🌸
Happy Reading♡.________________________
"Kak Lira, lo dipanggil bunda!" teriak seorang gadis berambut pendek dari luar kamar, mengusik ketenangan seorang gadis lain yang tengah tertidur di siang ini.
Gerutuan kesal terdengar dari gadis yang tengah memejamkan matanya itu. Dengan malas, Elira Anne Elyson bangun, meregangkan sejenak tubuhnya yang terasa kaku.
Dengan langkah malasnya, Lira masuk ke dalam kamar mandi, mencuci muka, kemudian keluar dari kamar. Ia berjalan menuju lantai bawah, menghampiri sang Bunda yang sedang membaca majalah di sofa ruang tamu.
"Ada Apa Bunda?" tanya Lira, kemudian duduk di samping sang Bunda.
"Bunda mau ngomong sama kamu" ucap Reina, Bunda Lira.
"Ngomong aja, kenapa izin dulu?" balas Lira santai, tangannya mengambil sebuah toples berisi kripik singkong di atas meja, kemudian membukanya dan memakan isinya. Punggung gadis itu bersandar di sandaran sofa dengan nyaman.
"Kamu masih ingatkan, dulu kamu punya kembaran?" tanya Reina, Lira terdiam sesaat.
"Lora?" tanya Lira bingung, rasanya sudah lama Lira tidak menyebut nama itu.
"Kamu masih ingatkan?" tanya Reina menaikkan alisnya, Lira pun mengangguk. "Mulai besok, Lora akan tinggal bersama kita. "
Lira mengerutkan dahinya, "Kenapa tiba-tiba?"
"Papa kamu menikah lagi." balas Reina.
"Oh." tidak ada lagi pertanyaan yang keluar dari bibirnya. Ia hanya mengangguk dan acuh dengan kalimat terakhir itu.
"Reaksi kamu cuman gitu?" Reina menatap anaknya tidak percaya dan heran.
"Ya terus, harus gimana?" tanya Lira malas, "Sebenarnya, Bunda ngga perlu ngomongin ini sama Lira." Lira kembali menutup toples di pangkuannya.
"Lira, Bunda kasih tau kamu, biar kamu ga kaget tiba-tiba ada orang yang mirip kamu di rumah ini." ucap Reina mengusap kepala Lira dengan sayang. Lira hanya menaikkan bahunya acuh.
"Terus kenapa Lora minta pindah kesini?"
"Katanya Lora, dia ngga suka punya mama baru." balas Reina terkekeh sendiri mengingat anak gadis satunya yang berceloteh tentang mama barunya yang terkesan sangat cerewet.
"Yaudah, Lira mau mandi, malam minggu mau main." Lira bangkit dari duduknya, dan pergi kembali ke kamarnya.
Saat memasuki kamar, alisnya terangkat satu melihat sesosok yang tidak diundang tengah mengguling-gulingkan tubuhnya di atas ranjang Lira.
"Ngapain lo kesini? Keluar!" usir Lira malas, kesal, dan bosan.
"Galak amat sama adik sendiri." cibir gadis berambut pendek itu dengan cemberut. Sherlly mengubah posisinya yang semula tidur, menjadi duduk di pinggir kasur, dengan kaki yang di silangkannya di atas kasur.
"Eh, kata Bunda, kakak gue yang satunya mau tinggal disini ya? Asik dong, punya temen baru!" ucap Sherlly dengan berbinar menatap Lira yang sedang sibuk memilih baju di dalam lemari. "Kak, jujur gue bosen tau lihat lo mulu tiap hari."
"Jangan lupa, Lora kembaran gue, jadi lo bakal tetep lihat muka gue di muka dia." balas Lira sinis.
"Eh iya juga ya. Ih, ga asik banget sih! Bunda, kalau bikin anak jangan kembar dong! Apalagi mukanya kayak Kak Lira, ga enak banget dilihatnya!" setelah berteriak seperti itu, Sherlly terbirit keluar dari dalam kamar Lira, sebelum pemilik kamar sempat melemparkan sandal rumah yang dipakainya.
Lira menggelengkan kepalanya, melihat kelakuan sang adik tirinya yang kurang ajar itu. Lira sudah terbiasa dengan tingkah Sherlly yang kekanakan.
Sherlly Naomi Jakson, adalah adik tiri Lira yang berbeda satu tahun dengannya. gadis itu anak dari ayah tiri Lira, dari pernikahan sebelumnya.
Reina dan Agung tidak memiliki anak, padahal mereka menginginkan anak laki-laki. Mengingat, sudah memiliki tiga anak perempuan.
Begitu juga dengan Lira, gadis kaku itu saat ini berusia enam belas tahun. Dirinya ingin memiliki seorang adik lagi yang ingin bermanja-manja dengannya. Meskipun ada sherlly yang berperan sebagai adiknya, gadis menjengkelkan itu selalu membuatnya kesal. Jadi Lira malas menangapi Sherlly, meskipun ia punya rasa sayang kepada gadis itu.
Dan tentang adik kembarnya, Lira tidak yakin menyayangi gadis itu. Sudah tiga belas tahun, Lira tidak bertemu dan melihatnya, bahkan berkomunikasi pun tidak pernah.
*****
Seorang gadis tengah mengemasi pakaiannya kedalam sebuah koper, dengan bibir yang cemberut.
Tok tok tok
"Sayang, Papa boleh masuk?" tanya seorang pria dari ambang pintu kamar. Gadis disana melirik sekilas, tak lama kembali memasukkan bajunya ke dalam koper.
Pria itu masuk dan duduk di samping Lora, tangan besarnya mengusap kepala Lora sayang.
"Maafin Papa ya, kamu ga perlu pindah kesana, kamu masih bisa tinggal disini dengan Papa dan Mama baru kamu juga." ucap pria berkebangsaan Tionghoa, tidak lain adalah Zhang, ayah kandung Lora dan Lira.
"Gak mau, Lora maunya tinggal sama bunda aja." balas Lora ketus.
"Yaudah, terserah kamu. Itu kemauan kamu, Papa nggak maksa. Titip salam buat kakak kamu ya, bilang kalau Papa bakal ngunjungin dia secepatnya." ucap Zhang lembut. Lora hanya berdehem membalas ucapan Papanya. Zhang tersenyum tipis, mencium kepala putrinya dan keluar dari kamar itu.
"Ngeselin banget sih Papa, Lora tuh gak butuh mama baru." gerutu gadis itu kesal.
Lora duduk di lantai, bersandar di pinggiran kasur. Tangannya mengambil vape di atas nakas, lalu menyesapnya. Tangan lain gadis itu menyalakan ponselnya, membuka aplikasi sosial medianya, mengetik sebuah username di kolom pencarian. Senyum manisnya terbit melihat sebuah instastory diakun itu.
Disana, seorang gadis yang sangat mirip dengannya tengah tersenyum lebar, bersama dengan teman-temannya disebuah club malam.
"Cantik"
______________________
Hai, Semoga kalian sukaaaaJangan lupa tekan pojok kiri bawah, gratis kok
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS (GxG)
General FictionTiga belas tahun tak pernah bertemu, tanpa sadar menumbuhkan rasa cinta dalam diri kedua gadis kembar disaat mereka kembali bertemu. Akankah kisah mereka berjalan mulus dan mengantarkan mereka pada akhir yang bahagia, atau malah sebaliknya? _____ ⚠...