Bab_26

513 50 3
                                    

Jungkook cemberut, dan Taehyung merengut. Pokoknya intinya~ di sore yang indah ini, dengan diiringi suara gemericik dari air hujan.

Jungkook dan Taehyung sama-sama lagi dalam kondisi komuk kecut.

Dagangan habis, tapi Jungkook rugi total.

Kata Jungkook~ pokoknya harus bisa laku itu barang bagaimana pun caranya. Dan kata Taehyung~ pokoknya yang penting laku.

Akhirnya terjual lah dengan harga yang murah meriah, sampe Jungkook hampir menangis darah.

Motornya sudah masuk masa tenggang, jika tidak segera di tebus maka motor akan melayang.

"Salahku dimana?." tanya Taehyung dengan sejuta kepolosannya.

"Kamu nggak salah kok... aku yang salah." jawab Jungkook dengan segala kecewa dan gelisah yang coba sebisa mungkin dia redam.

"Aku tahu kita merugi." lanjut Taehyung yang berbicara sambil merangkak naik ke atas kasur, menarik selimut, tidur di sore hari dengan keadaan cuaca hujan sepetinya lebih menggiurkan ketimbang harus bertengkar dengan Jungkook.

Sedangkan dalam batin Jungkook menjerit~ tuh tahu kalau merugi, tapi masih tanya salahnya apa___

Jungkook hendak ikut naik ke atas kasur. Untuk satu hal ini~ Jungkook dan Taehyung sepemikiran. Tidur di sore hari pada cuaca hujan sepetinya lebih menggiurkan ketimbang harus bertengkar dengan Taehyung.

Namun baru kaki kanannya mau menginjak pinggiran ranjang, Jungkook sudah di alihkan atensinya dari Taehyung yang sedang tidur tengkurap dengan notif pesan ponselnya.

Jungkook langsung pergi tanpa pamit setelah membaca pesan itu, membuat Taehyung yang bertanya-tanya dalam diamnya di bawah selimut hangatnya.

'Jungkook marah dan sekarang pergi meninggalkannya yang entah kemana'

Berjanji pada diri sendiri untuk tidak kepo dan jangan sampe kepo. Biarkan Jungkook bicara sendiri tentang perginya yang entah kemana itu. Meski nyatanya Taehyung sekarang tengah esmochi dengan segala ke gemasannya.





"Darimana saja baru pulang, dan juga pergi tidak pamit. Aku tahu kamu marah, tapi nggak gitu juga konsepnya Jungkook..."

Taehyung membungkam mulutnya sendiri, dia sudah melanggar janjinya tadi yang tidak akan bertanya tentang apapun yang berhubungan dengan perginya Jungkook.

Tapi baru juga Jungkook masuk dan berjalan satu langkah, Taehyung sudah bertanya dengan tidak sabaran.

"Bukannya yang sedang marah itu kamu..."

"Aku?."

"Iya.. kamu yang merah Tae..."

"Kenapa aku yang harus marah....yang rugi kan kamu, dan motor jadi taruhannya."

Kan_ pengen banget Jungkook dorong itu Taehyung, sampai terjungkal juga tidak apa-apa, setelah itu tarik ke dua kakinya, lalu sodok lubang analnya. Sampe berteriak kalau perlu.

"Pokoknya kamu yang sedang marah di sini."

Jungkook meraba area pinggang Taehyung, menelusupkan tangannya kedalam celana. Meremat bokong Taehyung hingga meluncur lengkuhan halus dari suara yang coba diredam oleh Taehyung.

"Kamu pake celana dalam, itu tandanya kamu lagi marah."

"Pengen pake aja emang nggak boleh."

"Kan aku udah larang, itu berarti nggak boleh."

Jungkook semakin menekan bongkahan kenyal itu, hingga rengekan pun Taehyung sudah tidak sadar jika melakukannya.

"Bilang marah kenapa."

"Lupa~ banyak soalnya."

"Mau aku bantu ingat-ingat nggak ?."

"Nggak usah, nanti merepotkan kamu. Lagi pula, kamu kan ingat. Ya sudah."

Ucap Taehyung dengan segala nafas sialannya yang entah tercekat di mana. Tidak ada yang mencekik lehernya, namun semua serasa tercekat di sana.











Bersambung______

Nasty love boy [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang