BAB 2|| NARA YANG BERBEDA

12.5K 919 20
                                    

'Nara memang berbeda, tapi Arka itu brengsek.'

🍂

ARKA itu brengsek beruntung. Dia tampan, kaya dan mampu menggaet wanita manapun yang ingin dia miliki, ralat, tiduri.

Termasuk Nara Olivia yang menjatuhkan hatinya pada Arka lima tahun lalu.

Wanita itu memberikan segalanya yang dia punya pada Arka. Cinta, tubuh dan ketulusan. Nara itu berbeda. Harus Arka akui itu. Rasa Nara begitu berbeda dengan wanita-wanita yang pernah bermain dengannya.

Disaat yang lain mencoba mendekatinya demi uang dan status, Nara berbeda. Dia satu-satu nya wanita yang memberikan segalanya pada Arka karena cinta.

Cinta? Arka bahkan tak pernah berfikir akan jatuh cinta. Nara memang berbeda, tapi Arka itu brengsek.

Disaat yang lain menjadi agresif dan mencoba memuaskan Arka, Tapi ini Nara. Nara yang polos dan kaku mengerang di bawahnya. Nara bahkan menangis saat pertama kali Arka perawani.

Ya, Nara itu perawan ketika melakukannya untuk pertama kali bersama Arka. Dan dia adalah wanita virgin pertama yang Arka gauli.

Dan Arka merasa ke berengsekannya bertambah berkali-kali lipat saat esok paginya dia melihat noda darah pada bed cover  bekas mereka bergumul.

Sudah berkali-kali Arka katakan bahwa dirinya brengsek bukan? Dan dia tidak perduli, Arka tidak menyesal sama sekali.

Nara satu-satu nya wanita yang mampu membuat Arka nyaman. Nara satu-satu nya wanita yang mampu bertahan di sisi Arka selama 2 tahun. Hanya Nara.

Tapi semua berubah kacau sejak malam itu.
Nara hamil, hamil anak Arka. Arka yang brengsek kala itu membujuk Nara agar wanita itu mau menggugurkan bayi di rahimnya.

Lalu saat Nara menolak, Arka membuangnya. Berkata bahwa dia tak akan pernah ikut campur soal apapun. Arka melemparkan cek kosong padanya dan mengatakan Nara 'Jalang' sebelum berlalu pergi.

Arka ingat itu.

"Ar! kamu dengerin mami gak sih?!"

Arka berdecak malas saat mami nya -Lidya Kinanti- mengganggu acara flashback nya.

"Iya, mi, Arka dengerin, kok." Arka hanya mengangguk-anggukan kepalanya dengan wajah super malas.

Lidya mengangguk puas. "Jadi, kamu mau pilih yang mana?"

Hah? pilih? apa yang harus Arka pilih? melihat ekspresi Arka, Lidya tau jika anaknya itu tidak mendengarkan.

"Tuh kan, Ar! kamu gak dengerin mama dari tadi!" Lidya kesal, kenapa sih putranya itu tidak pernah mendengarkan?!

"Mi, please deh, Arka capek baru pulang dari kantor." Arka menampilkan wajah lelahnya.

"Tapi mami belum sel-"

"Mi, udah, biarin Arkanya istirahat." Liam Sadewa, papi Arka yang sendari tadi hanya memperhatikan anak dan istrinya itu angkat suara.

Arka bangkit dari atas sofa yang dia duduki. "Arka kekamar dulu, mi." Lalu melenggang pergi meninggalkan Lidya yang menatap suami nya dengan kesal.

Seperti nya Arka harus berterima kasih kepada papi-nya setelah ini.

"Pi! kenapa Arkanya di biarin pergi, sih?!" Kesal Lidya.

Liam yang sedang menikmati teh sore menoleh pada sang istri yang duduk di sebelahnya. "Udahlah, mi, Arka kan udah besar. Dia bisa nentuin hidupnya sendiri."

[END]Love me again, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang