Chapter 46 - You're All That Matters

33.6K 2.2K 312
                                    

WARNING! Ini chapter terakhir, jadi jangan lupa untuk tinggalkan VOTE dan COMMENT yaaaaaa 😊

Silakan untuk yang mau menghujat bisa gunakan section comment di sini wkwk 😂

Asia kan bilang kemarin tuh chapter ini seharusnya Epilogue, tapi epilogue IGNITE tuh jahannam banget gaissss Asia takut buat uploadnya 😭😭😭 sedangkan sequel gak tau mau digarap kapan karena Asia masih punya 3 project lagi yang harus dikerjain, yaitu Dangerous Agreement, Living With The Devil rewrite versi NovelMe, dan 1 naskah lain. 😵

Epilogue Ignite itu adalah penyambung penting untuk ke sequelnya nanti, jadi Asia bakal upload epilognya besok2 kalau sequelnya dah siap Asia post juga 😊

Untuk kalian, pembaca setia IGNITE, Asia ucapin banyak banyak BANYAK terima kasih!!! 🙏❤❤❤ Tanpa kalian, Asia mungkin bakal nyelesaiin Ignite ini taon depan atau malah gak selesai-selesai haha 😂

Happy reading~💕

•●※●•

"Dokter, kalau Tuan Lucius terus bersamaku setiap waktu, aku mungkin akan sembuh lebih cepat," ucap Alicia pada Dokter Hank yang tengah memeriksa keadaannya.

Lelaki paruh baya itu tersenyum kecil. "Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?" tanyanya. Sudah beberapa hari Alicia dirawat dan harus istirahat total untuk kesembuhannya. Dokter Hank adalah satu-satunya dokter yang datang untuk merawatnya. Namun, hanya untuk memeriksa keadaan Alicia secara umum, seperti mengecek suhu tubuhnya, memeriksa gejala-gejala tertentu yang bisa menimbulkan penyakit bawaan dari lukanya, memberinya obat yang akan membantu kesembuhan dan meningkatkan kesehatannya.

Namun, khusus untuk mengganti perban di lukanya, hanya Lucius yang dapat melakukan itu.

Bukan, Dokter Hank pun bisa melakukannya, tapi hanya Lucius seorang yang boleh. Dokter Hank sangat mengerti akan sikap Lucius yang seperti itu, namun dia tidak mengatakan apapun dan hanya diam memperhatikan dari jauh.

"Dokter, apa kau mendengarku?" kata Alicia yang berhasil membuyarkan konsentrasi Dokter Hank pada kertas catatan di tangannya.

"Aku dengar," sahut Dokter Hank, "jadi apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"

Alicia menatap lurus pada tembok di hadapannya. "Saat Tuan Lucius bersamaku, ini..." Alicia menyentuh dadanya, tepat di mana jantungnya berdetak normal, "...tidak pernah berdetak senormal ini. Jadi karena jantungku yang selalu aktif dua kali dari seharusnya, aku yakin aku akan sembuh lebih cepat."

Dokter Hank terdiam, gerakan tangannya yang tengah menulis sesuatu di kertas terhenti. Dia menatap Alicia lama lalu bertanya, "Kau merasakan itu?"

"Hm!"

"Haruskah aku memeriksa kesehatan jantungmu lebih lanjut?"

"Ah, tidak perlu!" jawab Alicia cepat.

"Tapi kalau Lucius mendengar ini, dia pasti mengira bahwa kau memiliki komplikasi jantung."

Mata Alicia membulat sempurna. "Dia akan berpikir begitu?" tanyanya tidak percaya.

Dokter Hank mengangguk. Bukannya dia tidak tahu pada apa yang Alicia katakan, tapi dia mengenal keponakannya dengan baik. Lucius adalah pria dingin dan kaku yang nyaris tidak berperasaan. Sekalipun sekarang Dokter Hank melihat lelaki itu peduli pada Alicia, tapi Dokter Hank tetap tidak bisa menjamin kebenarannya. Apa yang sebenarnya lelaki itu rasakan? Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Dokter Hank tidak tahu. Dan dia tidak ingin menduga lalu memberikan Alicia harapan palsu.

LIVING WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang