TWINS - 08

14K 1.1K 12
                                    

🌸
Happy Reading♡.
____________________

Lira masuk kedalam rumahnya, seperti beberapa hari belakangan rumah memang sepi karena kedua orang tuanya dan juga sherlly masih di luar kota.

"Dari mana bi?" Tanya lira bingung menatap bi narsih yang menuruni tangga dengan nampan berisi mangkuk kosong di tangannya.

"Ini non, habis nyuapin non lora yang demam" ucap bi narsih. Lira terdiam mendengarnya.

"Sekarang lora ngapain?" Tanyanya.

"Lagi tidur" balas bi narsih "Non mau makan apa, biar bi narsih ambilin" ucap bi narsih.

"Gausah bi, nanti lira ambil sendiri" setelah mengatakan itu lira kembali berjalan menuju kamarnya.

Meletakkan tasnya di kasur kemudian kembali keluar dan masuk ke dalam kamar disampingnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Matanya menatap tubuh lora yang terselimuti hingga leher dengan tidur menyamping.

Lira semakin mendekat karah sisi lora tertidur, matanya juga tak lepas dari wajah lora yang nampak pucat.

Hatinya menjadi tidak tenang menatapnya. Apakah dirinya tengah mengkhawatirkan keadaan lora?

Saat ini lira sadar jika dirinya tidak begitu peduli akan kehadiran lora di sekitarnya padahal gadis itu adalah saudari kandungnya yang dulu berbagi rahim dengannya.

Tangan lira mengusap pipi lora yang berkeringat dengan lembut.

Engh

mata sayup lora terbuka.

"L-lira?" Lora menatap bingung lira yang saat ini menatapnya.

"Kerumah sakit ya?" Tanya lira dengan nada lembut membuat lora terteguh saat itu juga, dirinya tidak menyangka lira akan bertanya seperti itu dengan suara lembutnya. Lora menggeleng membalas.

"Lo pucat" ucap lira dengan nada khawatir.

"Cuman demam biasa" balas lora tersenyum tipis.

"Maaf" ucap lira pelan. Lora yang mendengar itu menjadi bingung.

"Maaf gue tau lo sakit hati sama sifat gue yang sekarang, gue sadar gue salah ga pernah perduli sama lo meskipun lo kembaran gue" tambah lira mengusap pipi lora.

"Dulu waktu kita ketemu setelah 13 tahun, gue ga punya rasa sayang dan peduli sama lo karena kita udah lama ga ketemu. Tapi sekarang gue sadar gue sayang sama lo"

Lora menatap lira dengan berkaca-kaca. Benarkah lora menyayanginya? Jika benar ia sangat bahagia meskipun sedikit sakit mendengar dulu lira tidak menyanyanginya.

"Jangan nangis" ucap lira panik mengusap pipi lora.

"Hiks.." lora menjadi semakin terisak jika lira semakin lembut kepadanya.

Lira menyingkirkan selimut lora kemudian ia ikut berbaring disamping gadis itu dan menariknya kedalam pelukannya.

"Jangan nangis" gumam lira. Lora mengeratkan pelukannya di pinggang lira dan menenggelamkan wajahnya di dada lira.

"Kamu sadar ga pernah bikin aku cemburu? Aku pengen dapat perhatian kayak viona dari kamu" ucap lora masih terisak.

"Ssttt maafin gue" balas lira. Entah sadar atau tidak gadis itu mengecup kening lora.

*****

Lira terbangun dari tidurnya. Tanpa sadar setelah tangisan lora mereda dan tertidur, gadis itu juga ikut tertidur dengan masih memeluk lora dan sekarang hari sudah gelap.

Mata lira menatap wajah lora yang masih pucat dengan wajah sembabnya.

Tangan lira kembali mengusap pipi lora yang terdapat bekas air mata.

Tok tok tok

Lira mendengar ada yang mengetuk pintu tetapi ia tau bukan pintu kamar lora yang di ketuk tetapi pintu kamarnya.

Dengan hati-hati lira melepaskan pelukannya. Ia juga keluar dari kamar lora memastikan jika gadis itu tidak terganggung.

"Kenapa bi?" Tanya lira menatap bi narsih yang mengetuk pintunya.

"Ada non tamara dan non biola di bawaha non" ucap bi narsih.

"Suruh mereka tunggu bi, lira mau mandi dulu" bi narsih mengangguk dan pergi.

Setelah membersihkan tubuh dan berpakaian santai, lira menuruni tangga dan menatap kedua temannya yang duduk di sofa ruang tamu.

"Tumben kesini?" Tanya lira

"Lo dari tadi di telfon ga diangkat-angkat, ngapain aja sih?" Tanya biola jengah.

"Lora sakit" balas lira singkat.

"Hah serius? Terus sekarang gimana keadaannya?" Tanya tamara heboh.

"Masih tidur" balas lira.

Biola dan tamara sama-sama berpandang-pandangan membuat lora bingung dengan tingkah kedua gadis itu.

"Ada keperluan apa?" Tanya lira.

"Eh iya sampai lupa ngasih tau lo" ucap biola menyengir. "Jadi gini, kemarin sepupu gue lihat gisella di bandara"

Mendengar itu mata lira menyorot tajam "ngapain dia balik kesini?"

"Ya mana gue tau anjr" balas biola.

"Tenang aja anak buah papa gue udah banyak yang jaga di rumah" ucap tamara. Hal itu tidak membuat lira sedikit tenang.

"Besok gue kerumah lo, Udah lama gue ga lihat dia" ucap lira. Tamara mengangguk menyetujuhi.

_________________
Jangan lupa votenya dong😭
Kalian ga kasihan sama tangan ku yang capek ngetik😢

Byee aku tunggu votenya. Part sebelumnya juga kalau belom di vote cepetan di vote ya sayang...

See you....

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang