Twilight_dix-sept

415 75 3
                                    

🌄 Happy Reading 🌄

Sean tidak tahu apa hidupnya akan benar-benar terlepas dari semua hal yang berhubungan dengan mereka bertiga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sean tidak tahu apa hidupnya akan benar-benar terlepas dari semua hal yang berhubungan dengan mereka bertiga. Dia tidak menyangka akan ada hari dimana wajahnya sendiri seakan menjadi sesuatu yang memusuhi. Bahkan akhir-akhir ini ia seperti tidak ingin bercermin, dia seperti melihat bayangan orang lain.

Hal itu benar-benar membuatnya frustasi. Terlebih setelah pernyataan Yibo yang secara tidak langsung mengajaknya untuk berjalan bersama. Ia sangat takut dirinya terus hidup dalam bayangan Xiao Zhan. Seumur hidup ini ia tidak pernah menduga akan bertemu dan mencintai sosok yang sama dengan Xiao Zhan justru disaat saudaranya telah meninggal.

Mungkin akan sangat berbeda jika hal itu terjadi disaat Xiao Zhan masih hidup.

Tapi sekarang?

Dia lebih baik tidak mengetahui kenyataan tentang kisah cinta mereka dan bisa mencintai Yibo tanpa ada halangan apapun.
Dia juga memilih untuk tidak bertemu dengan pemuda itu hanya untuk mengetahui semua keganjilan dan akhirnya menciptakan luka di hati.

Tetapi lagi-lagi takdir seakan mempermainkan dirinya. Setelah enam hari yang lalu dia bertemu pemuda itu, dengan susah payah menolak permintaannya, kini pemuda tampan itu kembali berdiri di depannya. Ia tidak yakin dirinya bisa bertahan jika terus dipertemukan seperti itu.

Dalam rangka peluncuran perdana film garapannya, tayangan premium selalu diadakan dan diperuntukkan untuk member serta tamu VIP. Ia tidak menduga akan melihat Yibo diantara penonton VIP yang datang. Dia sedang bersama Marius dan produser pemilik Fairy Picture di dalam Theatre Lucirnaire ketika pemuda itu berjalan mendekat.

Tn. Marc, sebagai pemilik Fairy Picture nampak tersenyum menyambut pemuda yang dikenal dari berbagai media.

“Saya senang Anda bisa datang, Mr. Wang.”

“Tn. Marc,” Yibo terlebih dulu mengulurkan jabat tangan. “Saya merasa tersanjung bisa diberi kesempatan menyaksikan pertama kali film Anda. Terus terang saya sedang belajar untuk mendalami genre seperti ini.”

Tawa ringan Tn. Marc berkumandang ringan.

“Sepertinya Anda ingin berpindah haluan.”

“Tidak, tidak. Saya hanya ingin merasakan bagaimana menjadi tokoh yang memerankan kisah cinta karena saya ingin mempraktekkannya dalam kehidupan nyata,” mata hitam Yibo mengerling ke arah Sean.

Lagi-lagi Tn. Marc menanggapi perkataan si pemuda dengan tawa ringan. Ia pun berinteraksi dengan pengunjung lain setelah mempersilakan Yibo untuk masuk.

Melihat pemuda itu menghampiri Sean, Marius mundur teratur. Ia bergabung dengan tim lain yang mulai memasuki ruangan teater.

“Sean, kita bertemu lagi,” senyum Yibo merekah melihat pemuda manis yang begitu elegan.

𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang