TWINS - 06

14.5K 1K 17
                                    

🌸
Happy Reading♡.
____________________

Sudah 1 bulan semenjak lora pindah ke indonesia. Gadis itu mulai terbiasa hidup di sana.

Hubungan lora dengan sang kembaran tidak ada kemajuan, keduanya jarang bertegur sapa itu pun jika mereka ada keperluan.

Saat ini lora membantu livi dan tamara mengerjakan tugas kelompok di rumah tamara.

"Eh ini kurang lem deh" tunjuk livi kearah karya yang mereka buat.

"Sini" lora membantu livi merapikan karya mereka.

"Kurang apa lagi?" Tanya tamara menghitung jumlah bunga yang mereka buat.

"Udah cukup, ini tinggal di tempel aja" balas livi. Mereka kembali sibuk pada pekerjaannya.

Tugas kelompok ini hanya berisi tiga orang. Jadi lora, livi dan tamara satu kelompok sedangkan lira, biola dan celin berbeda kelompok dengan mereka bertiga.

Setelah 3 jam bergulat dengan karya yang mereka buat, akhirnya tugas kelompok mereka selesai juga.

"Aduh leher gue sakit" keluh tamara mengelus lehernya.

"Sama aku juga" timpal livi meregangkan tubuhnya.

"Tamara, aku kebelet. Boleh pinjem kamar mandinya?" Tanya lora.

"Boleh. Lo tinggal lurus aja ke ruang makan nanti ada kamar mandi disana" ucap tamara. Lora mengangguk.

"Makasih" gadis itu beranjak dari duduknya lalu pergi kearah yang tamara tunjukkan.

Disana dia melihat sebuah pintu dan benar itu adalah kamar mandi. Setelah menuntaskan keperluannya, lora akan kembali ke ruang tamu. Namun, matanya tidak sengaja menemukan seseorang tengah duduk membelakanginya di bangku halaman belakang rumah tamara.

Gadis itu melangkah sampai di ambang pintu. Lora pikir itu adalah kakak tamara atau adiknya mungkin.

Saat akan berbalik badan untuk kembali, seseorang yang duduk disana menoleh dan tersenyum manis kearah lora sebelum kembali menatap kearah depan.

Lora yang melihat itu merinding. Gadis disana cantik tapi kenapa saat menoleh terkesan seperti film horor begini.

Dengan cepat lora berlari. Gadis itu takut jika gadis disana penunggu halaman rumah tamara.

*****

"Lora pulang" ucap lora memasuki rumah besar itu.

Ini kenapa rumahnya menjadi sangat sepi seperti ini? Padahal masih jam 3 sore.

Biasanya reina akan menonton acara gosip di jam seperti ini di televisi.

"Bi, kok rumah sepi?" Tanya lora kepada bi narsih.

"Oh itu non, tuan, nyonya dan non sherlly pergi ke rumah neneknya non sherlly di luar kota" ucap bi narsih.

"Loh kok ga bilang-bilang? Ga ngajak lagi" ucap lora.

"Kata nyonya, non lora dan non lira akhir-akhir ini banyak tugasnya jadi nyonya berangkat cuman ngajak non sherlly saja" balas bi narsih.

Memang akhir-akhir ini mereka berdua banyak tugas dari sekolah. Mungkin saja karena mereka akan naik ke kelas 12 jadi harus banyak materi yang mereka selesaikan.

"Terus lira kemana?" Tanya lora.

"Non lira kayaknya ada di dalam kamar non"

"Oh Ya udah deh bi, lora ke kamar dulu ya" ucap lora. Bi narsih mengangguk.

"Eh bi, lora lupa. Buatin lora jus apukat lagi ya bi" ucap lora sebelum benar-benar pergi dari dapur.

"Siap non" balas bi narsih.

Dilain sisi...

"Mau lo apasih?!" Sentak seseorang dengan emosi kepada penelfon.

"Gue ga percaya sama lo karena lo ngomong tapi ga ada bukti. Jangan coba-coba telfon gue lagi cuman buat bahas masalah ini. Kalau mau bikin gue percaya dateng kesini bukan ngilang seenaknya sendiri" setelah mengatakan itu lira mematikan panggilan telfonnya dan melemparkan benda pipih itu sembarangan.

"Sialan" umpat gadis itu kesal bercampur emosi.

Lira mengambil jaketnya di lemari kemudian keluar dari rumah menggendarai motornya.

Sesampainya di sebuah rumah, gadis itu mengetuknya beberapa kali.

Tok tok tok

Tidak lama kemudian seorang gadis menyambut kedatangan lira dengan senyum manis.

"Tumben kesini?" Tanya gadis itu tersenyum setelah mengecup pipi lira.

"Pengen aja" balas lira membalas senyum gadis itu.

"Ayo masuk" ajak viona membuka pintu rumahnya lebar.

"Sendirian?" Tanya lira.

"Ngga ada bang veo di kamarnya" balas viona. Lira mengangguk mengeti.

Mereka berdua menaiki tangga menuju kamar viona. Sudah biasa jika lira pergi kerumah viona pasti mereka berdua akan pergi ke kamar viona.

"Duduk. Mau minum apa?" Tanya viona menyuruh lira duduk di atas kasurnya.

"Ga mau apa-apa" balas lira. Tanpa persetujian viona tangannya menarik lengan viona hingga gadis itu terduduk di pangkuannya.

"Kenapa?" Tanya vion lembut membelah rambut lira.

"Kiss me" bisik lira.

Viona tersenyum mendengar permintaan gadis itu. Dngan senang hati viona mencium bibir lira bahkan melumatnya dan di balas oleh lira. Keduanya mulai memejamkan mata menikmati setiap decapan yang tercipta dan keduanya berakhir di atas ranjang empuk viona tanpa sehelai benang pun.

Jangan salah paham mengira jika kedua gadis remaja itu memiliki hubungan. Keduanya melakukan itu atas dasar duniawi saja dan sama-sama mau tanpa adanya cinta di antara keduanya.

____________
Vote
See you...

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang