Chapter 30 - The Letter (a)

21K 1.8K 62
                                    

Karena udah agak lama gak update, Asia saranin baca ending chapter sebelumnya untuk merefresh ingatan dan feeling pada cerita ini ヾ(*'∀`*)ノ

Happy reading!

VOTE dulu dooong ⭐⭐⭐

•●※●•

Dingin yang Alicia rasakan semakin membekukan. Perutnya mual dan kepalanya berdentum dengan keras. Dia meringkuk di atas ranjang dengan mata terpejam, namun pikirannya tidak serta merta ikut diam. Alicia tidak tertidur, dia berharap bisa melakukannya.

"Kumohon..." rintih Alicia dengan kening berkerut-kerut menahan sakit. Dia masih tidak melupakan ucapan Lucius di taman, Alicia yakin kepalanya sakit pasti karena terlalu banyak berpikir.

Seorang pelayan mengetuk pintu dan Alicia membalasnya dengan gumaman lemah. Tidak beberapa lama kemudian, Maloma masuk mendorong troli makanan yang ditutup dengan tudung besi.

"Makan siang Anda, Miss." Maloma mengganti piring sarapan Alicia-yang sama sekali tampak belum tersentuh-dengan piring berisi makan siangnya.

Alicia sama sekali tidak menjawab ataupun bergerak sedikitpun. Seluruh tubuhnya ditutupi selimut dan dia meringkuk di dalamnya.

Maloma menghela napas. Perubahan pada sang nona pasti ada sangkut pautnya dengan kejadian tadi pagi. Maloma tidak sengaja mengintip di jendela tepat ketika Lucius berdiri dekat dengan Alicia dan terlihat mencengkram rahang si gadis dengan kuat. Apapun itu, Maloma berharap nasib sang nona lebih baik dari wanita-wanita sebelumnya.

"Anda baik-baik saja, Miss?" tanya Maloma pelan.

"Hm..." gumam Alicia menjawab.

"Apakah perlu saya panggilkan Dokter Hank untuk memeriksa Anda?"

"Tidak perlu, Maloma, aku hanya perlu beristirahat sebentar saja."

Tapi sang nona telah berbaring semenjak pagi sampai siang. Maloma yakin ada sesuatu yang tidak beres, namun dia tidak mengatakan apa-apa lagi dan segera ke luar ruangan.

Maloma menutup pintu kamar Alicia dengan pelan lalu berbalik dan terkejut mendapati Lucius berjalan ke arahnya dan berhenti. Maloma menyapa dengan hormat dan hendak berjalan melewatinya ketika Lucius bertanya, "Dia tidak makan?" sambil melirik ke sepiring makanan utuh dan segelas susu di atas troli yang didorong Maloma.

"Ya, Tuan," jawab Maloma, kepalanya tertunduk.

"Pastikan dia menghabiskan makanannya! Kalau perlu, kau bisa memaksanya menelan semuanya!" perintah Lucius menunjuk pada makanan di atas troli. Lalu tanpa mengatakan apa-apa lagi, Lucius berbalik dan pergi begitu saja.

***

Alicia memuntahkan semua makanan dari perutnya yang dipaksa masuk oleh Maloma tadi. Sang kepala pelayan telah bersikap begitu tegas ketika Alicia kembali menolak untuk makan. Dia menyuapi Alicia sampai semua makanan di piringnya habis.

Tangan Alicia yang mencengkram pinggiran WC memutih dan suara muntahannya tidak kunjung berhenti. Dia tersedu-sedu lalu mengelap mulutnya dan terduduk dengan lesu di lantai kamar mandi.

Perutnya masih terasa mual, rasa pusing di kepalanya semakin menyakitkan, dia telah kehilangan nafsu makan juga. Bahkan Maloma hampir saja memanggil Dokter Hank karena wajah pucat Alicia, tapi Alicia berhasil meyakinkannya bahwa dia baik-baik saja.

Setelah membersihkan dirinya dan kembali ke ranjang, Alicia merasa lebih baik.

Malamnya dia terbangun dan melihat sepiring makanan di atas nakas yang ditinggalkan Maloma untuknya. Alicia duduk di atas ranjang dan mengambil piring itu lalu memangkunya. Dia menatap tanpa minat pada stik daging dan beberapa jenis buah yang ditaruh mengelilinginya.

LIVING WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang