🌄 Happy Reading 🌄
Sepasang mata indah itu terbuka perlahan, mengerjap beberapa kali seakan tak mempercayai penglihatan dan perasaannya. Dadanya dipenuhi gelombang kebahagiaan mendapati dirinya begitu hangat dan hidup. Ia bahkan menyentuh dadanya sendiri, merasakan degup jantung yang berdenyut. Namun sesaat kemudian wajah manisnya mengernyit tak nyaman. Ia merasakan sesuatu yang panas di jari tangan kiri.
Xiao Zhan yang kini mendiami tubuh Sean serentak bangun. Ia melihat cincin bermata biru keunguan yang melingkar di jari manis.“Cincin ini sangat cantik, tapi kenapa terasa panas? Rasanya kulitku seperti terbakar,” gumam Xiao Zhan. Ia tidak ingin melepas cincin itu, bagaimanapun itu cincin pemberian Yibo meski pemuda itu memberikannya pada Sean. Tetapi kulitnya terasa panas hingga memerah dan sedikit gatal. Mau tak mau Xiao Zhan meloloskan cincin itu dari jarinya.
Ia meletakkan cincin ke atas meja. Sedikit menggaruk jarinya hingga rasa panas itu perlahan menghilang. Merahnya masih terlihat namun ia sudah tidak merasakan apapun. Xiao Zhan menghela nafas lega kemudian memutar pandangan. Ia melihat langit di luar sudah gelap. Ia sadar sewaktu mendatangi Sean bertepatan dengan senja yang menyapa.
Disaat Xiao Zhan masih menikmati rasanya hidup kembali dalam satu tubuh yang hangat, Yibo membuka matanya. Ia merasa bingung karena bisa-bisanya tertidur pulas dengan posisi duduk. Menoleh ke arah jendela, ia pun menyadari malam sudah menyelimuti langit Brittany. Tatapannya jatuh pada sosok manis yang duduk bersandar di tempat tidur. Ia bergegas bangun, melangkah menghampiri Xiao Zhan.
“Sean, kau sudah bangun, Sayang? Bagaimana keadaanmu?” Yibo duduk di sisi tubuh yang ia anggap Sean. Tangannya menyentuh dahi dan merasa lega karena tubuh itu tidak sepanas tadi siang.
“Syukurlah, panasmu sudah turun. Apa kau lapar? Maaf kalau aku ketiduran cukup lama. Aku tadi sedang mengerjakan tulisanku,” senyum Yibo merekah mendapati kekasihnya sudah kembali sehat, dengan lembut mengusap-usap pipi putih Xiao Zhan.
Perasaan tak percaya, terkesima dan bahagia membuat Xiao Zhan tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya menatap wajah tampan di depan, merasa terharu dengan sikapnya yang perhatian dan memperlakukannya begitu lembut. Ia masih tak percaya karena merasakan sentuhan dan usapan hangat yang mengisi kekosongannya selama ini.
“Ada apa, Sean? Kenapa kau seperti orang bingung?”
Yibo terheran-heran melihat kekasihnya hanya diam dan memperhatikannya begitu lekat seakan baru kembali melihat dirinya.
“Tidak apa-apa, Yibo. Aku hanya merasa bahagia,” senyum manis itu tersungging menutupi perubahan ekspresinya. Xiao Zhan melingkarkan lengannya ke leher Yibo. Sesaat tadi ia merasa tak nyaman karena dipanggil dengan nama Sean. Namun ia harus mengakui bahwa dirinya memang berada di dalam tubuh Sean yang ia kuasai.
Sean...
Maafkan aku. Aku hanya meminjam tubuhmu sebentar.
Biarkan aku merasakan kasih sayang Yibo.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)
Storie d'amoreTidak selamanya keindahan yang terlihat menunjukkan kedamaian. Terkadang, tersembunyi sesuatu hal yang tidak pernah terduga dibalik satu keindahan. Sebagai seorang penulis yang kadang langsung terjun untuk menjadikan tulisannya menjadi satu film, Wa...