Bab_43

438 33 1
                                    

Mulanya~ awalnya sih aman-aman saja. Jungkook dan Taehyung hanya sedang melepas lelah dan penat dengan saling bertukar afeksi. Dari yang saling mengelus pipi dengan gemas sambil nonton televisi, sampai yang saling melumat dan memangut satu sama lain.

Namun tiba-tiba kegiatan itu menjadi semakin menuntut.

Taehyung sudah terengah engah dengan saliva yang menjuntai di bibirnya, dan tatapan Jungkook sudah total menggelap tertutup oleh kabut napsunya.

Tidak bisa! Mereka itu tidak bisa dibiarkan hanya berdua saja. Hawa dan napsu mereka tidak pernah bisa terkontrol setiap kali bersama.

"Kook..." Panggil Taehyung dengan posisinya yang sudah rebahan, menggunakan pinggiran sofa sebagai bantalannya dan menjadikan paha Jungkook sebagai tumpuan dua kakinya yang sudah berselonjor.

"Apa?" Sahut Jungkook sembari memainkan telapak kaki Taehyung, menggelitikinya, hingga berkali-kali sudah Taehyung menghentakkan kakinya di atas paha Jungkook karena geli. Tapi Jungkook tak berhenti juga menjahilinya.

"Sebentar lagi, kita akan wisuda. Lalu___

"Lalu masing-masing dari kita akan mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kita dan tetap tinggal disini! Bersama!"

Taehyung belum menyelesaikan ucapannya namun Jungkook sudah lebih dulu menyambungnya. Dia tahu apa yang sedang mengganggu pikiran Taehyung akhir-akhir ini.

"Kapan kamu akan dewasa Jungkook!." Ucapan itu terdengar sinis dan Jungkook mendengarnya dengan perasaan miris. Jungkook paham arah obrolan Taehyung hari ini, tapi Jungkook memilih untuk tidak mau tahu.

Sebentar lagi, mereka akan lulus. Lalu bekerja, dan mau tak mau, lambat laun mereka juga harus mencari pasangan yang sesungguhnya untuk dijadikan pendamping seumur hidup. Lalu~ apakah Jungkook dan Taehyung bukan pasangan sungguhan?

Jungkook menarik lengan Taehyung sampai membuatnya terbangun dan terduduk di atas pahanya. Duduk menghadap dirinya dan ditatapnya lalu dengan sangat lekat. Membuat Taehyung mendadak canggung dan kikuk.

"Apa yang sedang kau harapkan dariku?" Tanya Jungkook, dan Taehyung hanya bisa meremat kuat sisi kanan dan kiri kaos Jungkook, guna melampiaskan debaran pada jantungnya.

Apa maksud dari pertanyaan Jungkook barusan?

"Menikahimu?!" Tambahnya lagi yang sontak membuat Taehyung mendongak dan menatap tak percaya ke arah Jungkook.

Pertanyaan macam apa itu?

"Kau gila?!" Maki Taehyung, dan Jungkook malah meresponnya dengan sebuah senyuman yang samasekali tak dapat diartikan Taehyung apa maksudnya.

Jungkook berdiri dari sofa tempat dia duduk, serta merta membawa Taehyung dalam gendongannya. Membawanya pergi ke dapur dan lalu mendudukannya di atas pantry, menunggu Jungkook yang sepertinya sedang ingin mengambil sesuatu.

Jungkook membuka lemari pendingin yang berada di samping kiri pantry, mengambil satu botol air minum segar lalu memberikannya pada Taehyung.

"Sepertinya kamu butuh Aqua." Jungkook tersenyum mengejek ke arah Taehyung sembari membuka tutup botol dan lalu menuangkan air itu, mendorongnya perlahan hingga masuk kedalam mulut Taehyung.

Jelas terlihat raut wajah kesal Taehyung, tapi bisa apa dia selain hanya bisa pasrah saja dan diam sambil meneguk air minum itu pelan-pelan.

Jungkook menutup kembali botol minum nya dan lalu meletakkannya di sebelah Taehyung. Mengungkung tubuh Taehyung di antara dua lengannya.

"Waktunya tidur siang. Dan berhenti memikirkan tentang wisuda. Pikirkan saja tentang dirimu yang sudah tidak masuk kelas selama satu minggu lebih."

Taehyung hendak melayangkan pukulannya namun lebih dulu di cekal oleh Jungkook. Berakhir dengan tangannya yang hanya menggantung di udara ketika Jungkook kembali mencumbu bibirnya dengan sangat lembut. Memetap tiap inci rasa kenyal pada bibir tebal miliknya. Memangutnya hingga desiran darah kembali membuncah membawa rasa gelenyar yang dengan cepat datang meremangkan seluruh tubuh.

Pun tangannya sudah mengalung apik pada leher Jungkook. Membiarkan isi pikirannya berkelana kotor sambil menikmati setiap pergerakan lidah Jungkook di dalam mulutnya. Meski pada akhirnya, Taehyung pun mulai mengerang. Jungkook sudah tidak menciuminya dengan lembut lagi.

Lidahnya dibelit dan lalu ditarik. Mau tak mau, Taehyung harus segera mengimbanginya, hingga saling tarik menarik menjadi semakin panas dan membakar gairah.

Taehyung kembali terengah, kelopaknya tertutup rapat, menyembunyikan netranya yang telah sayu. Dan Jungkook menggerakkan ibu jarinya untuk menyeka salivanya yang tertinggal di bibir Taehyung.

Panas dan gerah, itu yang dirasakan oleh Taehyung sekarang. Bahkan tenggorokannya kembali terasa kering juga kerontang, padahal sesaat lalu dia baru saja selesai minum.

"Aku tidak masuk kelas kan sebab sakit Kook...!!" Taehyung mencoba membela diri.

"Sakit tidak jelas!" Tawa Jungkook menyembur, mengingat kejadian beberapa hari lalu yang sempat menghebohkan dunia per homo-annya, bahkan Jungkook sampai memanggil kakak laki-laki nya Sera yaitu Haruto untuk menanyakan hal yang sebenarnya sungguh menggelikan.

Benar, Taehyung memang sakit. Tapi tidak seperti itu konsep sakitnya. Dan Taehyung sudah membuat kegemparan.

"Berhenti menertawakanku Kook...!! Aku memang sakit!!" Kesal Taehyung.

"Ya.... kamu sakit magh, bukan HAMIL!!" Jungkook semakin tergelak dengan tawanya, dan Taehyung semakin cemberut dengan rasa kesalnya.




Bersambung.....

Taiwan 2 October 2023









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nasty love boy [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang