TWINS - 07

16.3K 1.1K 7
                                    

🌸
Happy Reading♡.
____________________

Saat ini pelajaran olahraga tengah berlangsung. Kelas 11 mipa 2 dan kelas 11 mipa 4 sengaja di jadikan satu karena guru dari salah satu kelas harus mendampingi peserta lomba panah yang mewakili sekolah mereka.

"Ayo anak-anak bapak minta kerja samanya karena pak adi tidak ada dan hanya ada saya disini" ucap guru pria di depan kumpulan siswa yang sudah rapi baris berbaris.

"Baik pak" balas mereka semua.

"Ayo pemanasan setelah itu kita masuk ke materi basket, Paham?"

"Paham pak"

"Sekarang setiap ketua kelas memimpin pemanasan didepan" ucap pak yuda kembali.

Mereka semua memulai pemanasan. Setelah pemanasan selesai, mereka berpencar dan bergantian mencoba bermain basket setelah pak yuda menjelaskan teknik-tekniknya di bantu oleh siswa yang memang mengikuti ekskul basket.

"Kelompok 3 dan 4 silangkan maju" ucap seorang pria yang bertugas memanggil setiap kelompok.

Disini ada lora, celin, biola, viona yang satu kelompok dengan mereka dan 1 teman mereka daei kelas lain. Sedangkan di tim lawan ada livi, tamara, lira dan tentunya bersama 2 teman mereka yang lain.

Setelah seorang pria meniupkan peluit, Pertandingan di kedua tim sudah mulai.

Kedua tim mencetak beberapa angka dan keduanya sama-sama unggul meskipun anggota masih-masing kelompok masih ada yang kesulitan memasukkan bola dalam ring.

"Waktu tinggal 1 menit" teriak teman pria mereka yang bertugas sebagai wasit.

Bola basket berada di tangan lira, dengan lincah gadis itu berlari dengan memantulkan bolanya.

Hingga kelompok musuh menghadangnya dan membuat bola ditanggannya harus ia lempar kearah teman sekelompoknya berada. Namun sayang...

Bugh

"Lora!"

"Viona!"

Bola yang lira lempar membuat kedua gadis itu sama-sama ingin menangkapnya berakhir kepala mereka yang sama-sama terbentur keras dan terbaring kesakitan di lapangan.

"Lora kamu gapapa?" Tanya livi dengan panik.

"Lora ke uks aja kalau parah" ucap biola ikut menghampiri lora yang masih menggeram karena pusing yang amat sangat.

"Aku gapapa" balas lora membuka matanya kembali meskipun masih berkunang-kunang. Namun, saat membuka mata dirinya malah melihat lira yang lebih khawatir akan viona dengan menggendong tubuh gadis menuju uks. Tanpa mau tau keadaan kembarannya yang juga sedang kesakitan.

Lora cemburu akan hal itu, dirinya juga ingin lira mengkhawatirkan dirinya seperti lira mengkhawatirkan viona.

Sampai kapan lora akan terus cemburu dengan kedekatan lira dan viona? Ini bukan pertama kalinya lora cemburu kepada gadis itu.

"Ayo bangun" ucap celin membuat lamunan lora buyar.

Setelah menghelah nafas lora menerima uluran tangan celin seketika tubuhnya hampir tumbang ketika pusing tiba-tiba menyerang kembali.

"Lo gapapa?" Tanya celin. Lora mengangguk jika dia tidak apa-apa.

"Ke uks aja ya, nanti kamu malah pingsang" bujuk livi tapi gadis itu kembali menolaknya.

"Aku mau ke uks tapi cuman mau minta maaf ke viona. Salah ku juga ga lihat kanan kiri" ucap lora.

"Bukan salah lo, itu cuman kecelakaan" balas biola.

"Yaudah ayo aku anterin" ucap livi memapah lora berjalan. Padahal gadis itu sudah menolak dan berkata jika pusingnya sudah hilang.

"Aku minta maaf" ucap lora kepada viona yang terbaring di ranjang uks.

"Gapapa santai aja, ini cuman pusing biasa kok" balas viona. "Gue juga minta maaf tadi ga lihat lo juga"

Lora mengangguk membalas. "Kalau gitu gue pergi dulu ya"

"Kepala lo ga pusing?" Tanya viona bingung. Lora menggeleng dan pergi dari sana meninggalkan livi yang masih berdiri disana.

"Tumben banget si lora ga senyum" celetuk biola dianggukan tamara.

"Aku mau nyusul lora dulu ya, bye" livi segera keluar dari uks mengejar lora yang sudah tidak terlihat.

"Ada yang sakit?" Tanya lira mengusap kepala viona lembut.

"Cuman pusing aja" balasnya.

"Mau ke rumah sakit?"

"Ga perlu cuman pusing dikit kok" balas viona terkekeh lucu melihat wajah khawatir lira.

Sedangkan di sofa tamara menyikut lengan biola, mereka kompak saling menatap.

"Dia bahkan ga khawatir sama kembarannya sendiri" bisik tamara, Biola menyetujuhi hal itu. Sedangkan di samping mereka ada celin yang mendengarnya namun hanya diam tidak perduli.

Akhir-akhir ini tamara dan biola kompak mengamati sikap saudara kembar yang seperti tidak saling mengenal itu, mereka heran sekali kepada kedua gadis itu. Meskipun sudah bertahun-tahun tidak bersama, seharusnyakan mereka memiliki ikata batin yang menumbuhkan rasa sayang dan perhatian dalam hati mereka tetapi kenapa hal itu tidak ada pada kedua gadis kembar itu?


Itu yang mengherankan bagi kedua gadis kepo ini.

*****

"Non, kenapa non?" Tanya khawatir bi narsih melihat lora masuk kedalam rumah dengan memegang kepalanya dengan wajah yang pucat.

"Cuman pusing aja bi" balas lora tersenyum tipis agar wanita paruh baya itu tidak khawatir.

"Loh kok bisa, ayo bibi anter ke kamar nanti bibi bawain bubur sama obat biar kepalanya ga tambah sakit" balas bi narsih. Lora mengangguk menurut.

Entah kenapa setelah kecelakaan di lapangan membuatnya pusing sampai sekarang dan di tambah dengan tubuhnya yang terasa akan demam.

_____________
Aku kembali bestie😍
ada yang nunggu cerita ini up?

Makasih ya udah mau nungguin yang ga pasti😯

Tengah malem ada yang masih baca wp ga? Kalau ada aku up lagi tengah malem nanti hehe

See you....

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang