Twilight_vingt

423 80 21
                                    

🌄 Happy Reading 🌄

“Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Kau tidak sibuk, kan?”

Pertanyaan pertama yang Yibo ajukan pagi itu. Dihari ketiga mereka tinggal bersama. Keduanya sedang sarapan di ruangan yang menghadap taman. Kini Yibo memiliki pelayan 24 jam yang diam di rumah, bertugas memasak dan mencuci. Sementara untuk membersihkan rumah dan taman, ia tetap mempekerjakan satu pegawai yang datang setiap dua hari sekali.

“Kemana?” Sean mengangkat wajah.

“Carcassonne. Aku menyewa villa disana.”

“Dalam rangka apa?”

Sean kembali menunduk, merasakan hawa hangat merambati wajah. Pertanyaannya sedikit menjurus sebenarnya, mendengar kekasihnya menyewa villa menunjukkan ada niat tertentu dibalik ajakan tersebut.

“Bersenang-senang. Jalan-jalan. Kau mau?”

Bergumam pelan, Sean tidak menanggapi lebih lanjut, namun kebisuannya menunjukkan kalau dia tidak keberatan.

Yibo mengulas senyum lega. Ia tahu Sean akan menerima ajakannya. Salah satu cara ia mendekatkan hubungan menjadi intim adalah membawanya ke tempat jauh dan indah. Selain itu, dia sudah menyiapkan sesuatu untuk kekasihnya. Sehari setelah Sean tinggal di rumahnya, ia memutuskan untuk membeli sepasang cincin baru. Ia tidak ingin menyakiti Sean dengan memberikan cincin lama. Terlebih, cincin yang ia pesan mengandung sesuatu yang diharapkan bisa menjaga kekasihnya.

“Kita berangkat setelah sarapan. Perjalanannya cukup lama,” ia berkata.

“Hmm,” lagi-lagi Sean hanya bergumam setuju.

Sebelum menuju ke villa tujuan, Yibo mengajak Sean ke perkebunan anggur di Burgundy. Mereka tiba setelah melakukan dua jam perjalanan. Turun sejenak dan menikmati anggur sekaligus menyaksikan langsung proses pembuatan anggur. Keduanya duduk pada meja yang memperlihatkan hamparan ladang anggur.

Beberapa kilo meter di dekat ladang, terdapat satu kebun Zaitun yang luas. Mereka menuju kesana setelah puas menikmati anggur bahkan Yibo mengangkut beberapa botol anggur untuk di villa nanti.

Kini keduanya berjalan lambat diantara tanaman hijau yang berderet rapi. Beberapa petani terlihat memetik buah yang hijau itu untuk diproduksi menjadi minyak.

“Kau merasa lebih santai?” Yibo melirik kekasihnya yang berjalan di sebelah.

“Yah, berjalan seperti ini dan menikmati suasana alam cukup menyenangkan,” sahut Sean.

“Aku membawamu seperti ini hanya ingin kau sedikit bebas. Aku lihat akhir-akhir ini kau selalu tegang. Kau terlalu banyak pikiran, Sean.”

“Aku tidak tahu. Entahlah. Aku merasa semakin tidak tenang.”

Yibo menggenggam jemari Sean yang mengayun lambat. Dia tidak tahu apakah hubungan mereka akan sampai pada tahap saling penyerahan diri. Namun saat ini ia sedang berusaha, ia bertekad untuk memiliki Sean selamanya dan ia tidak ingin usahanya sia-sia. Ia pun ingin Sean merasa lebih baik tanpa terus dirundung rasa bersalah dan ketakutan.

𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang