prolog

1K 51 0
                                    

Mengapa, serta dengan cara apa lagi hal yang perlu dilakukan oleh diriku sendiri akan bagaimana membetulkan semua yang aku rasakan? Mengembalikan anggai yang selalu dayuh, kembali membentuk kebahagiaan seperti semula.

Hidupku hanya dipenuhi oleh gulana, hingga rasanya mulutku kelu untuk sekedar mengatakan kata lelah itu. Entah bagaimana lagi yang harus dilakukan oleh diriku.

Aku melangkah, kata hancur seolah mencekikku tanpa henti, berdiam diri? Mau sampai kapan aku seperti ini?

Semuanya serba salah. Apa aku akan hidup seperti ini terus menerus? Sampai  napas terakhirku bisa aku rasakan nantinya?

Walau begitu.

Dia tidak akan pernah terganti, dia cintaku, biar aku mahkluk Tuhan yang seolah tanpa semangat hidup, serta bersiap mati kapan pun Tuhan mencabut nyawaku.

Dia akan selalu abadi dalam hatiku. Baik terasa lara dengan dia yang menyayat hati beserta memberi bekas yang tidak akan pernah hilang. Aku akan tetap seperti itu, mencintainya dan menyayanginya.

Walau waktu telah terulur begitu jauh, dan dia pergi dengan sosok lain disampingnya. Sampai kapanpun dia tetap menjadi juita terindahku.

Semua tidak akan mampu mengubahku begitu saja. Tetap dialah yang akan selalu singgah didalam relungku.

Sekalipun dia membenciku. Aku akan ingat bagaimana kita yang pernah saling memeluk satu sama lain.

Sekalipun itu kecil, aku akan ingat bagaimana kita bahagia saat kata kita belum terganti dengan aku dan kamu.

***

CERITA INI TIDAK ADA SANGKUT PAUTANNYA ATAS KEHIDUPAN SIAPAPUN, INI HANYA IMAJINASI PENULIS!!

+

Cerita ini hasil karangan dan pemikiranku sendiri.

.
.
.

Afeksi (Chanjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang