BAB 9|| PIAMA DAN ARKA

7.2K 525 15
                                    

Terdengar ketukan di depan pintu rumah Nara. Nara terbangun dari tidur nya, melirik jam diatas dinding, 03.30 orang gila mana yang bertamu di pagi buta seperti ini?

Nara bangkit berdiri, mencepol rambut hitam nya asal. Keluar dari kamar membuka pintu depan.

Manik mata hitam Nara berputar malas secara otomatis saar melihat orang gila mana yang datang.

"Malam-pagi."

Lihat disana, seorang Arka juna sadewa yang sedang berdiri menunjukan cengiran nya pada Nara. Ditambah, lelaki itu masih menggunakan piama! PIAMA!

Oh, benar-benar sinting. Fikir Nara.

Nara tak habis fikir dengan 'mantan' nya itu. Sudah cukup Arka mengunjungi rumah nya setiap hari dengan berbagai alasan. Dan sekarang...

"Kamu, kamu! Apalagi alasan kamu sekarang?" Geram Nara, dia kehabisan kata-kata menghadapi pria satu ini.

"AC apartmen saya mati. 'Jadi saya fikir, kenapa saya gak kerumah kalian aja?' " Terang Arka dengan wajah polosnya.

Nara melongok. Hei! Apalagi rumah Nara yang tidak memiliki AC!

"Arka!" Nara berseru galak.

"Huam, ngantuk banget saya, Na. Saya masuk ya?-Oke makasih."

Arka bahkan tak repot-repot untuk mendengarkan penolakan Nara.

Nara menghela nafas frustasi. Bukannya dia sudah bilang pada Arka untuk tidak melangkah terlalu jauh? Apa lelaki itu tidak mengerti bahasa manusia?

Nara menutup pintu rumah, berjalan menuju kamar nya kembali. Saat Nara melewati ruang tengah, dia tak mendapati Arka disana.

Dimana orang itu.

Langkah kaki Nara berhenti di ambang pintu kamar nya yang terbuka. Tubuhnya menegang untuk sesaat.

Disana, di atas tempat tidur. Arka-lelaki itu sedang berbaring di sebelah Aska yang sedang memeluknya. Memejamkan mata.

Itu adalah pemandangan yang selama lima tahun Nara impikan. Nara memalingkan wajah, Tidak Nara, tidak. Tidak boleh jatuh untuk yang kedua kali nya.

Berbalik, Nara berjalan kembali menuju ruang tengah. Duduk di atas sofa panjang dengan isakan kecil keluar dari bibirnya.

🍂

Keesokan hari nya, Nara sedang sibuk berkutat dengan peralatan memasak ketika kedua lelaki itu datang menghampiri dengan wajah bantal mereka.

"Mah." Aska memanggil dengan malas. Mencoba naik keatas kursi meja makan sebelum akhirnya Arka mengangkat tubuh kecil Aska. Membantunya.

"Aska mandi dulu sayang." Nara mematikan kompor, berbalik menghadap dua lelaki yang duduk bersebelahan di kursi meja makan.

Tatapan mata Nara lembut melihat Aska yang masih setengah mengantuk. Lalu, tatapan matanya beralih pada Arka.

"Kamu juga, mandi sana!" Titah Nara dengan wajah judes.

Arka mendengus melihat perubahan Nara. Kenapa berbeda sekali sikapnya pada Aska dan pada dirinya?

"Mau mandi sama papa aja." Aska menoleh kesamping.

"Mau mandi sama mama aja-"

"Ajak Aska mandi atau saya usir kamu dari sini." Nara memotong ucapan Arka dengan wajah galak.

"Oke-oke." Arka berkata cepat, berdiri mengangkat Aska dengan satu tangan nya di pinggang. "Ayo Aska. Beruangnya marah." Lalu dia berlari menuju kamar mandi.

[END]Love me again, please!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang