Aku berharap bahwa kita bisa sampai tua sekali, sehingga melakukan apapun terasa begitu lemah. Aku mau kita bersama, tetap berdua dan saling menyatukan.
***
Angin sejuk yang menyegarkan membawa kami semakin melangkah lebih jauh menyusuri sungai.
Beberapa orang terlihat berlalu-lalang diatas jembatan untuk datang pada sawah yang ada di sebrang sungai.
Ini sejuk, aku menyukainya, momen yang akan sangat tidak mungkin aku rasakan ketika duduk diantara lingkungan kota yang lebih terlihat individual.
Walau disini dan di kota sama, beraktivitas disetiap paginya. Tapi rasa kebersamaan lebih besar dari pada diperkotaan.
"Jikalau kita menua bersama, mari tinggal disini berdua. Itu akan lebih bagus dibanding menghirup udara panas yang penuh polusi perkotaan." Aku berkata dengan kaki yang terus bergoyang-goyang didalam air sungai nan dingin.
Chris menoleh, dan lalu menatapku. "Tentu sayang. Menua di lingkungan yang menenangkan seperti ini akan lebih bagus, bukan?"
Anggukan kecil aku berikan dengan kekehan pelan yang aku buat sebab memikirkan jika kami bisa menua bersama.
Berjalan dipagi hari Dengan langkah rentan, melihat, mungkin cucu dari anak seseorang yang berusia sama seperti kita.
Menatap bagaimana keluarga yang menua bersama begitu gembira kala anak-anak mereka mengunjungi rumah yang sama, dengan kehangatan yang bagitu menggebu.
Serta sanak sodara yang ikut bergabung untuk saling mempererat ikatan harmonis. Itu pasti mengasyikan.
Bagaimana suara dari tangis balita atau gelak tawa dari yang tua nan muda maupun balita begitu besar saat menyaut atau memberi kehangatan.
Lalu, ketika semua telah kembali, rasa merindu akan begitu terasa. Selepas ketika kita kembali bersama, kehangatan yang sama terulang lagi begitu baiknya.
"Pasti seru yaa!" Aku memekik girang, lalu menoleh menatap Chris yang ternyata sama sepertiku.
Terkekeh dengan semua yang ia pikirkan. "Tentu, sayang."
Sapaan hangat dari raga disampingku ini membuatku tersenyum semakin cerah dan menampakkan binar kegembiraan pada mataku.
Lengan itu merangkul pundakku dengan sesekali telapak tangannya akan memgusap kepalaku begitu sayang.
"Nanti kita harus seperti itu. Sky akan datang pada rumah kita bersama anak dan cucunya, dan Lino dengan anak anaknya!" Aku memekik begitu girang, bahkan kaki yang aku masukkan kedalam air itu bergerak dengan keras, menimbulkan cipratan-cipratan air yang berterbangan.
Aku tidak perduli bahkan itu akan membasahi kami, rasa senang begitu menggebu didalam hatiku serta pikiranku yang sebelumnya penuh akan kegelisahan dan ketakutan.
Tahu, mungkin ini memang sedikit berlebihan. Tapi hal seperti ini yang aku gemari, memikirkan bagaimana tubuh kami yang rentang saling menguatkan begitu kencang mendukung satu sama lain.
Melihat bagaimana anak muda peganti dari generasiku begitu manis hidup didunia ini.
Lalu hal seperti adalah hal yang selalu membuatku tenang, jawaban hangat yang membuatku merasanyaman.
BYUR!
"CHRIS!"
Tubuhku dia dorong yang sebelumnya duduk diatas batu besar, kali ini sudah berdiri tenggelam didalam air sungai. "Basah!!"
"Kamu belum mandi, mandi disini! Sekalian." Namun Chris hanya tertawa puas diatas batu. Aku kesal mendengar bagaimana vokalnya itu terdengar oenuh kelakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afeksi (Chanjin)
Random'Kau yang memiliki janji pada diriku untuk menjagaku, kau seharusnya menjaga dan melindungiku, mengapa malah menghantamku dengan kuat? Menjatuhkanku hingga berakhir tenggelam dalam kegelapan?' Apapun itu, hanya dia yang ada didalam benakku. Mau baga...