Biar aman, kalian bacanya habis buka puasa ya...
Selamat membaca!!🔷________________________🔷
📚__________________📚
🔷____________🔷
🐨.
"Siapa yang agresif?"
Suara berat dari seorang laki-laki di belakang Kiara, membuat gadis itu menoleh.
"Kai?!" ucapnya terkejut. "Emm...kamu gak makan siang?" tanya Kiara mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Ini mau makan," jawab kembarannya itu sambil menunjukkan nampan yang ia bawa. Pandangan Kairav kini beralih pada Salvatore yang tengah duduk di meja yang sama dengan gadis itu. "Mereka kenapa di sini?" tanyanya.
"Eemm... Mereka-"
"Kita mau makan siang lah, gak boleh?" celetuk Ian memotong perkataan Kiara yang ragu.
Kairav tersenyum tipis. "Boleh, semua murid kan bisa makan di mana aja kecuali di meja kalian. Tapi tumben aja kalian tiba-tiba tinggalin meja kesayangan kalian itu. Padahal tiap ada anak yang duduk di sana, selalu kalian usir kan? Termasuk gue dulu."
Kiara yang mendengar kata 'Usir' pun mulai mengerutkan keningnya.
"Kamu pernah diiusir?"
"Iya Kia, bahkan mereka numpahin makanannya ke aku."
Merasa ucapan Kairav tidak benar, Gibran langsung membantah. "Heh gak usah ngarang lo, gue gak sengaja nabrak ya waktu itu!" Luna yang ada di sampingnya langsung memegang tangannya agar dia tidak terbawa emosi.
Mendengar apa yang disampaikan Gibran membuat Kiara mengingat salah satu adegan yang dia baca di web novel ini. Itu adalah saat di mana Kairav untuk pertama kali bertemu dengan Salvatore, di kantin, tepatnya di meja yang selalu ditempati inti Salvatore dari tahun ke tahun. Tapi si berandal Kairav yang saat itu baru kelas 10, justru menempati meja itu dan menolak untuk pindah. Padahal di tempat itu anggota inti Salvatore sebelumnya, ingin mendiskusikan hal penting dengan Dirga, Leon, Gibran, Adam, dan Ian yang masih jadi calon inti Salvatore selanjutnya.
Meja yang terletak paling ujung itu memang tempat paling aman untuk mendiskusikan sesuatu, setelah markas mereka. Tapi Kairav justru mencari gara-gara dengan mereka yang merupakan seniornya. Itu adalah pertemuan pertama, dan masalah pertama yang Kairav buat dengan Salvatore.
"Terus kenapa lo gak makan di sana aja sekarang? Lagi kosong tuh!" tunjuk Dirga ke arah meja tempat inti Salvatore berkumpul, dengan dagunya.
"Makasih, tapi gue hari ini mau makan sama adik gue!" balas Kairav kemudian dia menoleh ke arah Luna dan ke tiga gadis yang duduk di depannya. "Boleh?"
Lena, Hanny, maupun Eva kompak mengangguk, diikuti Luna. "Duduk aja Rav, toh masih ada yang kosong kan," kata Luna mengijinkan. Meski Gibran terlihat menggerutu setelahnya.
Setelah mendapat persetujuan dari para gadis itu, Kairav pun menaruh nampannya di meja, dan duduk di sebelah kiri Kiara. Dia tidak meminta ijin pada ke lima inti Salvatore yang juga duduk di sana, karena baginya itu tidak penting. Dia lebih memilih untuk menikmati chicken curry miliknya, tanpa tahu Kiara tengah merasa was-was sekarang. Jika para gadis merasa iri karena dia bisa duduk di antara Kairav dan Dirga, hal itu justru tidak dirasakan Kiara.
Karena baginya duduk di antara dua orang tampan, sekaligus saling bermusuhan ini justru membuat gadis itu tidak tenang. Karena jika keduanya bertengkar, Kiara lah yang akan terkena imbasnya lebih dulu. Terlebih sejak bergabungnya Kairav di sana, suasana langsung berubah tegang dan kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRILLIANT SCHOOL (END)
Teen FictionKecelakaan, masuk Rumah Sakit ❎ Kecelakaan, masuk Novel ✅ Itulah yang dialami oleh Kiara. Dia tiba-tiba terjebak dalam Web Novel yang ia baca terakhir kali sebelum dirinya mengalami kecelakaan. Sebagai seorang yatim piatu yang tidak pernah memiliki...