TWINS - 20

11.4K 728 5
                                    

🌸
Happy Reading♡.
______________________


Pagi ini hari menjadi cerah seperti biasa. Sekolah saat ini sudah di penuhi murid-murid yang mulai berdatangan.

Kedua gadis yang saling bergandengan tangan membuat ketujuh teman mereka menatap kedua gadis itu dengan menggoda.

"Lengket bener" goda biola menatap mereka dengan senyum jahilnya.

"Tau tuh udah kaya prangko" timpal tamara.

"Ya wajah kan mereka pacaran, kalau nempel mulu tapi ga pacaran itu yang perlu di kasihani" celetuk livi tersenyum tanpa dosa. Mereka semua tertawa kecuali biola dan celin yang sama-sama terdiam.

Sudah beberapa minggu ini hubungan celin dengan biola menjadi sangat dekat lebih dari sekedar teman. Membuat teman-teman mereka curiga jika kedua gadis itu saling menyukai.

"Loh kalian belum jadian?" Tanya lora dengan wajah polosnya.

"Jangan diledekin, kasihan" ucap tamara terkekeh.

"Tau tuh" biola menghentakkan kakinya berlalu dari sana dengan wajah cemberut.

"Lah kok marah?" Livi tertawa melihat tingkah biola.

"Aku ga niat ngeledeki loh, aku kira kemarin kalian kencan" ucap lora.

"Samperin, mungkin dia butuh kepastian" ucap xander kepada celin yang di anggukan mereka semua.

Celin menatap teman-temannya itu sebelum berlari kecil mengejar biola.

"Ada-ada aja" tamara menggeleng melihat tingkah teman-temannya ini.

"Ayo kekelas, udah mau masuk nih" ucap riendra, ya pria itu sekolah bersama mereka. Karena salah satu orang tua riendra lahir di indonesia sehingga pria itu sudah lancar bahasa indonesianya. Berbeda dengan xander yang berbicara bahasa indonesia bercampur bahasa inggris.

"Hai" sebelum mereka melangkah menuju kelas, sebuah sapaan menghentikan keenam siswa itu.

"Loh xio" lora dan lira menatap pria tampan asal cina itu terkejut.

"Sedang apa disini? Sekolah?" Tanya lora menatap baju seragam yang xio gunakan sama seperti milik mereka.

"Ya, papa menyuruhku untuk menjaga kalian berdua yang sekarang menjadi adikku" xio berucap menggunakan bahasa indonesia mengejutkan kedua gadis itu.

"Kita sudah besar, tidak perlu menjaga kita" balas lora dianggukan lira.

"Tidak masalah, mungkin nanti kalian membutuhkanku" balas xio. Mereka berdua hanya mengangguk saja.

"Btw lo bisa bahasa indo?" Tanya lira.

"Ya, aku harus privat terlebih dahulu" balas xio, mereka mengangguk mengerti.

Karena sadar masih ada teman-teman mereka, lora memperkenalkan xio sebagai saudara tiri mereka.

Saat mata xio bertatapan dengan livi, kedua manusia itu saling terpaku akan hal itu. Mereka yang melihat adegan tak terduga xio dan livi saling melempar pandangan.

"Ekhm, udah dong tatap-tapannya, jadi nyamuk nih" goda tamara. Xander, riendra, lira dan lora terkekeh meninggalkan mereka berdua menyusul tamara yang sudah pergi terlebih dahulu.

"Eh maaf" ucap livi tidak enak. Gadis itu mengumpati teman-temannya yang kurang kerjaan.

"Tidak apa-apa, ayo kita kekalas. Aku rasa kita sekelas" ucap xio. Livi mengangguk dan mereka berjalan berdampingan menuju kelas.

*****

Hari-hari berlalu begitu cepat, minggu depan mereka sudah akan mengikuti ujian akhir semester 2 dan setelah libur mereka akan naik menjadi kelas 12.

Saat ini lora dan lira berada di apartement lira. Entah mungkin karena rumah masih sepi, mereka memutuskan untuk menghabiskan hari sabtu di apartement saja.

Lora tengah mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan alat pengering rambut. Gadis itu belum juga mengganti baju, hanya handuk putih yang melilit tubuh putih bersihnya.

Suara shower dikamar mandi perlahan menghilang, tidak lama kemudian pintu terbuka menampilkan lira yang sudah segar dengan rambut yang basah.

"Kenapa belum ganti baju?" Tanya lira menatap lora dari depan kamar mandi. Lora menatapnya dari kaca.

"Masih ngeringin rambut" balas lora.

Lira terdiam menatap aktifitas lora. Sesuatu yang aneh datang saat menatap punggu mulus lora.

Gadis itu mendekat lalu memeluk tubuh lora dari belakang, mencium pundak mulus lora dengan mata terpejam menikmati harumnya tubuh lora.

"K-kenapa?"  Tanya lora merasa gugup dan geli dengan tingkah lira.

Lira tidak menanggapi ucan lora, ciuman gadis itu naik menuju leher jenjang lora. Tanpa bertanya lira meninghalkan bekas keungun di leher putih itu.

"Eugh l-lira" desah lora mengusap rambut panjang nan basah lira dengan mata terpejam.

"Boleh?" Lira bertanya dengan suara seraknya menatap wajah lora dari kaca. Lora membuka matanya dan mengangguk pelan.

Lira membalikkan tubuh lora menjadi menghadapnya, mencium bibir gadis itu dengan rakus, kedua tangannya mulai meremas payudara kiri lora dengan lembut membuat lora mendesah nikmat hingga handuk yang menutupi tubuh telanjangnya terlepas. Lira mengangkat tubuh telanjang itu, merebahkannya di atas kasur miliknya dan setelahnya kalian tau apa yang mereka berdua lakukan dengan gairah yang mereka miliki.

________________________
Skip, aku ga pernah nulis lebih dari ini mohon maaf😭 lagian dosa, bulan puasa😋

Aku juga ragu mau up ada begituannya😂

Btw Maaf baru up, jangan marah nanti cepet tua😇

Cee yuuu...❤

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang