Saat itu jam 4 sore, Ivan dan teman-temannya baru saja selesai latihan basket. Begitu Ivan hendak pergi, pelatihnya memintanya untuk tinggal sebentar. Wendi menyenggol bahunya dengan senyum menggoda, "Gue seneng deh kali ini bukan gue yang bermasalah. Jangan lama-lama ya, kasian si Ruben udah nunggu dari tadi."
Setelah lama berbincang dengan pelatih, Ivan akhirnya menghampiri teman-temannya yang sudah menunggunya di parkiran sekolah. Dia melihat mereka dan menghela nafas. Ruben dan Wendi langsung menghampirinya begitu melihat wajahnya yang stres. "Lo bikin masalah apa lagi?" tanya Ruben.
"Bukan masalah besar," Ivan menjawab, menatap kakinya.
Wendi mengangkat alisnya, "Oke, jadi tadi coach Wahyu ngomong apa?"
Ivan akhirnya mendongak dan menghadap teman-temannya, "I'm failing my classes."
Ruben memiringkan kepalanya dan tertawa, "Gue pasti salah dengar karena gue pikir lo bilang you're failing your classes."
Ivan terdiam, tidak tahu harus berkata apa lagi yang tidak akan membuat teman-temannya semakin kecewa. Ruben memukul kepalanya, "IVAN GUNAWAN!"
Ivan mengelus kepalanya dan memberikan senyum meyakinkan kepada teman-temannya, "Gak apa-apa, this is fine."
"Apa ada definisi baru tentang baik-baik aja yang kita enggak tau?" tanya Wendi. "Ivan udah gila." Ruben menghela nafas.
"Gue bilang this is fine karena gue cuman perlu minta anak ranking satu di angkatan kita untuk ngajarin gue," ucap Ivan yang membuat Wendi menatapnya dengan mata melotot, "Anak rangking satu di angkatan kita.... maksud lo si Ayu Rosmalina yang dipilih jadi valedictorian?" Dia bertanya.
"Iya, kenapa?" Ivan menatapnya bingung.
Wendi langsung tertawa, "Lo bener-bener bego ya?"
Ivan memutar bola matanya, "Look who's talking."
"Sorry, tapi si Ayu dikenal sebagai penyendiri dan pendiem. Dia juga cuek banget, mana mau dia ngajarin lo," kata Wendi.
"Kalau ada yang bisa meyakinkannya, itu pasti gue, kan?" Ivan tersenyum bangga.
"WOW! Lo percaya diri banget," ucap Ruben.
"I'm just pointing out the truth," jawab Ivan.
"Kalau dia bilang enggak, lo harus kasih gue 100 ribu. Kalau dia bilang iya, gue yang harus kasih lo 100 ribu." Wendi bertaruh. "Deal!" Ivan menyeringai.
Ketiganya masuk ke dalam mobil Wendi. Ivan memilih untuk duduk di belakang. "Kenapa gue tiba-tiba gugup buat chat si Ayu?" Ivan bertanya pada dirinya sendiri tetapi teman-temannya mendengarnya, "Udah, cepet chat dia sebelum nilai lo jadi semakin buruk," kata Ruben sementara Wendi hanya tertawa.
Ayu
Halo! Ini Ayu Rosmalina kan?
Iya, ini siapa ya?
Ini Ivan, orang yang kepala sekolah minta untuk lo ajarin.
Oh iya, sorry gue lupa.
Iya, maaf juga ya. Padahal gue udah bilang kalau gue bakal urus ini sendiri.
Lo gak perlu ngajarin gue kalau lo gak mau, tapi gue bakal sangat menghargai kalau lo mau.
It's fine.
Kapan lo bisa mulai untuk tutoring? Setelah sekolah?
Oh, gue ada latihan sepulang sekolah
KAMU SEDANG MEMBACA
The Valedictorian
FanfictionIvan adalah seorang kapten basket yang belakangan ini selalu mendapatkan nilai jelek dalam beberapa pelajaran, jadi dia harus meminta murid ranking 1 yang bernama Ayu untuk mengajarinya agar Ivan bisa mendapatkan nilai yang bagus.