Bab_15

826 70 12
                                    

Setelah selesai menyelesaikan mata kuliah pada hari yang cerah ini, Taehyung segera berberes dan seperti biasanya segera berangkat untuk pergi berkerja.

Namun wajahnya tiba-tiba kusut dengan bibirnya yang terus menggerutu dengan segala rengutannya. Berjalan menuju tempat parkir, mau mengadu pada Jungkook pikirnya.

Mengadu tentang dia yang di pecat tiba-tiba dengan alasan yang tidak ada alasan. Pokoknya isi pesan singkat pemecatannya hanyalah....






_Mulai hari ini dan seterusnya tidak usah datang berkerja lagi.

_Titik tidak ada koma.

Jungkook memberikan helm nya pada Taehyung tanpa ber ucap apapun, meski Taehyung tengah mengucapkan segala apapun itu yang ada dalam otaknya.











"Aku di pecat Jungkook..."

"Iya... Tahu. Sudah 10 kali kamu mengatakannya dalam waktu nggak sampe 5 menit."

"Kok kamu nggak ada respon sama sekali. Malah kasih aku helm."

"Karena kamu sudah di pecat... Berarti tidak pergi berkerja kan. Jadi~ ayo kita jalan-jalan."

"Harusnya kamu prihatin dong aku di pecat..."

"Kenapa harus prihatin?. Aku senang malah, jadi nggak perlu antar jemput kamu. Tempat kerja kamu itu jauh Lho Taeby ku sayang..."

"Aku kan bisa pergi dan pulang sendiri... Ngapain kamu antar jemput aku."

"Aku takut kamu di culik sama Tante-tante."

Taehyung esmochi~

Helm tergeletak tak berdaya di tanah. Taehyung membuangnya, dan helm pun menggelinding tidak jelas. Yang pasti meng sad, nasib itu helm.

Helm tak berdosa dan jadi korban dari Taehyung yang sekarang lagi ngambek.

Taehyung pergi meninggalkan Jungkook di tempat parkir, dan kembali masuk kedalam gedung kampus. Entah apa yang mau dilakukan Taehyung di sana, mengingat bahwa Taehyung sudah tidak ada lagi kegiatan di kampus.

"Jim... aku di pecat."

Ternyata Taehyung menghampiri Jimin di kantin, Jimin yang sedang asik mengghibah bersama dengan Mingyu.

"Kenapa kamu bisa di pecat." tanya Mingyu penuh minat.

"Tidak ada kenapa." jawab Taehyung ambigu dan reflek kening Jimin dan memiliki Mingyu berkerut.

Namun tak lama setelah itu, Jimin dan Mingyu jadi salah tingkah dan canggung, pasalnya ada Jungkook yang ikut duduk di antara mereka.

Jungkook itu tidak suka kalau Taehyung berteman dengan para uke genit seperti Jimin dan Mingyu. Takutnya Jungkook, nanti Taehyung di kenalkan sama para seme yang lebih tampan dan lebih keren daripada dia. Dasar Jungkook yang tidak sadar~ mana ada yang lebih dari dia...

Jungkook ber dehem dan itu semakin membuat Jimin dan Mingyu kikuk. Mau pergi saja~ tapi takut malah jadi masalah nantinya. Yang pasti mereka berdua itu peka~ kalau Taehyung lagi ngambek sama Jungkook, hingga akhirnya Jimin dan Mingyu pun menambah pesanan minum mereka.

"Terus itu Tante-tante kenapa mau nyulik aku."

Jungkook sedikit tersentak kaget. Taehyung meletakkan tas ranselnya dengan kasar di atas pangkuan Jungkook, lalu membuka resleting celana milik Jungkook.

Jungkook meringis, tapi dia membuang pandangannya ke segala arah, menghindar dari tatapan Jimin dan Mingyu.

Taehyung telah mengocok penisnya, dan sedang mengetuk ngetuk ujung penis Jungkook yang sudah mengeluarkan cairan percum.

"Memangnya yang pecat kamu Tante-tante." tanya Mingyu makin nggak nyambung.

Dan Jungkook di sana~ hampir lupa cara bernafas. Penisnya terus di urut oleh tangan sialan Taehyung, yang terus bergerak naik turun, dan sesekali memutar mutarkan tangannya dengan penuh sialan.

"Tae...." panggil Jungkook dan melirik ke arah Taehyung dengan sorot mata sayunya. Namun Taehyung abai.

"Katanya aku nggak usah datang berkerja mulai hari ini dan seterusnya."

Tubuh Jungkook tegang dan pikirannya gelisah. Bola matanya sudah memutar, memproyeksikan rasa nikmatnya. Dan dia di paksa harus menahan agar tidak menggeram.

"Taeby..."

Panggil Jungkook sekali lagi, dan kini tangannya sambil mengelus tengkuk Taehyung, berharap Taehyung bisa menerima radar sinyal gawat darurat dari Jungkook. Namun nyatanya Taehyung tetap tidak perduli.

"Jadi Tante-tante itu... Jadi nyulik kamu nggak..."

Sepetinya Mingyu hanya tertarik di bagian yang ada Tante-tante nya, dan rasanya Jungkook ingin memukul kepala pemuda di depannya itu. Namun sepertinya semua sudah terwakilkan dengan Jimin yang memukulnya.

"Kenapa hanya focus ke Tante-tente sih." kesal Jimin.

Jimin menyedot juz strawberry nya yang tinggal tetesan terakhir, hingga suara seruputan pun menggelitik telinga siapapun yang ada di sana.

"Terus kamu mau cari kerjaan baru lagi." tanya Jimin penuh arti. Berharap dia bisa membatu Taehyung, itu juga kalau Taehyung butuh bantuan.

"Enggak sih..." sahut Taehyung setengah kesal, dan Jungkook nyaris menjerit.

Taehyung mengocok penisnya begitu sangat cepat sekali dan hampir saja Jungkook orgasme, meledakkan cairan spermanya di kantin kampus.

"Kepalaku pusing, aku mau pulang."

Dan Jungkook juga mau pulang~ perutnya mual, seperti ada yang mau di muntahkan.

"Terus kita harus apa kalau kamu pulang." tanya Mingyu.

"Lupakan apapun yang aku bicarakan tadi, dan hati-hati jangan sampai di culik sama Tante-tante. Lalu tentang aku yang di pecat tidak usah kalian pikirkan."

Jimin dan Mingyu saling pandang. Katanya di suruh lupakan, tapi barusan di ingatkan lagi.

Taehyung sudah pergi lagi melesat, entah mau pindah meracau kemana lagi itu bocah.

Yang pasti Jungkook masih tetap duduk sesaat lalu, mengumpulkan nafasnya yang sempat hilang entah kemana.





Bersambung_________

Nasty love boy [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang