Ablaze 14 - The Feelings

5.8K 630 30
                                    

Alicia sudah sangat yakin bahwa mereka tidak akan tidur bersama. Entah Lucius yang akan mengalah, atau Alicia yang terpaksa harus tidur di lantai yang dingin itu. Tapi yang terjadi justru mereka berdua berbaring di atas ranjang yang sama, berbagi selimut tipis yang sebenarnya tidak cukup menghangatkan. Alicia meringkuk di sisi kiri ranjang, menghadap tembok, berusaha sebisa mungkin untuk membuat Lucius merasa nyaman.

Hujan deras masih turun di luar, entah kapan selesainya. Hawa dingin menusuk masuk. Alicia menarik selimutnya semakin tinggi dengan badan semakin meringkuk seperti bayi.

Ranjang di belakangnya tiba-tiba bergerak dan Alicia takut bahwa dia telah mengusik tidur pria itu. Bagaimana kalau Lucius marah dan menyuruhnya tidur di lantai yang membeku itu?

Tapi tidak ada yang terjadi. Lucius tidak bersuara.

Alicia mengerjapkan mata. Jantungnya berdegup sangat kencang. Berada di dekat Lucius sebelumnya tidak pernah semendebarkan ini. Alicia gugup bukan main. Seluruh inci tubuhnya sadar akan kehadiran pria itu. Alicia harap kantuk akan segera datang dan membuatnya tertidur. Dia harus beristirahat lebih banyak untuk menghadapi apa pun yang akan terjadi pada keesokan harinya.

Alicia pikir dia tidak akan bisa tidur malam ini. Tapi lima menit kemudian, napasnya menjadi teratur dan dia pun telah sepenuhnya berada di alam mimpi.

Sementara itu, di belakangnya, Lucius membuka mata dan menatap punggung kecil Alicia yang bergerak pelan beraturan dengan napasnya. Lucius tahu bahwa Alicia sudah tertidur, sedangkan dia sendiri kesusahan bahkan hanya untuk memejamkan mata. Kehadiran wanita di sampingnya ini terasa begitu nyata, begitu dekat, dan begitu rapuh.

Padahal bagi Lucius, dia hanyalah sebuah godaan kecil, namun entah bagaimana selalu berhasil mempengaruhi pikiran dan tubuhnya—lebih besar dari yang dia kira.

Lucius pikir mungkin karena sudah lama dia tidak bertemu dengan wanita dan melepaskan gairahnya kepada mereka, sehingga dia merasa seperti ini. Semenjak bangun dari rumah sakit itu, Lucius terlalu fokus pada kesehatan dirinya dan rencananya untuk balas dendam pada Keluarga Lucero. Jadi gairah yang dia rasakan saat ini tentu sangat wajar karena Alicia adalah satu-satunya wanita di sini sekarang. Dan yang harus dia lakukan adalah menahannya.

Alicia tiba-tiba saja berbalik dan menghadap Lucius langsung. Ranjang ini sangat kecil, sehingga saat ini wajah Alicia dengannya berjarak hanya beberapa senti. Lucius bergerak tidak nyaman, mengerutkan keningnya kala mencium aroma mawar yang sangat dia kenal. Seluruh panca indranya menyadari kehadiran wanita ini dengan sangat baik. Matanya, telinganya, penciumannya, indra perasanya, bahkan lidahnya.

Lucius bisa membayangkan menyentuh wanita ini menciumnya, dan merasakan seberapa manis kenikmatan yang akan terasa di lidahnya.

Tapi Lucius tidak akan melakukan itu. Tidak dengan wanita hamil ini. Segera, setelah dia selesai membawa wanita ini pergi, dia harus menemukan satu atau dua wanita untuk memuaskan nafsunya, walau bayangan bercinta dengan wanita lain tidak terasa semenggoda atau senikmat kalau dia bercinta dengan wanita ini.

Alicia mengerang, keningnya mengerut-ngerut dalam. Dia tampak tidak nyaman dalam tidurnya, menggeliat ke sana kemari sampai selimutnya tersingkap dan bajunya naik ke atas.

Lucius tahu bahwa dia seharusnya merasa tercela karena bergairah dengan wanita yang tengah mengandung ini—yang dia tidak tahu dari mana asal-usulnya, tapi yang Lucius rasakan justru sebaliknya. Perut wanita itu tampak lebih buncit saat tidak tertutup baju. Lucius tidak percaya bahwa pinggang yang kecil itu, atau bahkan seluruh tubuh Alicia yang mungil, mampu menampung beban seberat ini. Lucius takut pinggang wanita itu akan patah sewaktu-waktu.

Tapi kenapa dia peduli dan merasa khawatir dengan kondisi wanita itu?

Lucius menatap ke lain arah, mengalihkan pikirannya dari Alicia, memikirkan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan wanita itu.

LIVING WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang