Aku terlalu tidak percaya dengan semua ini, apa rencananya? Aku ragu-ragu untuk menebaknya.
***
Demi apapun, Chris tidak pernah marah hingga menatapku memincing seperti ini.
Dia diam. Bahkan saat aku menanyakan pakayan apa yang akan ia kenakan, dia tidak menjawab, sekadar menunjuk dan menyuruhku melicinkan pakayan tersebut.
Tidak ada senyum hangat, tidak ada sapaan, atau sekedar wajah lembutnya. Dia hanya datar seolah marah pada diriku.
Tetapi karna hal apa? Aku terus berpikir tentang apa yang aku lakukan hingga membuatnya marah seperti itu.
Kami memang pernah bertengkar, tapi tidak seperti ini. Kami akan mencoba saling mengerti dan mencoba bercerita tentang apa yang dirasakan.
"Chris... ada apa? Sam berbuat salah?" Aku bertanya disela-sela melicinkan pakayannya. Penasaran, dan ingin sesegera mungkin ini terleraikan.
"Setrika saja, aku telat!"
"Tapi_
"Pikirkan sendiri, aku mengajarimu untuk mengakui kesalahan, itu janji kita bukan? Dan ingat apa kesalahanmu sendiri!"
Aku tercengang, sedangkan lengan yang sebelumnya menyetrika dengan telaten itu berhenti. "Chris...."
"Mana baju ku!"
Sret!....
"Sayang, jelaskan padaku..." Langkah-ku mengekori Chris dengan tergesa, setelah lengan kekar itu menarik seragamnya secara paksa. Dia seolah terburu-buru untuk mengenakannya dan berjalan tergesa menuju pintu utama, mengabaikanku yang mengekorinya.
"Chris_
BUGH!
Tubuh-ku menabrak punggunya. "Nantiku jelaskan. Ingat sendiri terlebih dahulu, aku sedang tidak ingin berbicara padamu. Tolong mengertilah...."
Pintu itu terbuka dan tertutup sedikit dengan tenaga yang kuat, aku tercenung, diam dan tidak bisa melakukan apapun.
Ini kali pertama Chris bersikap seperti itu. Pikiran-ku berkelana semata-mata mengacak kembali apa yang aku perbuat atau perilakuku pada Chris akhir-akhir ini.
Dan, tidak ada yang aneh dari semua itu. Selain teman ibu yang memaksaku untuk menciumnya.
***
"Kak, Sam?" Itu Sky, dia datang mengunjungiku entah dengan maksud apa. Datang tidak hanya dengan lengan yang kosong seperti sebelum- sebelumnya.
Beberapa makanan berat maupun makanan ringan dia bawa untukku, itu katanya. Tapi kenyataannya dari sekian banyak makanan yang dia bawa, makanan yang aku tidak terlalu sukalah yang ia bawa.
"Ini untuk apa?" Aku mengeluarkan makanan itu satu persatu. Banyak sajian makanan yang lezat dan selalu mendapatkan pujian dari Chris, tidak dari diriku.
Begitupun makanan yang lebih banyak Sky sendiri sukai. "Terong? Hampir semua makanan disini mengandung terong?"
Belum memakannya saja perutku sudah terasa mual, membayangkan tekstur sayur yang lembek, terasa pait, dan ketika sayur itu masuk kedalam mulut akan terasa menjijikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afeksi (Chanjin)
Random'Kau yang memiliki janji pada diriku untuk menjagaku, kau seharusnya menjaga dan melindungiku, mengapa malah menghantamku dengan kuat? Menjatuhkanku hingga berakhir tenggelam dalam kegelapan?' Apapun itu, hanya dia yang ada didalam benakku. Mau baga...