🌄 Happy Reading 🌄
Mengenal rumah Yibo yang menyenangkan tidak langsung membuat Sean mengambil keputusan. Setelah sore itu ia menceritakan semuanya pada Yibo, terus terang ia merasa sedikit lega. Ia pun berjanji akan memberikan jawaban atas permintaan Yibo untuk tinggal serumah dengannya. Bukan dia tidak ingin tinggal bersama, namun satu pikiran selalu membuatnya ketakutan sendiri. Ia tidak yakin mereka bisa terus bersama tanpa ada kejadian apapun. Suatu hubungan selalu menuntut rasa lebih dari hanya sekedar pelukan dan ciuman.
Berjanji untuk secepatnya memberi kepastian, nyatanya Sean sudah menghabiskan tiga hari tanpa keputusan jelas. Hari-hari itu ia lalui penuh kegalauan. Proyek pekerjaan yang direncanakan baru akan berjalan dua minggu mendatang. Pihak film masih memilih untuk para aktor yang sesuai, dan mengadakan casting dalam beberapa hari.
Sementara itu, Yibo hanya bisa menunggu dan terus berharap. Dia sangat ingin menarik Sean menjadi pendamping hidupnya. Setelah tinggal bersama, akan lebih mudah baginya menjadikan pemuda manis itu menjadi miliknya. Ia berencana untuk mengikat Sean dalam satu pernikahan. Teringat pada cincin yang awalnya ia beli untuk Xiao Zhan, ia sedang mempertimbangkan apakah membeli cincin baru atau memberi Sean sepasang cincin yang sudah ia beli sebelumnya.
Ia mencoba membaca perasaan Sean.
Bagaimana jika kekasihnya itu tahu ia memberikan cincin yang sebelumnya ia beli untuk sosok lain?
Kini dirinya hanya duduk menyendiri diatas batu samping kolam, mengisap beberapa isapan terakhir dari rokok di tangan. Dengan dua sikut bertumpu pada paha, mata hitamnya tertuju pada ikan koi yang berlarian. Batang rokok di sela jari mengepulkan asapnya yang kadang langsung menguap tertiup angin sore yang berhembus.
Benaknya mengingat cerita Sean kala itu. Dia sempat shock dan terpana mendengar mimpi Sean yang didatangi Xiao Zhan dan meminta saudaranya itu untuk menjaga dirinya. Secara tidak langsung Xiao Zhan menghalangi hubungan mereka di kehidupan fana. Ia tidak tahu apakah harus merasa terharu atau sedih karena Xiao Zhan begitu mencintainya. Atau justru ia ketakutan karena perkataan Xiao Zhan ibarat satu sumpah yang ingin mengikat dirinya selamanya. Dia hanya takut, cinta yang dirasakan Xiao Zhan adalah satu obsesi yang tidak ingin ia lepas.
Kini hal itu menjadikan Sean seperti seseorang yang tidak memiliki pijakan. Dengan mengetahui mimpi tersebut, ia makin ingin melindungi Sean. Ingin mencintai dan menyayangi selama hidupnya. Bagaimanapun, Sean adalah sosok hidup dan nyata yang masih memiliki kesempatan untuk bahagia. Untuk hidup bersama seseorang yang dicintainya. Sementara sosok yang dicintai Sean adalah dirinya.
Ia pun kini merasakan cintanya pada Sean semakin tumbuh. Setelah sering bertemu dan berinteraksi, ia mengenal Sean sebagai pribadi yang hangat dan menyenangkan. Supel namun sedikit cuek. Dia bisa mengungkapkan apapun yang menurutnya tidak sesuai dengan prinsipnya. Bersama Sean, ia bisa tersenyum melihat wajahnya yang merengut. Merasa sedih melihat kilau mata indahnya meredup. Sean bisa dengan bebas mengekspresikan emosinya, namun disaat tertentu ia akan terlihat lemah dan galau terlebih jika berhubungan dengan saudaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)
RomanceTidak selamanya keindahan yang terlihat menunjukkan kedamaian. Terkadang, tersembunyi sesuatu hal yang tidak pernah terduga dibalik satu keindahan. Sebagai seorang penulis yang kadang langsung terjun untuk menjadikan tulisannya menjadi satu film, Wa...