Chapter 17 - Angel Without Wings (b)

27.9K 2.1K 43
                                    

🔔 This chapter is unedited!
But still... Happy reading!  💘ヽ(´▽`)/

•●※●•

Alicia tiba-tiba teringat, dulu Bibi Jen pernah menceritakannya tentang Black Tower. Itu adalah gedung yang menjulang tinggi di tengah-tengah kota London, Bibi Jen menceritakannya seolah Black Tower adalah sesuatu yang sangat megah dan dipuja banyak orang, dan suatu hari nanti Alicia akan mengunjungi tempat itu seolah miliknya. Dulu Alicia tidak terlalu bisa membayangkan apa yang Bibi Jen ceritakan itu, tapi sekarang dia mengerti. Mobil berhenti di depan gedung pencakar langit itu, Alicia keluar dan berdiri di samping Lucius. Ketika menatap ke atas, pada ujung bangunan yang tampak mengecil di langit, Alicia menoleh ke arah Lucius, dia tidak terkejut bahwa ini gedung ini adalah milik lelaki itu.

"Ikuti aku," kata Lucius sebelum mereka melangkah memasuki gedung. Seorang satpam memberi hormat padanya. Beberapa pria dan wanita berpakaian rapi yang keluar masuk pintu juga melakukan hal yang sama. Alicia masuk ke dalam lobi dan tidak sempat memperhatikan keadaan di sekitarnya karena orang-orang mulai menaruh perhatian padanya, yang mana hal itu membuat Alicia risih.

Lucius berhenti di hadapan seorang lelaki tua yang juga mengenakan setelan formal. Alicia berdiri di belakang bahu Lucius dan terus menundukkan kepala seiring dengan tatapan-tatapan yang semakin banyak tertuju padanya.

Suara tawa Lucius mengejutkan Alicia.

Untuk beberapa saat dia tidak yakin tawa itu berasal dari pria iblis di hadapannya, tapi kenyataannya itulah yang terjadi. Lucius tersenyum, tertawa, berbicara banyak hal, dan menyapa para pegawainya dengan ramah. Selama itu, Alicia merasa seperti tengah bersama orang asing. Sampai akhirnya mereka berdua di dalam lift dan Alicia bisa merasakan bahwa Lucius yang ia kenal telah kembali, aura gelap di sekitar lelaki itu seolah menguar ke luar.

"Kau... berbeda," ucap Alicia yang berdiri di belakang Lucius, hanya menatap punggung lebar lelaki itu.

Lucius menatap Alicia dari pantulan dinding lift di hadapannya, sebuah senyum miring terbentung di sudut bibirnya.

"Kenapa?" lanjut Alicia.

Lucius kemudian berbalik, mendekati Alicia. Lift itu cukup lebar untuk menampung banyak orang, ketika Lucius mendekatinya, Alicia melangkah mundur sampai punggungnya menyentuh dinding lift yang dingin.

Lucius mengukungnya. "Kau cukup koperatif sejauh ini," kata Lucius dengan senyum mengejek.

Alicia bertanya-tanya, apa Lucius sengaja bersikap seperti tadi kepada para pegawainya untuk menutupi siapa dirinya yang sebenarnya? Apa selama ini, orang-orang tidak mengetahui sosok asli lelaki ini?

"Tapi sebaiknya kau tidak banyak bertanya," ucap Lucius lagi. Alicia mengangguk, membalas tatapannya dan berpikir bahwa dia mungkin tidak akan bisa terbiasa dengan mata cokelat lelaki itu, kesannya penuh kepalsuan dan sandiwara.

"A-aku lebih suka dengan merah." Alicia berkata tiba-tiba setelah cukup lama mereka saling terdiam.

Dahi Lucius berkerut semakin dalam, Alicia juga terkejut dengan ucapannya sendiri. Kemudian Lucius pun menjauh dari Alicia dan berbalik, tepat setelah itu lift berdenting dan pintu terbuka.

***

Alicia menghabiskan siang dengan duduk di sofa, membaca salah satu dari koleksi buku yang Lucius miliki di ruangannya. Sementara itu, Lucius juga hanya fokus pada pekerjaannya. Tapi waktu semakin berlalu dan Alicia tidak bisa menghilangkan rasa penuh antisipasi pada dirinya. Kenapa Lucius membawanya serta ke kantor? Alicia tidak bisa berhenti menebak-nebak apa yang sebenarnya Lucius rencanakan. Sedangkan sedar tadi, Lucius tidak seidkitpun menggubrisnya, seolah dia tidak ada di sana.

LIVING WITH THE DEVILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang