🌄 Happy Reading 🌄
Paris.
Tak terbayangkan kebahagiaan yang dirasakan Xiao Zhan. Wajahnya semakin bersinar teriring senyuman yang tak lepas dari bibir. Ia kini menempati rumah Yibo dengan penuh keyakinan bahwa dirinya akan hidup selamanya bersama pemuda itu. Hatinya langsung menetap di tempat, ia sama sekali tidak berkeinginan untuk meninggalkan rumah nyaman yang ia datangi. Kehadiran Yibo disisinya membuat ia lupa bahwa dirinya kini hidup di dalam tubuh saudaranya.
Ia berdiri di dekat kolam, memperhatikan gerombolan ikan koi yang berwarna ceria. Perasaannya begitu damai dan nyaman. Kepalanya menoleh sewaktu lingkaran tangan hangat memeluknya dari belakang.
“Kau akan langsung bekerja?”
Bibir Yibo mengecup pipi Xiao Zhan sesaat setelah berkata.
Mendengar pertanyaan itu, Xiao Zhan teringat profesi Sean sebagai sutradara. Beruntung ia sedikit banyak mengetahui hal itu sewaktu dulu bersama- sama dengan saudaranya. Ia pun mengenal Marius, asisten Sean dengan baik.
“Aku harus menghubungi Marius. Mungkin sore ini aku harus keluar.”
“Baiklah. Aku juga akan menemui Mr. Vincent.”
“Kau pergi sendiri?”
“Aku bersama Carissa,” Yibo menekan dagunya pada bahu Xiao Zhan.
“Carissa?”
“Hmm, dia yang mengurus segalanya,” sahut Yibo.
Diam-diam Xiao Zhan merasa cemburu. Dia menduga Carissa itu mungkin asisten Yibo seperti Marius yang selalu ada di sisi Sean.
Apakah Sean tidak pernah cemburu pada perempuan itu?
“Sayang, ada apa? Sepertinya kau tidak suka aku pergi dengannya,” Yibo memutar sedikit bahu Xiao Zhan, menghadapkan wajah keduanya.
“Ah, tidak. Aku hanya merasa dia sangat beruntung karena selalu bersamamu,” bibir Xiao Zhan sedikit merengut.
Yibo tersenyum lebar.
“Kau tidak pernah mempermasalahkan itu sebelumnya. Lagipula ia memiliki Charles,” nada Yibo sedikit menggoda.
“Yah kau benar. Tapi tetap saja kau sering bertemu dengannya.”
Tawa Yibo berkumandang ringan.
“Bukankah kita bertemu setiap hari? Bahkan kita tidur bersama setiap malam,” wajahnya sedikit mendekati telinga Xiao Zhan.
Dengan wajah merona, Xiao Zhan menundukkan kepala. Namun kembali menghadap wajah si pemuda waktu dagunya diangkat oleh Yibo.
“Kenapa kau jadi malu-malu seperti ini? Apakah kau membayangkannya sekarang?” Yibo mengedipkan sebelah mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)
RomanceTidak selamanya keindahan yang terlihat menunjukkan kedamaian. Terkadang, tersembunyi sesuatu hal yang tidak pernah terduga dibalik satu keindahan. Sebagai seorang penulis yang kadang langsung terjun untuk menjadikan tulisannya menjadi satu film, Wa...