Twilight_vingt-neuf

320 67 3
                                    

🌄 Happy Reading 🌄

Kembali dari lokasi syuting, Xiao Zhan disambut wajah sedih Yibo yang sedang merenung di ruang sisi taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembali dari lokasi syuting, Xiao Zhan disambut wajah sedih Yibo yang sedang merenung di ruang sisi taman. Ia melihat asbak kristal yang dipenuhi puntung rokok. Seketika emosinya keluar karena pemuda itu melanggar janjinya untuk menjaga kesehatan. Wajah manisnya mengernyit gusar sambil menunjuk ke atas meja.

“Yibo, apa-apaan ini? Apa kau ingin merusak dirimu sendiri? Ingat kau berjanji padaku. Kau bilang ingin sembuh. Aku jadi curiga selama ini kau hanya sengaja menghindariku. Sakitmu hanya pura-pura untuk tidak berhubungan denganku.”

Kata-kata Xiao Zhan yang penuh tuduhan meluncur dengan lancar. Tatapan matanya sedikit tajam tertuju pada pemuda yang terlihat santai. Tidak terpengaruh sedikitpun oleh ocehannya.

Yibo menyesap isapan terakhir dari rokok di tangan, dengan tenang memutar sisanya pada asbak yang sudah padat oleh puntung rokok. Mulut dan hidungnya menghembuskan asap tipis lantas berkata pelan tanpa mengalihkan tatapan dari tumpukan puntung diatas asbak.

“Hanya hari ini. Aku sedang ingin mengenang pertemuanku dengan Xiao Zhan. Kau tidak keberatan?”

Pemuda manis itu langsung membeku. Raut mukanya berubah seketika. Tiba-tiba saja merasakan hatinya sakit mendengar kalimat Yibo. Mengenang seseorang yang jelas-jelas kini sosok tersebut ada di hadapannya. Tetapi dia tidak memiliki keberanian dan keyakinan untuk mengatakan hal itu.

Apa pendapat Yibo jika tahu bahwa dirinya yang sekarang berada di dalam tubuh Sean?

Apakah Yibo akan membencinya? Apakah Yibo akan menerima semua hal diluar akal?

Dia pun ingin tahu siapa yang lebih dicintai Yibo. Dirinya atau – Sean?

Mendapati kebisuan Xiao Zhan, diam-diam Yibo mencuri pandang, sedikit mengangkat wajah dan melihat pemuda manis itu termenung. Ia tahu pasti Xiao Zhan tidak merasa nyaman di hatinya. Ia tahu tekanan batin yang dialami Xiao Zhan. Tidak mampu mengungkapkan kepada siapapun bahwa dirinya adalah Xiao Zhan.

Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu terlebih padanya, bahwa dia menyingkirkan Sean hanya untuk bersama dirinya?

Dia tahu Xiao Zhan takut dirinya tidak bisa menerima kenyataan. Menyingkirkan jiwa seorang kekasih yang ia cintai, dan justru itu adalah jiwa dari saudaranya sendiri. Ketakutan seperti itu akan menghantui Xiao Zhan sepanjang hidup.

Diiringi helaan nafas berat, Yibo menegakkan punggung, melambai pada Xiao Zhan yang masih terpaku di tempatnya berdiri.

“Kemarilah. Aku ingin bicara denganmu,” senyum tipis mengiringi kata-katanya.

Sesaat Xiao Zhan menoleh, seakan enggan untuk membahas sesuatu yang ia duga berhubungan dengan dirinya. Namun akhirnya ia melangkah mendekat, duduk di sisi Yibo.

“Aku ingin mengajakmu pergi. Aku tahu mungkin kau sedikit tidak suka. Hari ini aku teringat Xiao Zhan,” Yibo melingkarkan sebelah lengan pada bahu kekasihnya. “Besok purnama akan berbentuk sempurna. Aku ingin ke pantai dimana pertama kali aku bertemu Xiao Zhan. Kau tidak keberatan?”

𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang