🌄 Happy Reading 🌄
Yibo menyaksikan dirinya sendiri berdiri linglung di satu jalanan sepi. Jalan itu remang-remang, hanya mendapat pencahayaan dari lampu jalan di belokan, itupun berkedip-kedip nyaris kehabisan daya. Dia tidak tahu ada dimana, dia tidak tahu tempat apa yang ia datangi saat itu. Ia bahkan tidak mendengar suara-suara lain, hanya kesenyapan dengan keheningan yang sedikit menakutkan. Bahkan desau angin yang samar-samar pun menyentuh pendengaran.
Kepalanya menoleh kesana kemari dengan tatapan bingung. Ia melihat dirinya berjalan mendekati satu bangunan tertutup. Sayup-sayup telinganya mendengar suara ratapan.
Ia seakan berada di udara, bisa menyaksikan segalanya, bahkan dirinya yang melangkah ke arah pintu bangunan. Ia mendengar suaranya sendiri yang memanggil-manggil nama seseorang.
Tunggu!
Dia mengenal nama yang dipanggil.
Sean?
Yah – ia mendengar dirinya sendiri memanggil nama Sean.
Apa maksudnya?
Dirinya menggedor pintu dan memanggil nama Sean.
Apakah ada seseorang di dalam?
Yibo merasa dirinya melayang dan masuk menembus bangunan yang gelap tanpa penerangan. Dia merasa memasuki ruangan yang berdimensi, perasaan de javu seakan dirinya pernah mendatangi tempat tersebut. Berkali-kali ia mengerjapkan mata berusaha menyesuaikan pandangannya dalam gelap. Dia pun memasang pendengaran untuk mengetahui apa yang ada di dalam ruangan.
Setelah beberapa kali mengerjap dan menyesuaikan dirinya dalam kegelapan, ia mulai terbiasa dan menangkap sinar yang sangat samar. Sepertinya masuk dari kisi-kisi jendela di atas. Ia mendengar suara isakan pelan, terdengar begitu sedih dan putus asa. Bahkan ia mendengar namanya sendiri dipanggil.
Yibo...
Benar, aku Yibo...
Kalau begitu sosok yang di dalam –
“Sean?!”
Ia mendengar panggilan itu dari luar.
Mencoba memutar pandangan, dengan bantuan cahaya redup yang menerobos, ia kini menangkap satu sosok yang duduk di pojok ruangan. Memeluk kedua lutut dengan wajah yang tertunduk pada lipatan kaki.Yibo kembali mengerjapkan mata untuk memperjelas penglihatan. Ia ingin mendekat namun kakinya tidak bisa digerakkan sementara panggilan dari luar terus terdengar.
“Sean? Apa kau di dalam? Sean?!”
Itu suaraku.
Sean?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕿𝖍𝖊 𝕭𝖊𝖆𝖚𝖙𝖞 𝖔𝖋 𝕿𝖜𝖎𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙 [𝕰𝖓𝖉] (Dibukukan)
RomanceTidak selamanya keindahan yang terlihat menunjukkan kedamaian. Terkadang, tersembunyi sesuatu hal yang tidak pernah terduga dibalik satu keindahan. Sebagai seorang penulis yang kadang langsung terjun untuk menjadikan tulisannya menjadi satu film, Wa...