26. Keputusan Aneh Arkan

214 41 2
                                    

"Gue disuruh sama ayah lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue disuruh sama ayah lo."

Kata itu terus berputar di kepala Athiya. Bahkan sampai saat ini. Padahal sudah seminggu yang lalu acara itu berlangsung. Dan selama seminggu itu pula dirinya tidak mendapat jawaban apa pun dari Arkan.

Athiya kira, Zefran saat itu menghampiri dirinya karena disuruh Ita atau Tama, eh, ternyata, ayahnya sendiri? Lalu kenapa soksokan bilang "pacar"?

Malahan, mulai dari hari itu sampe sekarang, Arkan menyuruh Zefran untuk selalu menjemputnya, dalam artian, pulang pergi bersama! Agak gila memang ide ayahnya. Motif membuat keputusan itu apa, coba?

Athiya benar-benar tidak habis pikir.

Benar, sih, karena ayahnya itu Zefran jadi tidak sesarkas biasanya, tetapi, rumor yang tersebar ... semua jadi menyimpulkan kalau keduanya berpacaran.

"Senin besok udah ujian sekolah, dua minggu lagi, tanggal 16 April udah terakhir pendaftaran SBMPTN. Tanggal 5 mei, pengumuman kelulusan. Mulai 17 Mei udah UTBK. Habis UTBK, pengumuman pararel sama wisuda. Habus wisuda, pengumuman SBMPTN, habis itu ... jadi MABA." Tama tiba-tiba mendongak. "Kok perasaan kita cepet banget lulusnya, sih!'

"Makanya jangan bucin terus."

"Eh ... ?" Alih-alih marah atau menyangkal, Tama malah diam sambil memandang Zefran. Bibir cowok itu melengkung. Alisnya naik turun.

"Apa?"

"Nggak papa," jawab Tama. Menahan senyum mati-matian. Cowok itu melirik Athiya dan sang sahabat bergantian.

"Liat, deh, Tay. Bentar lagi pasti ada couple baru. Sekarang aja lagi malu-malu kucing."

Ita mengangkat kepala. Ikut memandang apa yang pacarnya maksud.

Pelan-pelan bibirnya melengkung. Lama-lama semakin lebar. Dan terus melebar seolah bisa sampai ke telinga. Dehaman keluar dari mulutnya. "Ekhem, iya, nih, Tay. Sekarang aja sosoan jaim, lama-kelamaan ... aduh. Pasti ... pasti udahlah pasti."

Sejoli itu saling lirik dengan bibir yang sama-sama menahan senyum.

"Apa, sih, kalian?"

Tawa mereka menyembur saat melihat sejoli yang mereka sindir sudah mulai menunjukkan reaksi. Lihat saja. Rona merah samar-samar terlihat di muka kuning langsat keduanya.

Jujur, kalau begini, Athiya lebih memilih melihat keduanya bucin dan lupa daratan daripada terus menggodanya seperti ini. Benar-benar kampret dua manusia ini.

"Dasar kuno. Liat dua orang barengan langsung dikira pacaran. Dih."

"Tau, tuh. Kayak netijen! Dahlah, gue mau ke perpus dulu balikin ini." Athiya beranjak duluan dari kantin yang ramai ini dengan buku di tangan. Meninggalkan Zefran yang asyik dengan ponselnya, dan sejoli yang sedari tadi gencar menggoda keduanya.

12/8 Month [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang