14. Kuis dan Ambis

250 52 28
                                    

"Sadar tidak sadar, pintu samar itu mulai terbuka perlahan-lahan."
-- 12/8 Month

"Saya, Pak!"

"Iya, Athiya. Silakan."

Gadis berkacamata bulat itu berdiri dari duduknya. Membenarkan kacamatanya sebentar, sebelum berkata, "Model atom yang nggak bisa tau nilai dari massa elektro saja, atau muatan elektron saja ialah model atom J.J Thomson."

"Alasannya?"

"Karena menurut Thomson, muatan negatif lah yang berbentuk partikel-partikel, sedangkan muatan positifnya, malah menyebar begitu saja." Athiya menjelaskan santai. "Beliau juga berpendapat dan menemukan, kalau elektron hanya sebagai partikel penyusun atom. Dan atom sendiri, bukan bagian terkecil dari suatu materi."

Pak Dodot mengangguk-angguk mendengar penjelasan Athiya. Seulas senyum pun terbit dari bibir setengah hitam itu. "Tepuk tangan untuk Athiya!"

Riuh tepuk tangan menggema di kelas 12 IPA 2. Mengiringi Athiya yang kembali mendudukkan diri di bangkunya, dengan senyuman yang merekah.

"Oke! Pertanyaan selanjutnya ...."

Kelas kembali hening. Semua telinga seolah dipasang dengan radar tertinggi agar sinyal suaranya bisa terdengar jelas di sana.

"Gelombang elektromagnetik yang digunakan untuk rontgen?"

Hampir seluruh penghuni kelas angkat tangan setelah mendengar pertanyaan itu. Mereka tentu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan menjawab pertanyaan mudah dengan nilai yang lumayan.

"Apa, Heru?" Pak Dodot menunjuk cowok paling tinggi yang berada di pojok kelas. Yang menurutnya, dialah orang yang angkat tangan paling cepat.

"Sinar-X, Pak!"

"Mantap! Tepuk tangan buat Heru!"

"Ih, Pak. Padahal tadi saya dulu, loh."

"Ih, saya dulu tadi, Pak."

Bukannya tepuk tangan, malah banyak yang protes karena merasa mereka angkat tangan lebih cepat dari cowok itu.

"Hus ... udah-udah. Masih ada tiga soal lagi. Tenang ...." Pak Dodot mulai mengangkat kertasnya lagi. Bersiap membacakan soal yang akan membuat muridnya rebutan untuk menjawab.

"Sinar X ditemukan pada tahun?"

"1895!"

"Dan oleh?" Pak Dodot menunjuk Athiya yang lebih cepat mengangkat tangan.

"1895 oleh Wilhelm K Rontgen!"

"Betul!" Pak Dodot memberi jempol ke arah Athiya dan mengabaikan Rani yang tadi menjawab duluan.

"Loh, kan, saya duluan, Pak!"

"Yang kedua, kan, kamu nggak jawab."

"Nggak tau kalau ada dua soal."

12/8 Month [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang