TWINS - 23

7.7K 597 25
                                    

🌸
Happy Reading♡.
____________________


Malam semakin larut dan xio masih bisa melihat lora terduduk di balkon apartement mereka. Angin malam yang berhembus tidak membuat lora berpindah dari posisinya.

Xio menyeduh dua cangkir coklat hangat lalu mengambil selimut di dalam kamarnya dan dia melangkah mendekati lora.

Xio memberikan satu cangkir coklat hangat itu pada lora dan diterima gadis itu dengan baik.

Xio meletakkan coklat hangat miliknya di meja kemudian melingkarkan selimut yang ia bawa ke tubuh lora.

"Terimakasih" ucap lora tersenyum tipis pada xio. Xio mengangguk membalas.

Keduanya sama-sama diam menikmati coklat hangat yang xio buat untuk beberapa menit sebelum xio berceletuk.

"Sangat mencintainya?" Tanya xio. Lora menoleh pada lora.

"Begitulah" balas lora terkekeh kemudian menundukkan wajahnya menatap cangkir yang berisi coklat hangat di tangannya.

"Memang cinta tidak mengenal dia siapa, kapan, dimana, dan bagaimana, mereka muncul dengan sendirinya. Tapi kita juga harus paham dengan siapa kita mencintai. Aku tidak bisa menyalahkan mu yang mencintai saudara kembarmu sendiri dan seperti yang aku katakan, kamu juga harus sadar sampai kapanpun lira akan tetap menjadi saudara kembar mu" ucap xio lembut. "Ini bukan akhir dari kisah cinta mu tapi awal dari semuanya"

Lora terdiam menatap xio, bibir gadis itu mulai melengkung kebawah dan matanya berkaca-kaca. Xio melebarkan tangannya untuk lora dan lora langsung memeluk xio dan air matanya mengalir begitu saja.

"Menangislah dipundakku sesukamu tapi kamu tidak boleh menangis setelahnya" ucap xio mengusap sayang kepala lora.

"Aku tidak bisa jauh darinya" ucap lora dengan terisak "aku rindu dengannya" xio tidak membalas dan membiarkan lora menunpahkan isi hatinya.

Setelah beberapa menit berlalu, hanya isakan kecil yang terdekar dan lora menarik tubuhnya.

Xio terkekeh melihat wajah lora yang basah karena air mata dan pipi serta hidung gadis itu yang memerah.

"Kamu lucu" ucap xio gemas mengacak-acak rambut gadis itu.

"Jangan gitu" lora menutup wajahnya malu mendengar ucapan xio membuat pria tampan itu tertawa gemas.

"Papa tau masalah ini karena tante reina yang memberi taunya. Ikutlah denganku ke cina besok pagi karena papa yang memintanya" ucap xio tiba-tiba membuat lora mematung.

"Untuk sementara waktu, itu juga bisa membuatmu lebih tenang" lanjut xio seperti paham dengan tatapan lora yang tidak rela.

"Baiklah" balas lora.

Lora sadar ia butuh waktu dan butuh tempat untuk berfikir tentang perasaannya. Jika dia tetap disini, ia akan bertemu lira dan membuatnya tidak bisa berfikir.

*****

Sherlly membuka pintu kamar yang sudah dua hari ini tidak terbuka. Sang pemilik kamar tidak pernah menampakkan batang hidungnya sedari tadi membuat sherlly merasa aneh.

Kamar yang gelap gulita membuat sherlly kebingungan. Gadis itupun menyakan sakral lampu dan terlihatlah kamar yang sangat berantakan.

"Putus cinta gini amat dah" decak sherlly menatap jengah keadaan kamar itu.

Sherlly menatap kasur yang kosong dan beralih menatap balkon kamar yang terbuka. Gadis itu melangkah mendekati balkon kamar lira.

Mata sherlly membulat karena dengan santainya lira merokok di temani dengan minuman beralkohol.

"Heh siapa suruh kaya gitu? Lo ketauan ayah habis lo" ucap sherlly tidak santai. Lira hanya meliriknya sekilas dan kembali menyesap nikotin itu.

"Plis deh jangan kaya bocah. Putus cinta boleh mbak tapi ga kaya gini juga. Perjuangin dong jangan malah mabuk-mabukan" ucap sherlly kesal menendang paha lira pelan.

Lira menatap sherlly malas "keluar" ucap gadis itu ketus.

"Satu jam lagi gue kesini dan lo masih kaya gini, gue aduin lo ke ayah sama bunda. Oh bukan itu aja, gue balak aduin ke kak lora juga" uncam sherlly. Lira menatap adiknya jengah "tukang ngadu"

"Ye biarin. Gue bukan cuman ngancem, gue bakal ngadu beneran ke kak lora biar lo ga bisa ketemu lo lagi" setelah mengatakan itu sherlly pergi dari sana meninggalkan lira yang merdecak malas.

Lira terdiam mendengar ucapan sherlly tadi. Seharusnya ia memperjuangkan hubungannya dengan lora bukannya malah seperti ini. Kenapa dirinya tidak bisa berfikir dengan benar jika putus cinta seperti ini?

Lira mematikan rokoknya dan bangkit dari duduknya. Ya, dia harus berjuang untuk lora dan hubungannya.

_________________________
Berjalan mulus atau sebaliknya?

Aku bukan penulis yang punya banyak pengalaman. Pasti kalian bisa nebak alurnya gimana

Tapi aku harap sih kalian ga bisa nebak sepenuhnya😂

See youu.....

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang