TWINS - 21

9.8K 621 24
                                    

🌸
Happy Reading♡.
______________________

Matahari mulai bersinar memasuki cela-cela gorden yang tertutup.

Sudah sekitar 10 menit seorang gadis menatap wajah polos gadis lainnya yang berada di dekapannya.

Ya, sudah 10 menit lira diam memperhatikan wajah lora. Tidak ada bosannya menatap wajah yang mirip dengannya itu.

"Ugh" lora menggeliat merasa silaunya cahaya matahari menyentuh wajahnya. Lira terkekeh menatapnya. Gadis itu memajukan wajahnya, mengecup seluruh wajah lora dengan lembut.

"Ngapain sih" gerutu lora merasa risih dengan tingkah lira.

"Bangun, ini udah jam 11" ucap lira seketika lora membuka matanya.

"Yang bener? Kok kamu ga bangunin aku, kita ga sekolah dong" ucapnya menatap lora.

"Ini hari minggu sayang" ucap lira gemas mencium pipi lora.

"Oh iya lupa" lora mengengir menatapnya.

"Lagian Lo ga capek setelah aktifitas yang kita lakuin semalem?" Lira menatap lora dengan tatapan menggoda. Seketika wajah gadis itu memerah.

"Hahaha" tawa lira pecah membuat lora mendengus menatapnya.

"Jangan ketawa, ga lucu" lora menyempunyikan wajahnya didada lira. Tapi lira masih saja tertawa dengan mendekap tubuhnya.

"Berhenti ih, aku mau mandi" lora menjauhkan tubuhnya dari lira namun lira menahannya.

"Mau gue bantu?" Tanyanya.

"Aku bisa sendiri" balas lora bangkit dari tidurnya.

"Auh" rintik lora merasa area intimnya nyeri.

"Udah di bilangin juga" lira yang hanya menggunakan dalaman berwarna hitamnya menggendong tubuh lora menuju kamar mandi dengan sigap lora mengalungkan tangannya di leher lira.

"Bisa mandi sendiri atau perlu gue mandiin?" Tanya lira menatap lora yang sudah berada di batup.

"Dikira anak kecil apa?" Dengus lora. Lira terkekeh. "Gue tunggu di depan, jangan lama-lama kalau mandi"

Setelah mengatakan itu lira pergi meninggalkan lora di dalam kamar mandi.

Lira mengambil kaos kebesaran miliknya yang berada di lemari. Kaos itu bisa menutup paha lira. Setelahnya lira keluar dari kamar menuju dapur membuatkan sarapan untuknya dan lora.

Lora menatap area leher dan dadanya dari kaca kamar mandi. Wajahnya terlihat murung saat ini. Pikiran lora mulai melayang bagaimana jadinya jika kedua orang tua mereka mengetahui hubungan tidak wajar mereka.

Lora tidak ingin hubungannya dan lira berakhir begitu saja karena ia sangat mencintai lira lebih dari apapun itu. Tapi dirinya juga tidak bisa melupakan fakta bahwa dirinya dan lira adalah saudara kembar.

Tok tok tok

"Lora, kok lama?" Suara lira membuyarkan lamunan lora.

Ceklek

Lira membuka pintu kamar mandi dan melihat tubuh telanjang lora yang berdiri di depan kaca. Lira menghampirinya dan memeluk lora dari belakang.

"Kenapa belum pakai baju?" Tanyanya. Lora diam menatap lira dari kaca.

"Kenapa?" Tanya lira lagi saat melihat wajah murung lora "bilang aja, kenapa?"

"Aku takut jauh dari kamu"

Lira terdiam sesaat mendengar ucapan sang kekasih. Gadis itu membalikkan tubuh lora hingga menghadapnya lalu menakup wajah lora dengan kedua tangannya.

"Gue juga ga mau jauh dari lo. Kita lihat aja kedepannya gimana, tapi lo harus tau kalau gue sayang sama lo" lira menarik lora dalam pelukannya. Lora membalas pelukan lira dengan erat.

"Pakai baju, gue udah masak. Gue tunggu di luar" lora mengangguk dan tersenyum setelahnya lira keluar dari kamar mandi.

Lora segera mengenakan pakaiannya. Setelah itu lora keluar dari kamar mandi. Dahi lora mengerut saat melihat lira berdiri diam memunggunginya.

"Lira, kenapa?" Tanya lora menyentuh lengan gadis itu.

"Ayah, bunda..."

*****

Beberapa jam yang lalu, seorang wanita melangkah memasuki kamar sang anak untuk mengambil baju kotor milik anak gadisnya.

Reina membuka pintu kamar itu, menyalakan lampu kamar yang mati itu dan seketika pandangannya menjadi jelas menatap setiap sudut kamar itu.

Langkah wanita paru baya itu mendekat sebuah keranjang di dekat kamar mandi.

Dahi reina mengerut saat melihat baju kedua anak kembarnya bercampur menjadi satu keranjang padahal mereka mempunya keranjang baju kotor sendiri di kamar mereka masing-masing.

Reina tidak begitu memikirkan itu, mungkin saja lora meminjam baju lira atau sebalinya.

Reina mengangkat keranjang baju itu dan siap untuk pergi dari kamar lora.

Tapi langkahnya terhenti melihat beberapa foto kecil yang tertempel di meja belajar sang anak.

Reina melangkah mendekati beberapa foto polaroit itu. Ia ingin melihat wajah bahagia anaknya saat sedang di foto.

Reina mengambik salah satu foto disana, ia tersenyum melihat foto kedua anak gadisnya. Reina tidak menyangka lira dan lora kembali akrab. Ia pikir kedua gadis itu akan terasa asing karena lama tidak bertemu.

Senyum reina luntur melihat foto terakhir yang tertempel. Reina menatap foto yang kini ia pegang dengan tidak percaya.

Kedua anaknya tengah berciuman? Apa maksud dari foto itu.

Reina merasa ada yang tidak beres dengan ini semua.

"Sayang" agung memanggilnya sedari tadi tapi reina tidak mendengar.

Agung tersenyum melihat istrinya berdiri di dalam kamar anaknya. Agung mendekati wanita itu dan memeluknya.

"Lagi ngapain?" Tanya agung. Reina tidak menjawab malah ia menyodorkan foto yang sudah ia temukan kepada agung dan seketika wajah agung terlihat terkejut.

"Ini?"

_____________________________
I' m back!!

Lagi terngiang-ngiang sama series ELITE nih😯, ada Manu Rios lagi ganteng bangetttt😭. Ada yang nonton juga?

Aku bakal up kalau votenya udah 2k. Jangan lupa Vote part sebelum"nya ya kalau belum. semangat beb😋

Cee yuuu...❤

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang