5

325 41 5
                                    

Ayu sedang berada di kelasnya berbicara dengan teman-temannya, menunggu bel berbunyi agar kelas bisa dimulai ketika dia mendapat pesan baru dari Ivan.

Ivan

Ayuuu

Iyaa??

Gue lagi beli kopi nih sebelum sekolah. Lo mau apa?

Gue gak mau apa-apa, gak perlu repot-repot.

Udah, sebut aja mau apa.

Hot chocolate?

Okay!

15 menit lagi lo ke lapangan basket sekolah, bisa kan?

Okay.

Oh iya, ada 1 soal biologi yang gue gak ngerti. Lo ada waktu sebentar untuk bantuin gue gak?

Bisa kok. This is part of my job as your tutor.

Wow I'm just a job now huh. 

Bukan gitu maksud gue....

Santai, gue cuman bercanda hahaha.

I'll see you in a bit.

See you later.

-

Setelah bertemu Ivan untuk mengambil hot chocolate dan membantunya mengerjakan PR biologi, Ayu langsung kembali ke kelasnya.

"Ayu, lo beli kopi dimana? Gue lagi butuh kopi nih," ucap Natasya.

"Ini hot chocolate dan ini Ivan yang beliin," kata Ayu, berusaha terdengar tak peduli, tetapi teman-temannya lebih mengenalnya. Wenda memberinya senyum menggoda, "Jadi kemaren ke amusement park lancar dong?" dia bertanya.

Ayu mengangguk, "It was fun," kata ayu.

Wenda mengangkat alisnya, "Fun enough for Ivan to get you hot chocolate."

Ayu mengangkat bahu, "I guess so."

Natasya tersenyum, "Kita ikut seneng kalau lo seneng!" Dia menatap Ayu lebih lama dan memberinya tatapan memohon, "Gue boleh minta minuman lo sedikit gak?" dia bertanya.

Ayu menyerahkan hot chocolate itu kepada Natasya, "Nih, minum aja."

-----


Waktu istirahat, Ivan dan Ruben sedang berjalan ke kantin ketika tiba-tiba mereka melihat seseorang menabrak Wendi. Orang itu memandang seragamnya yang kini kotor karena ketumpahan teh, "Ihhh, tuhkan seragam gue jadi kotor karna tabrakan sama adik kelas," ucap orang itu kepada teman-temannya. 

Wendi yang mendengar itu langsung memelototinya, "ADIK KELAS?! GUE KELAS 12, GUE SENIOR!" teriaknya. Gadis itu terkejut dan langsung mendongak dan melihat siapa yang dia tabrak, dia ingin mengatakan sesuatu tetapi tatapan Wendi membuatnya ketakutan.

Ivan dan Ruben saling pandang dan berusaha menahan tawa. Ivan dengan cepat menghampiri Wendi dan menyeretnya ke kantin, menghilang dari pandangan gadis itu sebelum Wendi bisa marah-marah lebih lanjut. Wendi benci disebut tua tetapi begitu seseorang mengira dia lebih muda dari umur aslinya, dia langsung ingin pingsan.

Ivan akhirnya berhenti di salah satu meja kantin. "Gue tau gue pendek, tapi masa iya gue dikira adik kelas." Wendi terdengar kesal, "Masa dia gak kenal gue? Masa dia gak tau kalau gue salah satu pemain basket paling terkenal di sekolah kita," ucap Wendi dengan nada kesal. 

The ValedictorianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang