🌄 Happy Reading 🌄
Buket bunga Daisy itu meluncur turun dari pegangan. Sulit bagi Yibo untuk mendengar hal yang menurutnya sangat tidak masuk akal. Dia tidak bisa mempercayai ungkapan yang baru saja meluncur dari bibir tipis Sean.Bagaimana dirinya akan percaya?
Dari awal kedatangannya ke Brittany, ia sudah bertemu Xiao Zhan di pantai itu. Mereka saling mengenal sampai akhirnya jatuh cinta. Saling mengakui perasaan masing-masing dan menjadi sepasang kekasih. Ia pun mengetahui bahwa Xiao Zhan sedang melakukan pekerjaannya di Brittany.
Bagaimana mungkin tiba-tiba ia disebutkan sudah meninggal?
Siapapun tidak akan mempercayai hal konyol seperti itu. Termasuk dirinya.
Alih-alih bersedih atau dirundung duka, Yibo justru merasa marah. Ia merasa dipermainkan oleh sosok manis di depannya.
“Leluconmu sudah berlebihan, Xiao Zhan. Kau menganggapku seperti orang bodoh. Untuk apa kau mengatakan hal kejam seperti itu? Jika kau sudah tidak mencintaiku, katakan saja terus terang. Tidak perlu menyumpahi diri sendiri seperti itu.”
Suaranya berdesis, sedikit gemetar karena kemarahan. Ia tidak menyangka pemuda manis itu sanggup mengatakan lelucon yang sangat tidak manusiawi. Dirinya masih beranggapan Xiao Zhan memendam kemarahan karena ditinggal pergi, tetapi dengan membuat sandiwara sekejam itu menjadikannya berbalik menjadi emosi.
Sorot mata Sean menyiratkan rasa simpati. Ia tahu hal itu tidak mudah. Jangankan untuk pemuda yang jelas-jelas bertemu, berdekatan, bahkan mungkin saja mereka sudah melakukan hal diluar perkiraan. Dirinya sendiri pun sangat terguncang dengan kenyataan bahwa Xiao Zhan memperlihatkan diri pada orang lain dan kepada dirinya, bahkan menjalin hubungan dengan manusia.
“Aku tahu kau sulit percaya. Aku pun tidak menduga Xiao Zhan akan menjalin hubungan denganmu justru setelah ia mengalami kematian. Aku bahkan lebih terguncang darimu, Wang Yibo.”
“Hentikan! Sudah cukup!”
Sepasang mata Yibo menatap tajam. Menelusuri keseluruhan wajah yang sampai kapanpun tidak akan pernah ia percaya bahwa itu bukan Xiao Zhan.
“Sudah cukup bercandanya, Zhan. Aku cukup mengerti jika kau sudah tidak ingin bersamaku. Tidak perlu lagi bersandiwara seekstrim ini.”
“Aku tidak bercanda, Wang Yibo. Xiao Zhan benar-benar sudah meninggal...”
Suara Sean mulai lemah karena rasa empati dan kepedihan.
Merasakan kemarahan yang menguasai dirinya, Yibo mencengkeram kuat bahu Sean. Sekian detik menancapkan tatapan elangnya tepat pada mata bening yang sedikit berkilau oleh airmata.
“Kau memang pandai berakting. Tapi itu tidak cukup untuk menipu pandanganku.”
Ia berdesis, suaranya diiringi getar kecewa dan sakit hati karena merasa dipermainkan. Satu dorongan yang keluar dari dalam hati membuatnya kini mendekatkan wajah mereka. Tanpa bicara lagi, bibirnya meraup bibir tipis kemerahan milik Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)
RomanceTidak selamanya keindahan yang terlihat menunjukkan kedamaian. Terkadang, tersembunyi sesuatu hal yang tidak pernah terduga dibalik satu keindahan. Sebagai seorang penulis yang kadang langsung terjun untuk menjadikan tulisannya menjadi satu film, Wa...