekalipun mereka sudah berkenalan, Alicia tidak mau repot-repot mengobrol, kejadian semalam masih menghantui pikiran Alicia. Dan sekarang Lucius entah berada di mana.

Alicia bersyukur lelaki itu tidak di rumah. Dia pergi tepat setelah makan malam itu selesai. Jadi Alicia bisa diam-diam tidur di kamar tamu.

"Kau masih perawan?"

Pertanyaan Dokter Hank yang tiba-tiba itu mengejutkan Alicia sehingga untuk pertama kalinya, dia memperlihatkan emosi di kedua matanya pada lelaki itu.

Dokter Hank terkekeh geli saat tahu jawabannya. Tapi dia juga tetap merasa heran. "Ini sangat tidak biasa," gumamnya pelan.

"A-apa maksudmu?" tanya Alicia hati-hati, menatap dokter itu dengan penuh penasaran.

Dokter Hank tersenyum dengan senyuman hangat. "Maksudku, jaga dirimu baik-baik."

Alicia tidak mengerti.

***

Salju masih turun dari semalam, permukaan tanah telah nyaris ditutupi oleh tumpukan berwarna putih. Lucius mengingatkan dirinya untuk membersihkannya nanti. Sekalipun memiliki banyak pelayan, namun Lucius lebih sering melakukan pekerjaan-pekerjaan berat seperti itu seorang diri.

Lucius duduk di ruang kerjanya, menatap ke luar jendela. Ruang kerja Lucius ini berbeda dengan yang ada di perpustakaan, yang saat ini tempat itu lebih sering dikuasai oleh Alicia. Ruang kerja Lucius yang sebenarnya berada di lantai teratas. Keempat sudut ruangan itu berwarna hitam dengan lampu kuning temaram. Kain beludru merah menjadi gorden untuk jendela, tersampir di antara kedua sisinya.

Seseorang mengetuk pintu, Lucius tahu itu siapa, dan membiarkan si pengetuk masuk.

"Lucius," Dokter Hank menyapa.

"Hm," jawab Lucius singkat, tidak mengalihkan pandangnya pada Dokter Hank.

Lelaki yang tampak lebih tua itu terdengar menghela napas. "Aku telah memeriksa kondisi Alicia," ucapnya.

"Bagus," sahut Lucius datar. Di belakangnya, Dokter Hank tampak sedikit gugup.

"Sepertinya, dia sangat tertekan, Lucius," ungkap Dokter Hank hati-hati.

Namun Lucius masih tidak bergeming juga. "Lalu?"

Dokter Hank mendekatinya. "Mentalnya akan menjadi sangat tidak stabil. Aku sarankan, untuk tidak terlalu keras padanya. Aku tahu apa arti gadis itu bagimu, Lucius. Tapi kau tidak perlu menghukumnya atas kesalahan yang dilakukan oleh orangtuanya, dia sama sekali tidak berdosa."

Lucius mendengus pelan. "Aku tidak memintamu untuk menasehatiku. Lakukan saja tugasmu dengan benar."

"Aku mengatakan ini bukan sebagai seorang dokter yang bekerja padamu, tapi sebagai paman ke keponakannya. Aku tidak ingin kau menyesali apapun."

Barulah saat itu Lucius menoleh pada Dokter Hank dan menatapnya. Matanya yang berwarna merah berpendar redup, seringaian tampak di sudut bibirnya. "Kalau begitu, apa kau lupa siapa aku, Paman?"

***

Ketika malam kembali menyusup, Lucius pergi ke perpustakaan dan melihat Alicia tidur meringkuk di atas sofa dibalut selimut tipis. Lucius tahu bahwa di malam sebelumnya Alicia diam-diam tidur di kamar tamu, namun Lucius menyuruh Harrieth untuk mengunci semua kamar tamu malam ini. Lucius menyadari, gadis itu masih mengenakan baju yang sama dari yang terakhir kali Lucius melihatnya. Setakut itukah dia pada ular? Sebelum ke sini, Lucius sempat ke kamar Alicia untuk mengecek kondisi Angel. Hewan tersebut telah diberi makan sebelumnya sehingga dia akan lebih banyak tidur sekarang. Dan terakhir kali Lucius lihat, Angel tengah tidur di dalam bathtub.

LIVING WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang