Selamat membaca!!
🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨
.
"Kok gue ngerasa ada yang janggal ya?" ujar Dirga, membuat Leon berbalik untuk melihatnya.
"Maksud lo janggal gimana?" tanya Leon sambil tetap berjalan.
"Kita mengira orang berhoodie hitam itu laki-laki hanya karena dia keluar dari toilet laki-laki. Tapi kalau dipikir lagi, mungkin aja dia sebenarnya perempuan. Dan itu bisa jadi jawaban kenapa dia pakai parfum aroma anggrek, dan masuk ke toilet laki-laki secara diam-diam." jelas Dirga.
Namun, Leon tampaknya tidak setuju dengan pendapat ketuanya ini. "Tapi kayaknya mustahil Ga, karena tinggi badannya lebih mirip tinggi badan anak laki-laki pada umumnya, ketimbang perempuan. Kecuali kalau dia model, seperti..."
Langkah Leon terhenti saat sebuah nama muncul di pikirannya tiba-tiba.
"Seperti siapa?" tanya Dirga sambil ikut berhenti dan menatap serius ke arah Leon.
"Bu Martha."
Tepat setelah Leon mengucapkan nama itu, suara keras mirip petasan terdengar dari arah Gymnasium. Namun karena teriakan panik dari pada murid juga terdengar, keduanya menyadari bahwa itu bukanlah suara petasan, melainkan suara tembakan. Tanpa berkata apa-apa, Dirga dan Leon saling menatap sekilas lalu berlari menuju lokasi tersebut secepat mungkin. Karena jika asumsi Leon benar maka Kiara sedang dalam bahaya sekarang, dan Hanny yang ada di dekat gadis itu bisa saja juga dalam bahaya.
Setelah sampai di depan pintu masuk, Dirga bisa melihat para murid Brilliant School maupun SMA Nusantara berteriak, dan berlarian keluar dari Gymnasium. Semuanya terlihat panik karena teror yang tak terduga ini, dan karena itu Dirga maupun Leon kesulitan untuk masuk ke dalam, bahkan berapa kali mereka hampir terdorong keluar. Namun seakan belum puas dengan semua kekacauan ini suara tembakan kembali terdengar, menambah kepanikan semua orang yang masih berada di dalam. Tapi Dirga maupun Leon justru semakin semangat untuk masuk demi mengetahui keadaan kekasih mereka yang masih ada di sana. Keduanya hanya berharap tidak ada yang terluka karena dua tembakan itu.
Namun saat mereka berhasil masuk, hal yang tidak diinginkan Dirga terjadi di depan matanya sekarang. Pandangannya mengarah pada lengan kanan Kiara yang terkena tembakan. Dari blazernya yang terlihat bolong, darah tak berhenti keluar dari sana mengalir sampai pada pergelangan tangannya. Sementara ini Leon menghampiri Hanny yang tengah bersembunyi bersama Eva di belakang kursi Adam dan Ian, agar terhindar dari tembakan.
Sambil mendekat Dirga melihat luka di lengan Kiara sekilas, lalu beralih menatap Kiara dengan panik. "Kiara lengan kamu?!"
"Aku gak apa-apa, Dirga tolong Kairav dulu!" mohon Kiara sambil menangis.
Saat itulah dia baru menyadari jika Kairav yang tengah duduk di sebelah kiri Kiara, tengah meringis kesakitan akibat peluru yang menembus perut kanannya. Keadaan laki-laki itu bahkan lebih parah dari Kiara, kemeja putih yang ia kenakan sudah berubah warna menjadi merah karena darahnya sendiri. Sambil berjongkok Ian dan Adam yang ada di sebelahnya pun terlihat tengah menekan luka di perut Kairav agar pendarahannya berhenti. Tapi semua itu seakan sia-sia, cairan merah itu masih saja tidak berhenti mengucur dari perutnya.
"Kita harus tahan pendarahannya!" sahut Leon dari belakang.
"Lo pikir kita lagi ngapain dari tadi?" sahut Ian setengah kesal.
"Gak cukup kalau gitu aja, kalian perlu kain buat nahan pendarahannya," ucap Dirga sambil membuka blazer. Dia ingin menggunakan kemeja putihnya untuk menahan pendarahan Kairav dan Kiara, namun baru membuka dua kancing kemejanya, suara tembakan kembali terdengar. Kali ini bukan satu atau dua tembakan saja, melainkan beruntun.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRILLIANT SCHOOL (END)
Teen FictionKecelakaan, masuk Rumah Sakit ❎ Kecelakaan, masuk Novel ✅ Itulah yang dialami oleh Kiara. Dia tiba-tiba terjebak dalam Web Novel yang ia baca terakhir kali sebelum dirinya mengalami kecelakaan. Sebagai seorang yatim piatu yang tidak pernah memiliki...