Bab_16

801 81 7
                                    

Jungkook itu paling anti main solo.

Jadi~ meski sekarang kepalanya sudah pening bukan kepalang, dia pun tetap gigih dan semangat menunggu Taehyung pulang.

Taehyung yang di kira Jungkook langsung pulang setelah mengerjainya di kantin kampus tadi siang. Ternyata sampai malam pukul 9 pun, belum juga menampakkan wajah manisnya di dalam apartemen.

Nasib penis Jungkook memang sedang tidak baik-baik saja, tapi tetap saja~ dia harus mengutamakan memikirkan Taehyung-nya yang sekarang entah ada di mana.

Ponselnya tidak bisa di hubungi, dan Jungkook jadi kesal karena itu.

Ngambek nya Taehyung tidak tahu kira-kira.

Jungkook mencoba menelpon tempat Taehyung berkerja, siapa tahu Taehyung kesana buat demo. Protes karena di pecat tanpa alasan, tapi ternyata Taehyung tidak ada di sana.

Maunya Jungkook tanya sama Jimin dan Mingyu yang terakhir kali bersama Taehyung, siapa tahu Taehyung balik lagi ke mereka dan bercerita lagi tentang Tante-tante. Tapi ternyata Jungkook tidak punya nomor hp Jimin dan Mingyu. Sial____

Makin pusing saja kepala Jungkook~ sampai dia pun tak sadar sudah menghabiskan dua bungkus nikotin karena menunggu Taehyung yang tidak kunjung pulang juga, apalagi kabar juga tidak ada.

Dan~ dengan nafas beratnya, Jungkook beranjak juga dari duduknya. Mau pergi ke toserba untuk membeli beberapa bungkus nikotin.

Tapi begitu membuka pintu apartemen, Jungkook di kagetkan dengan Taehyung yang sudah berdiri dengan wajah kusutnya, tapi anehnya kenapa tetap menggemaskan.

"Tae..."

"Iya... aku Tae..."

Taehyung sedikit meracau dan masuk kedalam apartemen.

Jungkook pun kembali ikut masuk, tidak jadi pergi beli rokok.

"Dari kapan berdiri di depan pintu."

"Dari dua jam yang lalu.... Capek...."

Taehyung masuk kamar dan langsung melemparkan dirinya sendiri ke atas ranjang empuk.


"Kenapa tidak masuk hummm." Jungkook duduk di tepi ranjang, dan menyugar rambut belakang Taehyung, manautkannya pada jemarinya.

"Lupa kata sandi, dan tidak bawa kunci." cicit Taehyung sambil memejamkan matanya. Tidur dengan membelakangi Jungkook.

"Lalu kemana saja, kenapa baru pulang." Jungkook ikut naik ke atas kasur, tidur dan memeluk Taehyung dari belakang.

Taehyung berbalik dan memeluk Jungkook dari depan, menghirup banyak-banyak aroma khas dari tubuh Jungkook.

"Salah naik bus, dan tersesat."

Jungkook mengelus punggung Taehyung, pasti tadi Taehyung bingung dan takut. Namun akhirnya Jungkook jadi gemas-gemas kesal dan menggigit telinga Taehyung, hingga Taehyung pun mengaduh dan meringis.

"Kok di gigit sih... Aku yang lapar aja, tahan nggak gigit kamu lho..."

Taehyung mengusap usap telinganya yang bekas di gigit Jungkook.

"Kenapa tadi nggak pencet bel kalau lupa sandi dan nggak bawa kunci."

"Kan lagi ngambek. Harus totalitas dong."

Ngambek kata Taehyung~ tapi meluk Jungkook-nya makin erat.

"Biasanya kalau lagi ngambek tuh perut nggak lapar lho..."

Taehyung mendongak dengan bibirnya yang mengerucut.

"Tapi karena kamu menggemaskan, jadi bakal aku kasih camilan enak."

Jungkook sudah membawa bangun Taehyung dan menggendong nya menuju dapur. Banyak makanan ringan yang Jungkook beli tadi sepulang dari kampus. Pikirnya bakal duduk nonton TV sama Taehyung, ber malas-malasan di apartemen. Nggak tahunya malah di bikin galau karena Taehyung yang nggak pulang-pulang juga.

"Mana camilannya."

Taehyung hanya di dudukan di atas pantry dapur tanpa ada kejelasan.

"Cerita dulu~ kenapa jadi ngambeknya ke aku." ucap Jungkook sambil mencuri lumatan pada bibir Taehyung.

"Minum dulu boleh?."

Jungkook menyempatkan menggigit sekilas leher Taehyung, sebelum beralih membuka lemari pendingin mengambil air putih untuk di minum Taehyung.

"Aku kan di pecat, tapi kamu malah kasih helm dan ngajak aku jalan-jalan. Berarti kamu seneng dong kalau aku di pecat dan nggak punya pekerjaan."

Taehyung bercerita dengan segala nafas terengahnya. Jungkook sudah memasukkan tangannya pada dalam kaos Taehyung. Mengelus apapun yang ada di sana, dari perut, dada, dan mencubit nipple Taehyung.

"Aku kan mau menghibur kamu sayang...." ucap Jungkook yang lalu mengambil dan merampas paksa nafas Taehyung.

Bibirnya saling bertaut lagi dan saling melumat, dengan lidah yang sepetinya tidak mau kalah. Jungkook membuka mulutnya sesaat hanya agar bisa meraup bibir tebal yang manis milik Taehyung, melumatnya dengan rakus dan melesakkan lidahnya untuk di lilitkan pada lidah Taehyung.

Tangannya masih ber gerilya di area nipple Taehyung, mengantarkan kejutan dari segala rasa aneh yang mulai menggelitik perut Taehyung.

Mengambil jeda sejenak, Taehyung cukup terengah untuk kegiatan ciuman ini.

"Aku tidak butuh di hibur." kata Taehyung, sambil menancapkan giginya pada leher dominannya. Membuat Jungkook meringis gemas.

"Aku butuh pekerjaan." Taehyung menjilat telinga Jungkook, hingga rasa basah dan hangat membawa Jungkook pada afeksi yang tak terbendung lagi.

"Kan bisa ngerjain aku." kekeh Jungkook.

Dan Taehyung ngambek again.

"Setelah ini nanti."

Kata Taehyung ini, yang entah ini apa.

"Aku mau lanjut ngambek."

Jungkook hanya mengangguk dan sudah menyentak celana Taehyung.

Sepetinya Jungkook lupa apa tujuan dia membawa Taehyung ke dapur, yaitu untuk memberi makan Taehyung, bukannya untuk memakan Taehyung.

Sebenernya sih Taehyung ingat~ tapi dia kan masih mode ngambek, jadi biarkan saja semua mengalir apa adanya.






[[ Capek ngobok-ngobok Taeby terus 😭😭 next bab_ ya.... 🙃🙃 Kan lagi ngambek 😅😅 ]]

Bersambung______

Nasty love boy [[ KookV ]]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang