TWINS - 29

7.7K 624 37
                                    

🌸
Happy Reading♡.
__________________

Lira menjadi diam tidak mengucapkan sekata-kata pun. Mewanti-wanti jika dugaannya benar tentang kehidupan lora yang sudah berubah bersama xio.

Lora menatap wajah lira di sampingnya, tangan gadis itu meraih kedua tangan lira.

"Ini bukan seperti apa yang kamu pikirkan" ucap lora lembut.

Lira yang mendengar itu menjadi bingung, menoleh pada lora menatap meminta penjelasan.

Lora yang paham mengkode sherlly dan juga xio untuk membawa kedua anaknya keluar.

Xio mengangguk menggendong mesya yang tertidur dan juga sherlly yang menuntun miko untuk keluar dari ruang rawat lira.

Selepas keluarnya sherlly dan xio, hanya ada lira, lora dan juga livi di dalam sana.

"Kejadian ini berawal 2 tahun yang lalu setelah aku pindah ke china..."

Flasback on.

Seorang wanita terduduk di bawah pilar-pilar sebuah gedung yang nampak sepi. Di gendongan wanita itu nampak sebuah selimut tipis membalut tubuh mungil bayi menggemaskan dengan kulit yang masih memerah pertanda bahwa bayi itu baru saja lahir.

Wanita dengan baju seadanya itu menatap sang anak sedih bercampur dengan senyum bahagia berhasil melahirkan buah hatinya sendiri tanpa bantuan orang lain.

"Maafkan mama" gumam wanita itu mengusap pipi merah sang anak.

Dari arah lain dua orang remaja tengah berjalan dengan santai. Seorang gadis menghentikan langkah sang pria.

"Kenapa?" Tanya xio heran. Lora tidak menjawab melainkan ia menunjuk satu arah.

"Itu orang?" Tanya xio ragu.

"Coba kita lihat dari dekat, aku rasa ada yang tidak beres dengan sesuatu di gendongannya" ucap lora.

"Tidak, itu berbahaya. Kita panggil saja security" usul xio mencekal tangan adik tirinya yang akan melangkah mendekati seseorang disana.

"Tidak ada waktu memanggil mereka, bagaimana jika wanita itu butuh pertolongan?" Tanya lora kesal menghempaskan tangan xio dan berlari mendekati seseorang itu.

"Lora!" xio menatap kepergian lora kesal tak ayal ia juga menyusul gadis itu.

Alis xio terangkat melihat lora yang tengah panik menepuk-nepuk pipi orang itu yang ternyata seorang wanita.

"Lora, ada apa?" Tanya xio.

"Dia pingsan, tolong panggilkan ambulans" teriak lora. Xio yang nelihat lora panik ikut panik. Dia segera melakukan apa yang lora suruh.

Setelah memberi tau alamat mereka berada, xio kembali mendekati lora yang nampak menggendong sesuatu.

"Lora, apa itu?" Tanyanya heran. Lora yang tengah memunggunginya berbalik badan dengan wajah penuh air mata.

"Dia melahirkan bayi ini sendirian dan sekarang dia kehilangan banyak darah" ucap lora sesenggukan memeluk bayi dia tangannya.

Xio menatap tidak percaya, ia segera melepaskan jaket yang ia kenakan dan membalutkannya di tubuh bayi yang lora gendong.

Xio memeluk tubuh lora yang masih bergetar ketakutan. Lora tengah mencemaskan kondisi wanita itu akan memburuk. Jika wanita itu tidak selamat, bagaimana nasib bayi perempuan yang ia gendong ini.

Flasback off.

"Ibu mesya meninggal tepat 3 menit setelah kita sampai di rumah sakit" jelas lora menundukkan wajahnya. Ia kembali merasakan sedih saat mengingat kejadian malang yang menimpa mesya yang sudah ia anggap anaknya sendiri.

"Terus miko?" Tanya livi tidak mengerti.

"Dia anak xio-"

"Sama kamu?" Potong lira dengan cepat.

"Sembarangan. Sebelum kejadian itu, xio ga sengaja hamilin teman lamanya dan miko hasilnya" jelas lora. Lira menghelah nafas lega. Ya dia sangat lega xio tidak meniduri adik tirinya.

Berbeda dengan livi yang menjadi semakin murung, tidak ada harapan lagi baginya padahal ia sudah jatuh cinta dengan xio sejak awal mereka bertemu. Sekarang xio sudah memiliki anak dan juga istri, apa yang ia harapan lagi?

Lora yang paham akan livi terkekeh membuat lira dan livi menatapnya bingung.

"Tenang, masih ada harapan kok. Ibu kandung miko memilih meninggalkan mereka setelah 2 hari miko lahir dan sampai sekarang kita ngga pernah ketemu dan ibu kandung miko juga ga pernah nyariin anaknya" jelas lora. Pipi livi bersemu merah.

Lira terkekeh, menggengam tangan lora "makasih kamu udah mau temuin aku"

Lora terdiam, ia kembali merasa bersalah. Lora yang paham membawa lora dalam pelukannya, mengecup kepala lora sayang.

"Lanjutin aja mesra-mesraannya. Aku harus pamit, ada praktek 1 jam lagi. See you lora, nanti aku minta nomer kamu ke sherlly ya, byee" ucap livi kemudian pergi meninggalkan kedua gadis itu.

"Jadi kamu sama xio sepakat ngadopsi mesya? Wali dia kamu sama xio dong?" Tanya lira. Lora menggeleng "terus?"

"Papa sama mama walinya. Karena mama sama papa sibuk di thailand sejak 1 tahun lalu, jadi kita berdua di panggil papa sama bunda buat gantiim peran mereka" ucap lora. "Nanti kamu di panggil mommy gimana?" Tawar lora, lira terkekeh mendengarnya.

"Boleh" lira menunduk mengecup bibir merah muda lora yang sudah lama tidak ia rasakan dengan lembut. Lora membalas lumatan lira.

"Ehem"

Suara besar itu mengakhiri tindakan mereka, menoleh dengan panik ke asal suara.

"Ayah, bunda?!"

_____________________________
Aku balik lagi!!!
Makasihhh buat kamu yang mau nungguin cerita ga jelas ini😻

Cee uuu tahun depan...❤
Berjanda😙

TWINS (GxG) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang