Chapter 12 - Gossip

32.1K 2.1K 27
                                    

Yo yo yo yoooooo HEPI RIDINGGGGGG! 😘😘😘
Kasih tau Asia yaaa kalo ada typo hiks :"

∽•●•∽

Keesokan harinya, Alicia terbangun di atas ranjang dalam keadaan terikat. Dia menatap sekelilingnya bingung, kepalanya berdenyut sakit. Alicia mencoba untuk melepaskan ikatan di pergelangan tangannya namun tidak berhasil. Dia lantas berbaring pasrah dalam beberapa saat untuk mengembalikan pikirannya kosong. Saat itulah kemudian Alicia teringat pada kejadian semalam. Dia tersentak bangkit, untuk kemudian meringis karena tangannya yang terikat.

"Ya Tuhan, apa yang telah kulakukan!" bisiknya cemas.

Alicia pun tidak tahan untuk bertanya-tanya, apakah Lucius masih di sini atau dia sudah terbang ke negeri sakura, meninggalkan Alicia dengan ingatan dan kejadian semalam. Alicia diliputi rasa jijik pada dirinya sendiri, penyesalah, dan amarah.

Ketika Alicia sibuk dengan pikirannya sendiri, Harrieth masuk ke dalam kamarnya membawa sarapan, namun mematung beberapa di pintu menatap terkejut pada Alicia.

Alicia menyadari kehadirannya dan hanya pasrah saja, kecuali kepalanya yang menoleh pada Harrieth, tubuhnya tidak bergerak sedikitpun. Dia tersenyum sedih, kemudian berkata dengan suara bergetar, "Selama pagi, Harrieth."

Harrieth tersadar, ia segera masuk dan meletakkan nampan sarapan di atas ranjang. Ini bukanlah pertama kalinya Harrieth melayani seorang wanita di ranjang tuannya pada pagi hari, namun ini adalah Alicia, Harrieth selalu yakin bahwa Nona Alicia berbeda dengan wanita-wanita yang selama ini pernah bersama tuannya.

"Bisakah kau... ngh... membantuku?"

Harrieth mengangguk kuat lalu dengan cekatan melepas simpul kain di tangan Alicia dan kepala ranjang.

"Anda baik-baik saja, Miss?"

Alicia bersusah payah untuk duduk, kemudian mengangguk lemah. "Kupikir... ya."

"Tapi tampaknya tidak begitu," gumam Harrieth pada dirinya sendiri. "Aku akan menyiapkan air hangat untuk Anda berendam, Miss."

Alicia tidak sempat menjawab karena Harrieth telah lebih dulu bergerak ke kamar mandi dan menyiapkan semuanya.

Beberapa saat kemudian, Alicia merasa sekujur tubuhnya dapat rileks kembali ketika air hangat menyentuh kulitnya. Dia mendesah lirih dan mengembuskan napas panjang dengan lega. Harrieth meninggalkannya seorang diri di kamar, dan memang itulah yang saat ini Alicia butuhkan. Dia menatap kabut tipis di permukaan air dan kelopak mawar merah, tidak tahu apa yang dipikirkannya. Dia mengingat kejadian kemarin malam dengan sangat jelas. Bagaimana dia duduk di pangkuan Lucius, mendambakan sentuhannya, dan merengek meminta lebih. Itu benar-benar bodoh!

Alicia menekuk lututnya dan memeluk dirinya sendiri.

"Kapan ini akan berakhir?" bisiknya lirih.

***

Alicia menatap satu persatu kelopak mawar yang menempel di tubuhnya melalui cermin. Sampai kemudian matanya berlabuh pada bercak-bercak merah di leher dan dadanya. Napas Alicia memburu, momen itu langsung terngiang di kepalanya. Alicia mencoba untuk melupakan semua itu, atau hanya sekedar tidak memikirkannya setiap saat seperti sekarang, tapi itu sangat sulit dilakukan. Setiap kali melihat kulitnya sendiri, Alicia akan selalu terngiang oleh bagaimana Lucius menyentuhnya di sana.

Pikirkan hal lain! batin Alicia.

Kemudian dia teringat pada pemandangan indah ladang gandum di desa. Udara yang bersih mengisi paru-parunya. Cicit-cicit burung dan desingan angin mengisi indera pendengarannya. Alicia membayangkan segarnya permata air di sungai di mana dia terkadang berendam bersama Wendy di bawah terik matahari yang hangat.

LIVING WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang