Buat yang udah terlanjur baca bab sebelumnya sebelum di revisi. Aku mau ngasih tahu kalau latar tempatnya aku ganti di Markas Salvatore.
Maaf atas ketidak nyamanan-nya....🙏🙏
.
Selamat membaca!!
🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨.
"Apa para donatur Sekolah juga terlibat di prostitusi ini?"
Pertanyaan dari Kiara ini membuat kelima pemuda di sana terdiam, mereka tidak menyangka gadis yang terlihat tidak tahu apa-apa itu bisa langsung berfikir dengan cepat. Terdengar merendahkan memang, tapi itulah yang mereka fikirkan saat melihat Kiara sebelum dia amnesia.
"Kenapa lo bisa mikir kayak gitu?" tanya Gibran.
"Karena dilihat dari sifatnya Pak Rustaf yang selalu mentingin uang, pasti dia akan nawarin ke orang yang bisa nguntungin dia dengan cepat. Misalnya yang paling deket, yaitu para donatur Sekolah, biar mereka tetap kasih uang donaturnya ke Brilliant School. Dan itu berarti..." ujar Kiara mengambang di akhir kalimat.
Ekspresinya yang seakan menyadari sesuatu membuat Ian membuka suara. "Lo tenang aja Ra, Leon udah pastiin kalau nama Bokap lo gak termasuk."
Dirga mengangguk menyetujui ucapan temannya. "Saat di pesta sebenarnya Leon yang buat berita tentang Indra Nugroho muncul di sana. Tujuannya buat lihat reaksi 5 orang yang dia curigai, dan 4 diantaranya sudah terbukti menjadi pelanggan prostitusi ini. Di banding mereka yang kelihatan gelisah dan langsung ninggalin pesta. Papa kamu justru tetap kelihatan santai, bahkan sampai ngobrol sama Papaku. Jadi kita nyimpulin kalau Cakra Pramujaya gak terlibat dalam prostitusi ini, jadi kamu tenang aja ya," papar Dirga panjang lebar.
"Iya syukur kalau gitu," balas Kiara sambil tersenyum tipis.
Berbeda dengan yang ia ucapkan, gadis itu justru merasakan hal yang sebaliknya. Entah Kiara bisa tenang atau tidak? Mereka mengatakan itu karena tidak tahu bagaimana lihainya seorang Cakra Pramujaya bersandiwara saat bersamanya. Berakting menjalin hubungan baik dengan sang putra di depan putrinya yang amnesia, bukan hal sulit bagi pria itu, apa lagi mengontrol ekspresi di depan banyak orang. Kiara mengetahui itu pun karena tidak sengaja mendengar pertengkaran mereka saat di ruang kerja Daddy-nya. Tepatnya saat Kairav yang terang-terangan bilang kalau dia membenci Cakra, dan Kiara yakin alasannya mengatakan itu bukan karena pria itu menegur Kairav saja.
Apa lagi sebagai seorang pemilik perusahaan senjata yang pernah bekerja sama dengan para mafia di berbagai negara. Tentu dia harus bisa mengontrol ekspresinya saat bertemu orang-orang berbahaya itu. Kiara tidak tahu apakah Daddy-nya ini benar-benar tidak terlibat prostitusi itu, atau justru sebaliknya.
"Emang kemarin malem Kiara ikut ke pesta lo Le?" tanya Adam membuyarkan fikiran Kiara yang ramai.
"Iya, dia juga udah tahu siapa orang tua gue," jawab Leon santai. Tapi jawaban laki-laki itu masih bisa membuat Ian, Gibran dan Adam menatap Kiara was-was. Mereka tahu bagaimana Leon berusaha menutupi siapa orang tuanya, mereka juga tahu alasan di balik itu semua. Itulah kenapa tatapan ketiganya seakan menunjukkan kekhawatiran pada gadis itu.
"Tenang aja kak, gue gak tertarik buat ember ke semua orang!" ujar Kiara meyakinkan ketiga laki-laki itu. Tapi justru Leon lah yang menimpali ucapannya.
"Iya gue percaya Kiara gak akan nyebarin ini, dan Hanny juga percaya sama dia!"
"Giliran nyangkut Hanny, gampang banget lo percaya," cibir Ian yang tak di gubris oleh Leon. Sia-sia saja mereka khawatir, temannya ini terlalu bucin pada Hanny. Apapun yang di bilang gadis berwajah imut itu, pasti akan langsung di percayai Leon dengan mudah. Mereka pun memilih untuk tidak ambil pusing masalah temannya ini. Lagi pula Kiara juga kelihatannya bukan tipe gadis yang suka menyebarkan gosip.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRILLIANT SCHOOL (END)
Teen FictionKecelakaan, masuk Rumah Sakit ❎ Kecelakaan, masuk Novel ✅ Itulah yang dialami oleh Kiara. Dia tiba-tiba terjebak dalam Web Novel yang ia baca terakhir kali sebelum dirinya mengalami kecelakaan. Sebagai seorang yatim piatu yang tidak pernah memiliki...