🌄 Happy Reading 🌄
Dahulu kala, ada seorang pemuda yang baik hati, lembut dan sangat penyayang. Ia hidup dalam ketenangan, berkecukupan, dan bergaul dengan banyak orang. Ia pun memiliki pekerjaan tetap sebagai pemain film. Namun sayang, baru hitungan tahun ia menikmati semuanya, sebuah bencana alam merenggut jiwanya.
Ia merasa bersedih, tidak menerima kenyataan dan masih ingin memiliki semua hal dalam hidupnya. Bahkan ia belum pernah merasakan yang namanya cinta.
Pemuda itu tidak ingin pergi ke tempat yang sudah seharusnya, dan memilih tempat yang jelas sangat tidak menguntungkan. Jiwanya berada diantara dua dunia, mengharapkan untuk bisa menemui cinta dan kasih sayang yang ia inginkan.
Jiwa pemuda itu melanglangbuana, terombang ambing dalam kegelapan dan ketidakpastian. Melayang diantara kesedihan dan keputusasaan para makhluk hidup hingga ia meminta pada penghuni yang berkuasa di tempat dimana ia terenggut jiwanya.
Keinginannya hanya untuk mengenal cinta, kasih sayang dan sentuhan dari orang yang dicintai. Namun tentu saja itu tidak mungkin. Bagaimanapun dia sudah bukan bagian dari alam hidup manusia sejati. Tetapi ia tetap memohon, meskipun hanya sekejap, meskipun hanya dalam satu kedipan mata. Ia hanya ingin merasakan seperti apa rasanya bercinta.
Penghuni kegelapan itu akhirnya mengabulkan keinginannya, tentunya dia harus menukarnya dengan harga mahal.
Sang pemuda diberi kesempatan untuk bisa memperlihatkan dirinya pada orang tertentu. Seseorang yang memiliki keputusasaan, yang membawa kesedihan dan harus datang ke tempat dimana sebelumnya ia pergi. Dia bisa bersentuhan, memegang dan dipegang, bahkan ia bisa saja bercinta dengan sosok yang ia inginkan, baik secara langsung ataupun melalui media lain. Pada intinya, dia akan merasakan dan mengalami yang namanya bercinta.
Hanya saja, jiwanya yang tersisa di alam perbatasan akan menghilang selamanya. Dan dia tidak akan pernah bisa bereinkarnasi. Selamanya menghilang dari dunia manapun.
“Apa kau menerima konsekuensi tersebut?”
Gema suara itu memasuki pendengaran si pemuda.
“Aku bersedia.”
Jawaban itu keluar tanpa pikir panjang.
“Apa itu sepadan?”
“Aku hanya ingin merasakan kasih sayang.”
Hanya demi perasaan sesaat, dia rela menanggung hal sekejam itu. Bahkan masih ada resiko lain yang harus diderita dan itupun dengan pasangan yang bercinta dengannya.
“Pasanganmu akan kehilangan energi. Auranya akan meredup. Jika kau terus melakukannya, dia bahkan akan kehilangan jiwanya. Dia akan menjadi sosok yang tidak memiliki keinginan hidup. Jiwanya akan kering karena kau mengisapnya melalui penyatuan itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)
RomanceTidak selamanya keindahan yang terlihat menunjukkan kedamaian. Terkadang, tersembunyi sesuatu hal yang tidak pernah terduga dibalik satu keindahan. Sebagai seorang penulis yang kadang langsung terjun untuk menjadikan tulisannya menjadi satu film, Wa...