24. After Accident

14.5K 1.6K 130
                                    

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

"Daddy baru pulang?"

Pertanyaan dari Edwin, membuat Cakra yang baru saja melepas jasnya langsung menoleh ke arahnya.

Pria itu kemudian melonggarkan dasinya, sambil melihat Edwin yang tengah menuruni anak tangga. "Iya Edwin, Kakak-Kakakmu dimana, belum pulang?"

Laki-laki berusia 14 tahun itu menggeleng. "Belum, dari tadi aku nungguin mereka. Kata Kak Kia acaranya gak sampe malam tapi sampai sekarang belum pulang juga." Edwin pun duduk disamping Daddy-nya.

"Ada apa ya, mereka udah kamu hubungi?"

"Udah, tapi gak diangkat-angkat"

"Mungkin bentar lagi mereka pulang, kamu tunggu aja di sini sama Daddy."

Edwin mengangguk menyetujui, namun eskpresinya berubah gelisah sambil beberapa kali menatap Daddy-nya. Ia terlihat ingin mememulai pembicaraan.

"Dad," panggil Edwin kemudian. Cakra langsung menoleh ke arah Edwin.

"Kenapa nak? Ada yang mau kamu bicarain sama Daddy?"

Edwin mengangguk. "Iya, Daddy gak akan ninggalin kami lagi kan?" Ekspresi Cakra langsung kaku selama beberapa detik.

"Kenapa kamu tanya begitu?"

"Aku gak mau Daddy kembali ke wanita itu lagi! Mommy udah gak ada, kalau Daddy ninggalin kami karena wanita itu, kami akan tinggal sama siapa? Aku cuma ingin tinggal sama Daddy, Kak Kai, dan Kak Kia aja kayak sekarang. Aku gak mau posisi Mommy digantikan sama wanita itu," papar Edwin dengan nada memohon.

Cakra terenyuh mendengar ungkapan dari putranya, Edwin memang tidak pernah mengutarakan apa yang ia fikirkan selama ini. Anaknya itu memang lebih pendiam dari pada kedua anak kembarnya, namun dia tidak menyangka di balik diamnya Edwin terdapat kekhawatiran yang sangat besar. Itu terlihat pada matanya yang tengah menatap Cakra sekarang.

"Edwin," panggil Cakra sambil mengubah posisi duduknya agar bisa berhadapan dengan anak ketiganya ini. "Daddy gak akan pernah kembali ke wanita itu, sekarang prioritas Daddy adalah anak-anak Daddy, gak ada hal yang lebih penting dari kalian! Jadi kamu gak perlu khawatir lagi Edwin, posisi Mommy akan tetap kosong sampai Daddy gak ada nanti!" jelas Cakra meyakinkan, karena dia memang tidak berniat untuk kembali pada Martha. Itulah kenapa dia lebih memilih menyibukkan diri di kantor saat hari libur seperti ini, ketimbang menghadiri acara yang sama dengan wanita itu. Meski dia harus melewatkan penampilan putrinya yang mengikuti Miss Brilliant. Terlebih rasa bersalah pada mendiang Istrinya sampai sekarang masih menghantuinya.

"Daddy janji?" tanya Edwin dengan wajah berharap.

"Tentu, ini janji antar pria sekaligus janji antara Daddy dan putranya." Cakra merangkul pundak Edwin sambil menepuknya pelan beberapa kali. Sang putra kemudian tersenyum senang mendengar jawaban dari Daddy-nya, ada rasa lega saat mendengar pernyataan itu. Rasa khawatir yang ia rasakan setelah tahu kalau wanita yang sudah merusak keluarganya telah kembali, kini mulai menghilang.

"Oh iya gimana kalau kita lihat TV, kalau gak salah ada pertandingan basket yang lagi ditayangin di TV," ajak Cakra.

"Boleh," jawab Edwin sumringah. Cakra tahu betul jika putranya ini sangat menyukai olahraga basket. Sudah lama juga dia tidak memperhatikan Edwin setelah Kiara amnesia, mungkin dengan ini dia bisa lebih dekat dengan putranya. Dia tidak mau hubungannya dengan Edwin bernasib sama seperti hubungannya dengan Kairav.

BRILLIANT SCHOOL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang