TWINS - 25

7.4K 621 30
                                    

🌸
Happy Reading♡.
___________________

Seorang gadis tanpa menunjukkan ekspresi menuruni setiap anak tangga yang di pijaknya.

"Pagi kak" sapa sherlly tersenyum pada lira. Lira hanya menjawab dengan deheman dan duduk di samping sherlly.

Agung yang melihat anak sulungnya menutup koran yang ia baca kemudian menyesap tehnya.

"Gimana ujian kamu nak?" Tanya agung.

"Lancar" balas lira seadanya. Agung menghelah nafas dan mengangguk.

Kini sudah biasa bagi agung mendengarkan jawaban lira yang lebih singkat.

"Makanan sudah siap" reina datang dengan piring berisi lauk tersenyum pada kedua anaknya.

"Enak nih" sherlly berbinar mengambil ayam goreng di atas piring.

"Lira, kamu mau apa? Bunda ambilin ya" ucap reina tersenyum pada anak gadisnya.

"Aku ambil sendiri" tanpa ekspresinya lira menolak namun nada sopannya terdengar.

Reina tersenyum kecut melihat perubahan sifat anaknya yang sangat terlihat jelas. Agung yang melihat raut wajah sedih reina menggengam tangannya reina dan tersenyum hangat pada wanita itu.

*****

Malam yang dingin, seorang gadis berjalan di gang-gang sempit menggunkan pakaian serba hitam dan juga masker untuk menutupi sebagian wajahnya.

Langkahnya terhenti saat melihat seseorang berdiri tiga langkah dari tempatnya berdiri saat ini.

Lampu yang remang-remang menyinari keduanya.

"Nih barangnya" suara pria itu menyerahkan sebuah kotak kecil kepada gadis didepannya.

Gadis tanpa ekspresi itu mengangguk singkat menerima kotak dari pria itu dan juga menyerahkan beberapa lembar kertas yang jumlahnya tidak sedikit.

"Thanks. Lo emanh pelanggan gue yang paling setia" ucap pria itu menyeringai menghitung semua uang yang ia dapatkan dari gadis itu.

"Karena lo yang buat gue setia. Tanpa barang ini lo tau apa yang gue rasain" setelah mengatakan itu gadis itu pergi dari sana memasukkan kotak itu di balik jaket hitam yang ia pakai.

Langkah gadis itu terus menapak sampai tubuhnya sudah jauh dari gang tempatnya bertransaksi sebuah barang dengan pria tadi.

Lahkah gadis itu terus berjalan menjauh dari gang-gang sempit nan gelap itu hingga langkahnya terhenti di sebuah minimarket yang memarkirkan motornya.

Gadis itu segera mengambil motornya dan pergi dari sana. Tidak lama kemudian motor sport hitamnya berhenti di sebuah rumah.

Dengan mengendap-edap gadis itu berhasil masuk. Sesampainya di kamar gadis itu melepaskan jaketnya, mengambil kotak yang ia bawa lalu duduk di samping kasur.

Tangannya membuka kota itu. Wajahnya yang datar tersenyum mengejek menatapnya.

*****

Malam ini tepatnya di halaman rumah lira sudah di hias dan di isi beberapa bahan-bahan untuk mereka barbequean.

Ya, ini acara berkumpul terakhir yang akan mereka adakan. Tepatnya ada celin, biola, tamara, livi, lira, xander, riendra dan sherlly juga mereka ajak.

Karena tidak ada agung dan reina yang pergi ke luar kota membuat mereka tidak sungkan karena jika ada kedua orang tua lira, mereka merasa tidak enak.

"Dagingnya udah siap?" Tanya livi. Sherlly dan biola yang sedang mengolesi racikan bumbu pada daging yang akan mereka bakar.

"Ini dulu aja kak yang lain di panggang kedua" ucap sherlly menyerahkan beberapa daging yang siap di panggang pada livi.

Malam semakin larut dan mereka semua terlarut dalam asiknya permainan truth or dare.

Yang tidak menuruti dare akan meminum wine yang sudah di siapkan dan biolalah yang sudah tidak sadarkan diri di pelukan celin.

"Kalian tidur mana?" Tanya lira pada teman-temannya.

"Kita pulang aja" ucap xander di anggukan riendra.

"Yaudah hati-hati" xander dan riendra mengangguk dan mereka pergi dari rumah lira.

"Kalian tidur di kamar gue atau kamar tamu" ucap lira pada teman-teman gadisnya. Mereka semua mengangguk mengerti.

"Gue mau ke kamar lo dulu ya lir" ucap tamara dengan lelah. Lira mengangguk dengan tangan yang sibuk membereskan beberapa sampah.

Tamara pergi diikuti celin dan biola yang pergi ke kamar tamu dan sherlly masuk kedalam kamarnya sendiri bersama livi.

Karena sudah larut malam sekali, lira memutuskan untuk besok saja ia akan membereskan sisa-sisanya.

Lira membuka ganggang pintu kamarnya, dahi gadis itu mengerut melihat punggung tamara yang duduk membelakanginya menghadap balkon kamar.

"Kenapa belum tidur?" Tanya lira. Tidak ada tanggapan dari tamara membuat suasana hening.

"Tam" panggil lira menghampiri tamara karena ia merasa aneh dengan gadis itu.

Tamara berbalik dengan menatap lira penuh selidik "lo pakai ini?"

____________________________
Ada yang tau maksud part ini?

Vote part ini sampai 200 baru aku up lagi ya☺

See you...

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang