"Zef, gimana caranya ngeyakinin Ita lagi. Bosen gue anjir. Tiap hari ribut mulu gara-gara bacotan nggak jelas orang-orang Toktok yang bikin dia overthinking. Pen gue cekik rasanya itu-itu orang."
Untuk ke sekian kalinya, Zefran harus mendengar curhatan Tama tentang pacarnya yang mudah sekali keracunan omongan orang-orang di aplikasi yang saat ini sedang viral itu.
Dan bukan kali pertama juga, Zefran mendengar Tama ingin mencekik mereka. Dari mulai mencekik, memutilasi, tenggelamin di rawa buaya, gelitikin sampe mampus, dan ide gila lain yang Tama utarakan, tetapi tidak kunjung direalisasikan. Modal bacot, dasar.
"Gimana, Zef? Tapi gue pengin banget jadi kayak Hotman Paris. Tapi gue juga nggak mau kalo disuruh linjur. Jadi gue harus gimana woeee?"
Dan entah dari kapan, curhatan Tama tiba-tiba pindah ke ranah kuliah.
Zefran hanya merespons dengan mengernyitkan dahi sembari menjauhkan ponsel dari telinga. Hampir saja indra rungunya terganggu gara-gara celotehan Tama yang tak kunjung usai itu.
Bayangkan saja, cowok itu menelepon Zefran dari jam tujuh lebih seperempat sampai sekarang jam setengah sembilan belum juga selesai. Lebih parahnya lagi, isi obrolan mereka sangat didominasi dengan curhatan Tama. Selebihnya, Zefran hanya menanggapi dengan seperlunya saja. Itu pun Tama harus mengulang pertanyaan lagi karena Zefran tidak menyimak.
"Zef? Lo dengerin gue nggak, sih? Jangan bilang, gue ditinggal tidur, ya!"
"Apa?"
"Tuh, kan! Bangke lo!"
Zefran merotasikan mata malas mendengar umpatan itu. Asli, telinganya sudah pengang mendengar suara Tama di seberang sana.
"Gue tadi bilang apa?"
Zefran berdecak. "Ya terserah. Kalo lo nggak mau mati muda, ya cari aman. Nggak usah sok-sokan linjur kalo di otak lo cuma pacar aja isinya."
Yap! Seolah ada bom yang tiba-tiba meledak di kepala Tama, cowok itu seketika bungkam di seberang sana. Bahkan, suara napasnya saja sampai tidak terdengar di telinga Zefran.
KAMU SEDANG MEMBACA
12/8 Month [END] ✔️
Teen Fiction"Tepat di kelas 12, selama 8 bulan ini, kita resmi saingan!" __________________ Bagi Athiya atau yang kerap disapa Aya, nilai itu segalanya. Lo bisa dihargai, karena nilai. Lo bisa dianggap pintar, karena nilai. Dan lo juga bisa dianggap berprestasi...