Tuhan, ini mustahil bukan? Dan tidak mungkin ada diantara kami.
***
"Ada apa?"
Lengan-ku tidak henti-hentinya menggosok punggung lebar dari suamiku sendiri. Sesekali dengan air hangat yang akan aku siramkan menggunakan tanganku pada punggungnya.
Akan tetapi, setiap pertanyaan dan ucapanku, Chris seolah tidak mau mendengar, apa lagi menjawabnya, walau sedikit atau hanya gumaman kecil yang dia berikan sebagai jawaban.
"Aku melakukan kesalahan? Seperti apa kesalahan itu? Katakan pada, Sam, tolong jelaskan...." kedantu terus mengoceh, aku tetap fokus untuk memandikannya.
Jari-jari rampingku tidak henti- hentinya memijat punggung, tengkuk, kepala atau pundaknya. Dia yang meminta, aku tidak akan menolaknya.
Terlebih, kami tengah dilanda kedinginan yang aku sendiri masih heran mengapa hal ini bisa terjadi.
"Chris?..." Mungkin hingga bibirku mengeluarkan busah sekalipun akibat terlalu banyak bicara dan bertanya, Chris tidak akan mau menjawab ucapanku.
Walau terkadang aku suka membicarakan hal yang memang aneh atau tidak dimengerti oleh Chris sendiri, Chris pasti akan menjawab atau bergumam kecil sebagai respon perkataanku.
Dia tidak pernah seperti ini, terlebih marah tanpa mau memberitahu diriku. "Chris... aku melakukan kesalahan apa_
"Aku sedang tidak ingin mendengar banyak ocehan. Sini, kau masuk saja. Dan peluk aku!"
Ketika mendengarnya, aku tentu langsung mematuhi. Melepas jubah mandiku dan ikut masuk kedalam bak mandi yang telah diisi air hangat serta wangi bunga Peony kesukaan kami.
"Ada apa?" Tubuh-ku bersandar pada tubuhnya, kepala dengan surai panjang berwarna hitam yang aku miliki menyandar nyaman pada dadanya.
Lantas setelah aku bersandar dan bertanya, dia merengkuh tubuhku begitu erat, mencari rasa nyaman dengan menghirup suraiku.
"Sayang, katakan_
Tapi aku terus menuntut dirinya untuk menjelaskan hal apa yang membuatnya bersikap seperti sekarang.
"Kau membuatku sakit hati," tutur lisannya, sekali menjawab suara menekan lah yang menjadi jawaban atas ucapanku.
"Apa?"
"Ibu mengirimiku foto kamu bersama pria lain, ya, jika hanya pertemuan dan saling menyapa aku tidak masalah selagi hubungan kalian hanya dibatasi pertemanan. Namun jika sampai berciuman_
"Chris... dia memaksaku melakukan_
"Jangan beralasan, apa yang orang tua bilang itu selalu benar walau tidak semuanya begitu, ibu sudah mengirimi bukti tersebut_
"Chris... dengarkan dulu_
"KAU SAJA SELALU MEMUTUS UCAPAN KU!" Dia berteriak, pelukannya bahkan terlepas, satu teriakan aku dengar untuk diriku dari dirinya.
Mendengar itu, tubuhku menengang. Yang sebelumnya begitu nyaman berada dalam tumpuannya beralih menegang.
Satu bentakan, dia ujarkan pada ku. Aku tidak habis pikir apakah ini nyata atau hanya khayalanku, karna kalut akan rasa takut dari perpisahan yang entah bagaimana bisa memenuhi batinku.
Otak-ku seolah membeku saat itu juga. "S-Sam... aku... aku tidak bermaksud_
"Chris...."
Mataku memanas, tubuhku yang menegang mulai melemah namun bergetar, sesuatu seolah tengah menunpuk di pelupuk mataku, mereka berlomba-lomba untuk menitih, dan menunjukkan seberapa belas kasihnya diriku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Afeksi (Chanjin)
Random'Kau yang memiliki janji pada diriku untuk menjagaku, kau seharusnya menjaga dan melindungiku, mengapa malah menghantamku dengan kuat? Menjatuhkanku hingga berakhir tenggelam dalam kegelapan?' Apapun itu, hanya dia yang ada didalam benakku. Mau baga...