TWINS - 10

14.3K 1K 10
                                    

🌸
Happy Reading♡.
_____________________

Pagi yang cerah, kedua gadis tengah menikmati sarapan mereka di meja makan dengan hikmat dan tenang.

Mereka lira dan lora yang hanya makan berdua karena kedua orang tuanya dan sherlly belum juga pulang dari luar kota.

"Ayo berangkat" ucap lira kepada lora yang baru saja menyelesaikan sarapannya.

"Ayo" lora tersenyum berjalan berdampingan keluar rumah dengan lira yang menatapnya gemas.

"Eh tunggu" lora menghentikan langkah lira saat gadis itu akan membuka pintu mobil.

"Kenapa?" Tanya lira.

"Naik motor kamu yuk, aku ga pernah naik motor tau" ucap lora. Lira menggeleng.

"Lo baru sembuh, besok aja" balas lira.

"Lah kok gitu? Ga, aku maunya sekarang. Please" mohon lora menyatukan telapak tangannya di depan dada. Lira menghelah nafas.

"Yaudah ayo" balasnya. "Mang, ga jadi naik mobil, naik motor aja"

"Ok non" balas mang heri mengacungkan jempol.

"Yey" sorak lora girang.

"Ayo" lira melangkah mengambil motornya yang berada di garasi.

"Bisa naiknya?" Tanya lira, lora menggeleng dengan polos. Lira terkekeh melihatnya. "Pegangan bahu gue, kaki kiri kesini terus naik"

Lora mengangguk dan melakukan apa yang lira suruh. Setelah memastikan lora duduk dengan aman, lira melajukan motornya.

Lora sedikit tersentak kebelakang saat itu dan lira merasakannya. Gadis itu segera menghentikan motornya.

"Pegangan nanti jatuh" ucapnya menarik kedua tangan lora untuk melingkar di pinggangnya. Lora hanya menurut dengan senyum bahagianya.

Angin menyapu wajah lora, membuat gadis itu tersenyum senang begitu juga dengan lira yang tersenyum tipis menatapnya dari kaca spion.

Ini kali pertamanya lora naik motor, dulu saat di cina ia hanya naik mobil kemanapun ia pergi kecuali tempat terdekat mungkin berjalan kaki.

Tidak lama kemudian motor lira masuk kedalam halaman sekolah dan saat itulah banyak murid yang menatap kedatangan keduanya.

"Wih siapa tuh yang di gonceng lira?"

"Ya kembarannya lah"

"Hah masak sih? Biasanya juga si viona yang di gonceng"

"Tumben banget perasaan sifat lira bodo amat sama lora selama ini"

"Udah berubah kali kan kembar jadi ikatan batinnya kuat. Ya kali lira cuek sama saudara seperjuangan menuju rahim emaknya dulu"

"Waktu jadi kecebong maksud lo?"

Dan masih banyak lagi para murid yang membicarakan mereka berdua.

Lira membantu lora turun dengan hati-hati, setelah turun lora tersenyum kearah lira.

"Makasih" ucapnya. Lira tertegun melihat senyum lora, detak jantungnya kenapa menjadi sangat cepat?

"Y-ya" balas lira sedikit gugup.

"Eh tumben nih adem banget lihatnya" goda biola saat mendekat kepada kedua gadis itu dengan yang lain.

"Oh hai" sapa lora tersenyum kearah teman-temannya.

"Gimana keadaan kamu? Udah sembuh" tanya livi lembut. Lora mengangguk tersenyum.

"Syukur deh, jangan sakit-sakit ya aku ga ada temen ngobrol kalau kamu ga masuk" tambah livi.

"Merekakan temen kamu jadi ajak aja mereka ngobrol" balas lora menunjuk biola dan tamara.

"Otak mereka ga bener kalau di ajak ngobrol pasti kemana-mana jadi males. Udah ah ayo ke kelas" livi menarik tangan lora menjauh dari keempat gadis disana.

"Dih tuh bocah ngeselin banget, adek lo tuh" ucap biola kesal menyikut lengan tamara dan pergi dari sana di ikuti celin dan lira.

"Dih adek dari hongkong?"

*****

"Ayo kantin" dengan semangat biola merangkul celin untuk berjalan keluar dari kelas. Celin hanya menatap biola malas.

Langkah keduanya diikuti lora yang berbicara bersama livi sepanjang perjalanan dan di paling belakang ada tamara dan lira. Sesampainya di kantin mereka mencari tempat duduk.

"Aku bakso jangan lupa sambelnya sama saos" ucap lora kepada biola yang akan memesan makanan untuk mereka.

"Ga, putihan" ucap lira menatap datar lora. Gadis yang di tatap menyengir.

"Ga jadi deh" ucapnya.

"Pesen nasi goreng aja" ucap lira kepada biola. Gadis itu mengacungkan jempol dan pergi untuk memesan.

"Hai guys" sapa viona yang baru datang dan pastinya gadis itu akan mencium pipi lira dan duduk disamping gadis itu.

Lora yang melihat tingah viona menatapnya tidak suka tetapi sedetik berikutnya ia menunduk menyembunyikan raut wajah itu.

"Eh lora, lo udah sembuh?" Tanya viona. Lira mendongakkan wajahnya kemudian tersenyum dan mengangguk. "Syukur deh, sorry ya ga bisa jenguk" lora kembali mengangguk.

Tidak lama kemudian biola datang dengan nampan ditangannya di bantu dua siswa yang membawa nampan lainnya.

"Nih pesenan lo pada" ucapnya.

"Makasih biola" ucap lora tersenyum manis.

"Sama-sama cantik. Gemes deh" biola mencolek pipi lora gemas. Sebelum tatapan lira menghunusnya.

"Santai sis, cuman nyolek dikit kok" ucap biola dengan menyengir.

Mereka memakan makanannya dengan saling mengobrol kecuali celin dan lira yang hanya menanggapi dengan angkukan dan gelengan. Maklumlah puasa bicara tiap hari.

"Lira, nanti anterin gue ketoko buku pulang sekolah ya" ucap viona. Lira mengangguk.

"Mau beli buku apa?" Tanya lira.

"Buku sastra" balas viona "Nanti pulangnya kerumah gue dulu ya, lagi pengen" bisik gadis itu di akhir kata dengan menggigit bibirnya menggoda lira.

Lira yang paham akan ucapan viona terkekeh dan menyetujuhi ajakan viona.

Sedangkan gadis lain yang mendengarkan pembicaraan mereka melengkukan sudut bibirnya kebawah dengan tangan yang menggengam sendok dan garpunya erat.

Dia bukan gadis polos yang tidak tau arti kalimat terakhir yang viona dan tingkah gadis itu.

______________
Ragu sih mau up part ini
Tapi ya udah lah daripada ga up ya kan

Jangan lupa votenya ya bestie...☺❤

See you. Mau cari sugar mommy kaya Jennie, byeee

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang