🌄 Happy Reading 🌄
“Sean?”
Sentuhan di dagu seiring bertemunya mata miliknya dengan manik hitam Yibo membuat Sean kembali pada saat itu, dimana ia sedang bersama Yibo di tempat parkir.
“Ada apa? Kenapa melamun? Sepertinya kau terganggu oleh sesuatu,” Yibo menancapkan tatapan selidik.
Sesaat Sean mengerjap, merasa tak berdaya berlama-lama dengan pemuda yang jelas-jelas ia cintai. Dengan tergesa ia menurunkan tangan Yibo yang memegangi dagunya.
“Aku tidak apa-apa,” suara lirihnya menyahut.
“Kau belum menjawab pertanyaanku,” Yibo menangkap kembali tangan halus yang terlepas dari genggaman.
“Itu hanya dugaanmu, Yibo. Aku – tidak sungguh-sungguh mengatakannya.”
Kilau di mata Yibo meredup seketika. Ia terus mengamati wajah manis yang berusaha menghindari tatapannya.
“Jadi kau tidak pernah mencintaiku?” ia berusaha mendesak. Ia sangat yakin penglihatannya tidak salah sewaktu melihat sinar cinta itu di mata Sean.
Sean hanya mengeluarkan gumaman samar, memalingkan muka sambil berusaha menarik tangannya.
“Tapi aku melihat cinta itu di matamu, Sean. Aku tidak mungkin salah.”
“Aku hanya mengagumimu.”
“Tidak mungkin. Aku tahu kau mencintaiku,” Yibo terus mendesak.
“Itu kenyataannya, Yibo,” suara Sean mulai sedikit bergetar. Ia terus menatap ke arah lain tanpa berani mempertemukan mata mereka.
“Apa karena Xiao Zhan? Kau takut aku menganggapmu sebagai dirinya? Betul, kan?”
“Tidak, Yibo. Aku memang tidak pernah mempunyai perasaan padamu.”
“Sean, aku tahu kau masih belum percaya,” Yibo terus meyakinkan, tubuhnya sedikit bergeser merapatkan tubuh keduanya. “Aku akui, aku begitu terpuruk begitu mengetahui tentang kebenaran yang sangat menyakitkan. Aku merindukan Xiao Zhan karena dirinya yang aku kenal dan aku cintai. Tetapi yang membuat semangatku bangkit adalah dirimu, Sean. Rasa yang kau berikan padaku sangat berbeda. Meski hanya sekejap aku merasakannya, namun sangat melekat di benakku. Sosokmu memang sama dengannya, tetapi pribadimu berbeda. Kau pun sosok yang nyata. Kau hangat, Sean. Kau memiliki kehidupan.”
Sean menoleh, menatap wajah tampan yang begitu dekat. Kernyitannya nampak tidak setuju.
“Xiao Zhan juga memiliki kehidupan. Dia berhak merasakan kebahagiaan.”
“Tapi dunia kami berbeda, Sean. Harusnya kau tahu kalau manusia dan roh halus tidak bisa bersama.”
Kembali Sean memalingkan muka. Dalam hati ia mengakui kalau perkataan pemuda itu benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)
RomanceTidak selamanya keindahan yang terlihat menunjukkan kedamaian. Terkadang, tersembunyi sesuatu hal yang tidak pernah terduga dibalik satu keindahan. Sebagai seorang penulis yang kadang langsung terjun untuk menjadikan tulisannya menjadi satu film, Wa...