67. Mother

6.2K 653 22
                                    

Buat yang lupa gimana asal-usulnya Dirga, kalian bisa baca Bab 35 akhir dan Bab 36.

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

"Saya gak mau!" tolak Dirga mentah-mentah, atas tawaran yang diberikan Ivander padanya.

Meski dia sendiri tidak tahu ini permintaan dari Ibu kandungnya atau pria itu sendiri, Dirga tetap tidak ingin bertemu dengan wanita itu. Karena baginya pertemuan ini tidak akan merubah apapun. Dimata pemuda itu Ibunya tetap seseorang yang tidak bertanggung jawab. Memang kehadiran Dirga di dunia ini bukan sepenuhnya salah wanita itu, Papanya juga melakukan kesalahan. Tapi bedanya Papanya tidak meninggalkannya.

Ivander sendiri bisa mengerti dengan sikap Dirga, karena istrinyalah yang lebih dulu meninggalkannya. Tapi mengingat bagaimana rasa bersalah sang istri pada anak ini, Ivander tentu tidak akan menerimanya keputusan pemuda itu begitu saja. Dia sudah berjanji untuk mempertemukan keduanya, dan apapun yang terjadi dia harus bisa membujuk Dirga.

"Apa kamu yakin? Padahal dia sangat ingin bertemu denganmu," ujar Ivander sambil mengangkat satu alisnya.

"But I'm not!" balas Dirga cepat dan dengan wajah yang datar. "Aku sudah punya Ibu yang merawatku dengan baik, untuk apa juga aku bertemu dengan orang yang sudah membuangku?"

"Tapi kamu tahu kan alasan Linda melakukan itu?"

Kening Dirga berkerut mendengar nama asing itu. "Who's Linda?"

"Ibu kandungmu!" seru Ivander dengan ekspresi tak menyangka. Lalu dia menoleh pada Mahes. "Astaga apa kamu tidak pernah memberitahu nama Ibu kandungnya?"

"Tentu saja pernah! Aku bahkan pernah menunjukkan fotonya!" elak Mahes. 

"Papaku tidak sejahat itu tuan Ivander, akulah yang memilih untuk melupakannya. Dan aku juga tahu alasannya meninggalkanku, yang merupakan hasil dari kesalahannya dengan Papaku. Dia memilih melanjutkan sekolahnya di luar negeri, daripada terikat denganku. Jadi aku mencoba untuk tidak terikat dengannya, selamanya," jelas Dirga dengan menekankan kata terakhirnya.

"Yaitu dengan melupakan nama dari wanita yang melahirkanmu?" tebak Ivander sambil sedikit memicingkan matanya.

"Iya, toh dia juga melupakanku kan?"

Seulas senyum pun terukir dari wajah tampan khas pria latin milik Ivander. "Kalau dia melupakanmu, aku tidak akan ada di sini mencarimu Dirga." Pria itu kemudian mengangkat kedua tangannya yang masih terborgol, sebagai tanda menyerah. "Oke mungkin kamu perlu waktu untuk mencerna situasi ini. Tapi kapanpun kamu mau bertemu dengan ibumu, kamu bisa menghubungiku."

Dirga menyeringai sinis. "Itu tidak akan pernah terjadi!"

"Aku akan menunggu!"

"Jangan repot-repot membuang waktu anda tuan Ivander!"

"Aku tetap akan menunggu! Kamu tahu, aku ini orang yang sangat keras kepala!" balas Ivander lagi. Membuat Dirga memutar bola matanya jengah. Itu adalah sebuah reaksi yang tak asing bagi Ivander, saat berdebat dengan istrinya. Dari fisik anak itu memang lebih mirip dengan Mahes, tapi dari cara bicara, tatapan, sampai sikapnya, mengingatkan dia saat pertama kali bertemu dengan Linda.

"Terserah!!" ujar Dirga sebelum dirinya memilih keluar dari ruangan tanpa berpamitan pada ketiga pria yang juga ada di sana.

Tapi meski sikapnya itu tidak sopan, Cakra justru tersenyum melihat punggung kekasih putrinya itu menjauh. "Bagus Dirga, jangan hiraukan ucapan pria gila ini!"

BRILLIANT SCHOOL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang