🌄 Happy Reading 🌄
“Jiwa yang terbelenggu?” gumaman Yibo nyaris berupa bisikan putus asa.
Madame Biana masih memperhatikan foto di tangan, namun gumamannya cukup membuat tubuh Yibo lemas seketika.
Pemuda itu langsung teringat mimpinya dimana ia melihat Sean terkurung dalam kegelapan.
Ya Tuhan...
Sean...
Bagaimana aku bisa menolongmu?
Selagi Yibo masih dilanda keresahan, Madame Biana masih fokus mengamati sosok dalam foto. Dia nyaris tidak berkedip sampai sekian menit berlalu suaranya kembali terdengar.
“Kau ingin tahu bagaimana kejadian sebenarnya? Aku bisa menunjukkannya padamu,” tatapannya kini beralih pada Yibo.
“Aku ingin tahu,” Yibo cepat menyahut.
“Jangan terkejut,” Madame Biana menoleh pada paman Abel. “Kau pegangi dia. Jangan sampai dia menerjangku.”
Wanita itu meminta Yibo duduk berhadapan dan melipat kaki. Keduanya duduk bersila pada sofa. Sebelah tangan Yibo menggenggam tangan Madame Biana.
“Kosongkan pikiranmu,” suara Madame Biana terdengar menuntun.
Paman Abel langsung berpindah duduk ke belakang si pemuda.
Dengan kedua mata tertutup, Yibo berusaha mengosongkan pikiran. Ia mendengar bisikan-bisikan halus Madame Biana yang entah merapalkan apa. Sekian detik berlalu, dirinya seakan berputar-putar, perlahan merasakan dirinya melayang di udara. Dia seolah memasuki dimensi waktu, semuanya berjalan cepat di sekelilingnya dengan suara-suara asing yang menyakitkan.
Ia tiba di satu alam luas dan itu adalah pantai Boutrouilles. Ia melihat dirinya sendiri bersama Sean yang saat itu bertengkar dengan Xiao Zhan. Mendengarkan semuanya sampai menyaksikan Xiao Zhan yang berubah menjadi serpihan kristal.
Dirinya kembali melayang ke tempat dia menginap bersama Sean. Melihat lagi semua adegan dimana Sean sakit dan akhirnya ia melihat kedatangan Xiao Zhan di senja hari. Ia melihat bayangan Xiao Zhan menembus jendela kaca, sementara dirinya tertidur pulas pada sofa kamar.
Ia melihat dan mendengar semua percakapan kedua saudara tersebut sampai ia menyaksikan bagaimana bayangan Xiao Zhan yang berubah menjadi asap putih dan memasuki tubuh Sean. Dengan mata kepalanya sendiri ia melihat jiwa Sean yang berupa bayangan transparan terdorong keluar, seakan ditarik sepasang tangan kuat dan membawanya pergi. Bayangan itu semakin tertarik dan menjauh seiring wajah kekasihnya yang menunjukkan ketakutan.
Yibooo... Tolong aku...
Bangunlah... Yibooo...
Ia mendengar teriakan Sean yang memanggilnya, menyerukan suaranya yang menyayat hati tetapi ia hanya melihat dirinya tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)
RomanceTidak selamanya keindahan yang terlihat menunjukkan kedamaian. Terkadang, tersembunyi sesuatu hal yang tidak pernah terduga dibalik satu keindahan. Sebagai seorang penulis yang kadang langsung terjun untuk menjadikan tulisannya menjadi satu film, Wa...