64. Temporary Peace

6.1K 699 71
                                    

Selamat membaca!!

🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨

.

Tiga hari setelah pemecatan Martha, Haris memutuskan untuk mengangkat Pak Diro menjadi Kepala Sekolah Brilliant School. Mendapat jabatan penting di tengah semua masalah yang terjadi di Brilliant School, tentu bukan hal yang harus disyukuri oleh pria itu. Apa lagi karena konferensi pers yang gagal, tes penerimaan siswa baru di tengah semester tidak begitu berjalan lancar. Jumlah murid yang mendaftar tidak sebanyak yang mereka targetkan, tapi setidaknya itu lebih baik daripada tidak ada satupun siswa yang ikut tes. Ini pun terjadi karena Pak Haris yang langsung bertindak cepat, dengan mengumumkan pemecatan Martha dan pengangkatan Pak Diro sebagai Kepala Sekolah yang baru.

Tak hanya berimbas pada tes penerimaan saja, masalah ini pun merembet pada pertandingan Voli antara Brilliant School dan SMA Nusantara yang terancam batal. Sebenarnya pertandingan itu sudah dijadwalkan dua minggu setelah konferensi pers, tapi pihak SMA Nusantara justru membatalkannya secara sepihak. Alhasil Pak Diro pun berusaha keras untuk membujuk mereka, karena dia tidak mau anak-anak muridnya kena imbas dari apa yang tidak mereka lakukan. Apa lagi pertandingan ini juga untuk menunjukkan jika adanya skandal atau tidak di Brilliant School, kualitas para murid di Sekolah ini tetap menjadi yang terbaik. Beruntung pihak SMA Nusantara pada akhirnya mau melakukan pertandingan ini.

Dan pertandingan Voli itu pun bisa terlaksana sekarang, tepatnya di Gymnasium Brilliant School. Sebagai tuan rumah, tentu para staf, guru, dan semua anggota Osis mempersiapkan pertandingan ini dengan baik, meski ini cuma pertandingan persahabatan biasa. Apa lagi yang mau menonton pertandingan ini juga cukup banyak, baik murid dari SMA Nusantara yang datang ke sini atau murid Brilliant School sendiri. Maka dari itu pihak sekolah menambah beberapa pengawal demi menambah keamanan Sekolah. Tentu para pengawal itu ada juga karena bantuan Cakra Pramujaya, yang masih menjadi donatur tetap di sana.

Tapi itu tetap tidak bisa mengurangi kewaspadaan para anggota Osis yang terlibat, karena Erikson dan beberapa anggota geng The Panther juga ikut melihat pertandingan ini. Kewaspadaan itu pun dirasakan oleh anggota inti Salvatore, terutama Gibran yang sedang bersiap untuk bertanding satu jam lagi.

"Menurut kalian, apa Erikson bakal bikin ulah hari ini?" tanya laki-laki berotot itu. Kebetulan keempat teman-temannya sedang berada di luar ruang ganti, untuk menyemangatinya.

Dirga yang bersandar di tembok sambil memasukkan tangannya di saku, hanya mengangkat kedua bahunya tak acuh. "Gak tahu, masih belum ada tanda-tanda mencurigakan dari dia. Lagian anak Osis juga udah waspada kok, kalau mereka buat ulah pasti akan langsung ketahuan."

"Kalau Kairav? Gak ada yang ngawasin dia?" tanya Gibran lagi, membuat keempat temannya kompak menoleh padanya. Bahkan mereka juga kompak menunjukkan ekspresi yang sama, seakan pertanyaan Gibran ini adalah pertanyaan yang aneh.

"Setelah dia bantu kita buat jebak Pak Hugo lo masih gak percaya sama Kairav?" tanya Adam.

"Dia bantu kita karena itu ada hubungannya sama Kiara, adeknya sendiri. Tapi kalau sekarang kan beda, pertandingan ini gak ada hubungannya sama Kiara. Dan gak ada yang tahu juga, Kairav bener-bener udah berhenti jadi mata-matanya Erik atau gak!" papar laki-laki berseragam Voli Brilliant School itu dengan curiga.

"Tapi kayaknya Kairav bener-bener berhenti," ujar Leon, membuat keempat temannya menatap ke arahnya. "Kalau dia masih jadi mata-matanya Erik, gak mungkin Erik sampai masukin satu orang mata-mata lagi di Brilliant School."

"Iya juga, toh kita juga udah tahu kan siapa mata-matanya Erik. Dan itu anak juga udah pindah Sekolah karena tersingkir di tes ulang pemeringkatan," timpal Adam membenarkan.

BRILLIANT SCHOOL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang