TWINS - 18

10.9K 863 11
                                    

🌸
Happy Reading♡.
_____________________


Hari menjelang makan malam, kedua gadis cantik sudah duduk manis di dalam mobil yang melaju membelas jalanan kota.

Lora dan lira akan pergi ke restoran tempat mereka bertemu dengan zhang.

Lira menggengam tangan lora masuk kedalam restoran itu setelah memarkirkan mobilnya.

Seorang pelayan pria menghampiri mereka "ada yang bisa saya bantu?"

"Liiu zhang" ucap lira.

"Sebelah sini" sebelum menunjukkan jalan, pelayan pria itu menatap tubuh lora atas hingga bawah.

Lira yang menyadari itu menatap tidak suka. Tangannya beralih melingkar di pinggang lora.

"Kenapa?" Tanya lora sedikit serasa kurang nyaman saat beberapa pelanggan restoran melirik kearah mereka. Lira tidak membalas.

"Silahkam masuk" ucap pelayan itu membukakan pintu vvip room untuk mereka.

"Terimakasih" ucap lora tersenyum kepada pelayan itu. Lora berdecak tidak suka menatapnya. Lora yang tidak peka hanya diam.

"Kalian sudah datang? Ayo duduk" ucap seorang pria yang tidak lain adalah zhang.

"Hai pa" lora memeluk papanya begitu juga dengan lira.

"Kamu sudah tinggi hampir menyamai papa" ucap zhang. Lira hanya tersenyum tipis membalas.

"Nah lira perkenalkan ini Jingmi, dia calon istri papa dan juga calon mama tiri kalian. Disampingnya xio, dia anak laki-laki mama Jingmi. Dia seumuran dengan kalian"

Lira tidak tersenyum membalas senyum jingmi. Dia hanya menjabat tangan jingmi dan xio yang menatapnya tanpa ekspresi.

Lora tersenyum biasa saja membalas pelukan wanita berdarah cina itu. Bukan tidak suka, tapi ia masih tidak terbiasa dengan wanita itu.

"Ayo duduk, pesanan kalian sudah papa pesan tadi" ucap zhang. Mereka berdua mengangguk dan duduk bersebelahan.

Mereka mulai menyantap makanan yang sudah di pesan dengan berbincang-bincang. Seperti yang lora katakan di chapter awal, jingmi sangat cerewet, lebih banyak bicara memberikan nasehat dan bertanya-tanya tentang hidup lora selama di indonesia. Dengan sabar dan malas lora menimpali ucapan mama tirinya.

Berbeda dengan lora, lira hanya diam memakan makanannya. Ia tidak paham dengan pembicaraan keempat orang didepannya ini. Mereka semua menggunakan bahasa mandarin. Sedangkan dia sudah lupa bahasa itu.

"Kau kenapa?" Tanya xio tiba-tiba bertanya dengan lira menggunakan bahasa inggris.

"Tidak apa-apa, aku tidak mengerti bahasa kalian" bahas lira jujur. Xio mengangguk mengerti.

Setelah makan malam itu, lora dan lira berpamitan untuk pukang begitu juga dengan zhang, jingmi dan xio yang akan kembali ke cina.

Di perjalanan kedua gadis itu sama-sama diam. Lora memainkan tangan kiri lira yang ada dipangkuannya sedangkan tangan kanannya untuk menyetir. Untung jalanan sedang sepi.

"Lira" panggil lora. Lira berdemem membalas.

"Ini masih jam 10, aku punya janji dengan xander" ucap lora. Lira menatap datar lora.

"Janji apa?" Balas lira tidak suka.

"Aku akan bertemu dengannya di bar ***, bisa antar aku kesana?" Tanya lora.

"Udah malem, besok sekolah" balas lira, lora menatapnya dengan ceberut.

"Antarkan aku, pleasee. Kamu boleh ikut masuk kok kalau mau" ucap lora "temen ku dari yang cina baru datang, aku belum melihatnya"

"Ok" balas lira pasrah melihat tatapan memohon lora yang menggemaskan.

Karena lira tau dimana bar yang lora maksud, 25 menit kemudian mereka sudah sampai.

Lengan lira melingkar di pinggan lora, keduanya masuk kedalam sana.

Lora membuka pintu vvip yang sudah xander pesan. Didalam sana hanya ada xander yang duduk di temani minum-minuman mahal. Pria itu tengah memainkan ponselnya bersandar di sofa hitam.

"Hai xander" sapa lora tersenyum lebar pada pria itu.

"Hai baby" balas xander. Pria itu bangkit dan memeluk lora yang menghampiri dirinya meninggalkan lira yang terdiam menatap tidak suka akan interaksi mereka.

Xander memeluk erat tubuh ramping lora. Mereka seperti tidak bertemu bertahun-tahun.

"Riendra mana?" Tanya lora tidak menemukan temannya.

"Toilet" balas xander. Lora mengangguk mengerti.

"Hai" sapa xander kepada lira. Gadis itu hanya berdehem membalas sapaan xander.

"Ayo duduk" ucap xander. Kedua gadis itu duduk dan xander langsung menuangkan wine di gelas yang baru untuk mereka berdua.

"Jangan minum banyak-banyak ya" ucap xander mengusap kepala lora dengan sayang. Lora mengangguk lucu meminum wine yang xander sajikan.

Tanpa mereka berdua sadari lira tengah menatap tidak suka keduanya secara terang-terangan.

"Hei xander, kamu tidak boleh bersikap seperti itu kepada lora, lihat gadis disampingnya, dia tengah cemburu" seorang pria dengan wajah yang sangat tampan namun juga bisa di katankan cantik dengan kulit putih pucat, menghampiri mereka.

"Wahh benarkah? Maafkan aku lira, aku tidak berniat merebut lora dari mu kok" timpal xander ikut menggoda lira.

"Kamu cemburu?" Tanya lora menatap tidak percaya kearah lira.

Lira tidak membalas malah menatap ketiga manusia itu dengan kesal karena meledeknya.

"Hahaha lira, aku cuman cintai sama kamu kok, ga mungkin aku baper sama pacar riendra" ucap lora dengan tertawa, gadis itu memeluk tubuh lira dari samping merampas satu kecupan di bibir lira.

Lira yang tidak paham menatap lora "maksud lo?"

"Xander tuh pacarnya riendra, aku sama xander cuman sebatas adek kakak kok begitu juga riendra" jelas lora.

"Sikap lo berdua yang buat gue salah paham" balas lira berdecak. Sebenarnya gadis itu sedikit malu dengan tingkahnya sendiri.

"Maaf ya" lora mengecup bibir lira bertubi-tubi agar sang kekasih memaafkannya. Lira tersenyum tipis akan tindakan lora, gadis itu bergumam. Tanpa lora duga lira malah mendorong tengkuknya hingga ciuman mereka semakin dalam dengan saling melumat.

"Hei, masih ada orang disini!!" Teriak xander jengah dengan kedua gadis itu.

________________________
Aku mau ngucapin terimakasih buat kalian yang udah vote, komen dan follow akun aku😭

Aku ga nyangka readers udah 7k dan votenya udah 1k, makasih banget loh😭 tanpa kalian cerita ini ga mungkin akan sampai di chapter ini😊❤

Sekali lagi terimakasih, jangan bosen-bosen buat baca cerita ini ya, sehat-sehat terus kalian😙

See youu.....

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang